Saat ini, keberadaan ekosistem EV adalah langkah penting dalam upaya menanggulangi dampak perubahan iklim yang semakin mendesak.
Dengan 85% penduduk Indonesia yang merupakan pengguna motor, beralih dari kendaraan berbahan bakar fosil ke kendaraan listrik (EV) dapat menjadi strategi yang efektif dalam mencapai tujuan net zero emisi Indonesia pada tahun 2060.
Arsjad Rasjid menjelaskan mengapa ekosistem EV adalah langkah krusial yang tidak hanya menuju net zero, tetapi juga keberlanjutan alam dan planet kita.
Daftar Isi
EV adalah jawaban untuk masalah iklim dan lingkungan
Penjelasan Arsjad tentang pengembangan kendaraan listrik di Indonesia
EV adalah jawaban untuk masalah iklim dan lingkungan
EV atau electric vehicle adalah kendaraan yang menggunakan motor listrik sebagai penggerak utamanya. Produk ini dibuat untuk menggantikan mesin yang menggunakan bahan bakar fosil.
EV menggunakan baterai yang dapat di-charge atau isi ulang dengan menggunakan jaringan listrik. Adapun keunggulan inovasi kendaraan ini adalah efisiensi energi yang lebih tinggi, polusi udara yang lebih rendah, serta emisi gas rumah kaca yang lebih sedikit.
Dengan perkembangan teknologi, EV kini menjadi alternatif pilihan pengguna untuk mengurangi dampak kerusakan lingkungan dan menjadi bagian dari upaya global mencapai net zero emission (NZE).
Penjelasan Arsjad tentang pengembangan kendaraan listrik di Indonesia
Indonesia adalah negara dengan penduduk yang menggunakan motor tertinggi nomor 3 di dunia, setelah Thailand dan Vietnam. Yakni dengan 85% jumlah pengguna dari 233 juta jiwa penduduk.
Dengan potensi pasar yang besar ini, turut mendorong terbentuknya iklim pengembangan kendaraan listrik (EV) yang dapat menunjang Net Zero Emission di tahun 2060 nanti. Namun, seperti ekosistem lainnya, harus ada kesatuan tatanan pembentukannya.
Hal ini dimulai dari industri di bidang electric vehicle, termasuk komponen baterai dan fasilitas charging station. Pemerintah juga telah menyiapkan berbagai kebijakan hingga insentif untuk mendorong adopsi dan penggunaan kendaraan listrik di masyarakat, termasuk subsidi pembelian kendaraan listrik, pengurangan pajak untuk bahan baku, dan pembangunan infrastruktur untuk pengisian daya kendaraan listrik.
Sebagai presiden direktur Indika Energy, Arsjad juga mengatakan bahwa Indika Energy telah masuk ke dalam ekosistem ini lewat berbagai anak usahanya. Termasuk dengan inovasi motor listrik Alva yang secara fisik merupakan 100% buatan Indonesia.
Selain itu juga merambah ke bidang layanan penyewaan kendaraan niaga listrik melalui PT Kalista Nusa Armada (Kalista). Inisiatif ini dalam rangka mengikuti tren global untuk mengadopsi solusi yang lebih ramah lingkungan.
BACA JUGA: Motor Listrik Alva di Vatikan: Arsjad Rasjid Temui Paus Fransiskus
Dengan demikian ekosistem EV adalah hal yang sangat potensial untuk berkembang di Indonesia, serta bisa menjadi solusi signifikan untuk berbagai tantangan global seperti perubahan iklim. Semoga ke depannya hal ini semakin didukung dengan proses pembentukan dan pengembangan ekosistem yang baik antara pemerintah, industri dan masyarakat supaya bisa mencapai tujuan net zero emission serta menjaga keberlangsungan lingkungan dan planet yang kita tinggali.