Ketua Dewan Penyantun Pengurus Pusat Masyarakat Ekonomi Syariah (MES) Arsjad Rasjid menyatakan, potensi ekonomi dan keuangan syariah di Indonesia yang sangat besar harus diperkuat dengan inovasi berbasis teknologi digital.
Disebutkan Arsjad, melalui transformasi digital, Indonesia bisa makin memperkokoh perannya dalam pengembangan ekonomi syariah di kancah dunia.
“Potensi ekonomi syariah Indonesia yang membentang luas mulai dari industri halal, keuangan Islam, pendidikan Islam, keuangan sosial, juga ekonomi berbasis komunitas, harus ditopang dengan transformasi teknologi digital yang kuat,” kata Arsjad Rasjid yang juga Wakil Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Bidang Penguatan Pengusaha Nasional ini.
Penguatan teknologi digital, lanjut Arsjad, juga bisa dimanfaatkan untuk menganalisis data guna merumuskan kebijakan yang tepat sasaran. “Ditopang dengan transformasi digital, upaya peningkatan kesejahteraan umat serta strategi untuk menumbuhkan ekosistem ekonomi syariah bisa dirumuskan secara tepat,” ungkap Arsjad.
Ditambahkan Presiden Direktur PT Indika Energi Tbk ini, dengan potensi yang dimilikinya, Indonesia juga bisa meraih peluang untuk menjadi produsen sekaligus eksportir produk halal terbesar di dunia.
Sebagai negara dengan populasi muslim terbesar yang mencapai 229 juta jiwa, Indonesia merupakan pasar yang besar bagi produk muslim. Angka tersebut merupakan 87,2 persen dari populasi penduduk Indonesia yang berjumlah 276,3 juta jiwa atau 12,7 persen dari populasi muslim dunia.
Berdasarkan data dari State of Global Islamic Economic Report 2020-2021, tingkat konsumsi masyarakat muslim dunia mencapai USD 2,02 triliun, yang terserap di sektor makanan, farmasi, kosmetik, mode, perjalanan dan mediaatau rekreasi halal. Tingkat konsumsi tersebut diproyeksikan akan meningkat hingga USD 2,4 triliun pada 2024, dengan tingkat pertumbuhan tahunan rata-rata sebesar 3,1 persen.
Sementara peringkat ekonomi syariah Indonesia, yang diukur berdasarkan Indikator Ekonomi Islam Global, juga mengalami kenaikan. Pada 2019 lalu, Indonesia menduduki peringkat keempat dunia setelah Malaysia, Arab Saudi, dan Uni Emirat Arab.
“Ditopang sumber daya, serta penguatan sektor industri yang terus dilakukan pemerintah, saya optimistis potensi ini dapat tumbuh secara optimal,” terang Arsjad. (NAD)