Calon ketua umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia periode 2021-2026, Arsjad Rasjid mengungkapkan, untuk menjawab tantangan dunia usaha yang berubah cepat, melakukan transformasi teknologi digital adalah sebuah keniscayaan. Selain membantu memudahkan pola kerja di dalam perusahaan, langkah ini juga akan memperkuat ketahanan bisnis.
Karena itu, menurut Arsjad, investasi di bidang teknologi mutlak diperlukan. “Investasi di bidang teknologi digital tidak akan sia-sia kalau kita bisa mempelajarinya dan mendapatkan nilai tambah dari teknologi tersebut,” kata Arsjad Rasjid yang juga Presiden Direktur PT Indika Energy Tbk, Jumat (28/5).
Dicontohkan Arsjad, langkah ini turut dilakukan salah satu perusahaan kontraktor batubara di bawah Indika Energy, Petrosea. Pada 2018, di tengah tantangan berat yang dihadapi, Arsjad dan tim memutuskan untuk melakukan transformasi digital di perusahaan tambang tersebut dengan harapan bisa menurunkan biaya operasional secara keseluruhan.
“Kami menerapkan real-time crew management, road analyzer, real-time fuel optimizer, predictive maintenance, dan lain-lain. Kami menerapkan Industri 4.0 di dunia tambang, dan terbukti berdampak terhadap performance yang sangat positif,” terang Arsjad.
Dari contoh kasus tersebut, lanjut Arsjad, hal tersulit untuk menerapkan transformasi teknologi digital bukanlah terbatasnya human capital atau sulitnya memahami sistem, melainkan change management.
“Sebagai pemimpin, kita harus bisa menggerakan roda organisasi untuk bersama-sama mempercayai mimpi untuk melakukan digitalisasi. Apabila kita optimistis dan bisa mengubah mindset, saya percaya teknologi digital akan menjadi kekuatan yang sangat besar pada saat ini dan di masa mendatang,” lanjutnya.
Atas dasar itu pula, Arsjad berkomitmen akan terus mendorong para pelaku usaha dalam berbagai skala usaha untuk membuka diri terhadap perubahan, khususnya terkait teknologi digital.
Langkah itu, ungkap Arsjad, bisa dimulai dari hal kecil. Hingga kemudian para pelaku usaha akan merasakan manfaat transformasi, proses bisnis yang tersama rumit bisa disimplifikasi. “It all starts small and small gets big,” ujar Wakil Ketua Umum Kadin Indonesia Bidang Pengembangan Pengusaha Nasional ini. (ANA)