Nama Royke Lumowa mencatatkan kisah perjalanan mengagumkan dengan bersepeda dari Jakarta hingga Paris selama 387 hari. Misi ini dilakukannya dalam misi melakukan kampanye “Cycling Anywhere to Save the Earth.”
Bertolak dari Monumen Nasional (Monas), Jakarta, pada 8 Juli 2023, mantan Dirlantas Polda Metro Jaya tersebut akhirnya merampungkan perjalanan di Club France, Grande halle de la Villette, Paris, pada 29 Juli 2024.
Aksi Royke Lumowa ini pun mendapat apresiasi dari Arsjad Rasjid yang juga berkesempatan untuk bertemu dengan pria usia 60 tahun tersebut. Selengkapnya perjalanan epik Royke akan kita bahas dalam kisah di bawah ini.
Daftar Isi
Profil Royke Lumowa dan perjalanan epik dari Jakarta ke Paris untuk bumi
Misi untuk kepedulian lingkungan dan dukungan terhadap kontingen Olimpiade
Sempat mengalami kendala dan tantangan dalam menjalankan misinya
Inspirasi dari perjalanan Royke Lumowa
Profil Royke Lumowa dan perjalanan epik dari Jakarta ke Paris untuk bumi
View this post on Instagram
Irjen Pol (Purn) Royke Lumowa, merupakan mantan Dirlantas Polda Metro Jaya. Pria kelahiran 16 September 1962 ini di usia ke 60 tahun, memutuskan melakukan misi yang luar biasa dan tidak biasa untuk ukuran usia serta batas fisik dan mentalnya.
Royke melakukan perjalanan dengan misi “Cycling Anywhere to Save the Earth,” dengan bersepeda dari Jakarta ke Paris, yang merupakan tuan rumah Olimpiade 2024. Dimulai pada 8 Juli 2023 dari Monas, Jakarta, ia menempuh 20.620,87 kilometer melintasi benua Asia dan Eropa. Melewati 44 negara selama lebih dari 1 tahun, atau tepatnya 387 hari, perjalanan tersebut berakhir di Paris pada 29 Juli 2024
Misi untuk kepedulian lingkungan dan dukungan terhadap kontingen Olimpiade
Saat melewati negara Asia dan Eropa, Royke konsisten menyebarkan awareness atau kesadaran global tentang pentingnya peran seluruh manusia untuk menjaga bumi dan lingkungan tempat tinggal mereka. Kampanye yang diusungnya ini bertujuan untuk meningkatkan perhatian terhadap isu-isu lingkungan dan keberlanjutan.
Royke tiba di Paris tepat sehari sebelum Olimpiade 2024 dimulai. Kedatangannya mendapat sambutan hangat dari sejumlah tokoh penting seperti Presiden Komite Olimpiade Prancis (NOC), David Lappartient, Ketua Umum Komite Olimpiade Indonesia (NOC Indonesia) Raja Sapta Oktohari, Vice President NOC Prancis, Joseph Pierre Luc Tardif dan Duta Besar Indonesia untuk Prancis, Mohamad Oemar.
Ia juga sempat bertemu dan saling berjabat tangan dengan Arsjad Rasjid setibanya di sana. Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia tersebut mengapresiasi semangat dan dedikasi Royke dalam menyampaikan pesan tentang sustainability lewat jalur olahraga sepeda di usianya yang tak muda lagi.
Bertepatan dengan gelaran Olimpiade 2024, Royke Lumowa tak lupa memberikan dukungan pada kontingen Indonesia yang berjuang mengharumkan nama bangsa lewat cabornya masing-masing.
“Aksi bersepeda saya ini untuk ikut menyukseskan Olimpiade 2024 dan mendukung perjuangan atlet Indonesia di Olimpiade Paris yang mana akhirnya sukses merebut dua medali emas. Serta ikut menyukseskan kampanye Indonesia menjadi tuan rumah Olimpiade 2036,” kata Royke dengan penuh semangat di Jakarta (12/8/2024).
Sempat mengalami kendala dan tantangan dalam menjalankan misinya
Lihat postingan ini di Instagram
Menempuh perjalanan panjang, Royke Lumowa bukannya tanpa kendala. Medan ekstrem di Tibet dengan elevasi 5.250 meter di atas permukaan laut dan kadar oksigen yang rendah menjadi salah satu tantangan besar yang dihadapinya.
Kendala keamanan dan keselamatan juga pernah ia alami ketika berada di Pakistan. Wilayah yang dilaluinya rawan dengan serangan teroris dan badai gurun, sehingga ia perlu mendapat pengawalan kepolisian setempat. Selain itu, cuaca ekstrem di Yunani dan Jerman juga sempat menjadi kendala.
Namun salah satu pengalaman yang hampir menjegal misinya adalah saat mengalami pencurian sepeda di Roma, Italia. Royke juga sempat kehilangan uang tunai di hotel dan beberapa barang di mobil saat berada di Iran.
Meski tidak muda, tetapi Royke Lumowa tetap gigih dan konsisten menuntaskan misi perjalanannya. Sesuatu yang tidak mudah dilakukan oleh seseorang ketika sudah mencapai usia lanjut, tetapi ia berusaha mengolah ketegangan dan emosi yang terjadi selama 387 hari tersebut.
“Patut disadari bahwa untuk melakoni medan berat penuh tantangan ini harus memiliki tiga syarat utama yaitu: Kekuatan (fisik dan mental), keberanian (untuk mengambil keputusan dengan segala resiko), dan (sedikit) gila (out of the box). Bila ketiga hal tersebut digunakan untuk menghadapi tantangan dan hambatan yang selalu menguras tenaga dan pikiran, maka akan berubah menjadi menyenangkan dan bahagia,” terang Royke.
Arsjad Rasjid juga sempat menunjukkan mobil yang menjadi supporting Royke Lumowa selama perjalanannya. Mobil yang di badan mobilnya tersemat foto-foto perjalanan purnawirawan jenderal dan nama Indika tersebut, senantiasa mendampingi sebagai bentuk dukungan atas aksi anak bangsa.
Inspirasi dari perjalanan Royke Lumowa
Dari petualangan fisik dan mental yang dilalui Royke Lumowa, Arsjad Rasjid mengatakan bahwa selama kita mau, maka kita akan bisa mencapai apa yang menjadi tujuan. Memang perjalanan ini terkesan sebagai misi yang ‘gila’, tetapi Arsjad menyebutnya sebagai ‘gila untuk kebaikan.
Perjalanan Royke menggambarkan kapasitas manusia dalam menghadapi segala rintangan. Di samping itu, semangatnya untuk membangun kesadaran sesama manusia tentang kelestarian bumi juga layak dicontoh.
BACA JUGA: Cerita Inspiratif Mohamed Salah yang Memberikan Pelajaran Tentang Pantang Menyerah
Ini merupakan pesan global di tengah modernisasi yang terus terjadi dan menjadi tantangan tersendiri bagi iklim kita. Sehingga bila ingin masa depan kita, anak dan cucu bisa lebih baik, maka mari bersama-sama menjaga bumi tempat kita berpijak ini sekarang dan nanti.