Memiliki sikap asertif merupakan modal penting dalam berbagai bidang, khususnya bila kita menjadi seorang pemimpin. Pesan ini disampaikan oleh Arsjad Rasjid kepada generasi muda dan produktif dalam salah satu event beberapa waktu lalu.

Seorang assertive leader bukan hanya tentang menyampaikan dan mengungkapkan statemen dengan tegas, tetapi juga tentang menghormati diri sendiri dan orang lain agar tidak selalu menjadi people pleaser.

Yuk sama-sama memahami tentang sikap asertif dari perspektif dan pengalaman Arsjad Rasjid di bawah ini.

Peran sikap asertif dalam membentuk seorang assertive leader

Asertivitas adalah keterampilan seseorang untuk menyampaikan dan mengekspresikan pikiran, perasaan atau kebutuhan secara jelas dan langsung dengan tetap menghormati batas-batas antara diri sendiri dan orang lain.

Bagi individu sikap ini membangun komunikasi yang lebih efektif, tanpa harus menjadi agresif atau pasif. Sedangkan dalam leadership atau kepemimpinan, asertivitas penting dalam menyampaikan visi misi kepada tim dengan tegas, tetapi tetap menghargai aspirasi dan masukan dari yang lain.

Pentingnya asertivitas dalam kepemimpinan

Ada beberapa alasan mengapa asertivitas penting dalam kepemimpinan seseorang. Berikut ini penjelasannya.

  1. Menciptakan lingkungan kerja yang jelas dan terstruktur. Saat pemimpin dapat menetapkan tujuan yang jelas dan tegas, tim dapat menerima arahan dengan tepat sehingga mengurangi kebingungan serta menjaga produktivitasnya.
  2. Menangani konflik dengan efektif. Asertivitas pemimpin dalam menghadapi konflik, memungkinkan solusi yang menguntungkan semua pihak dan semua orang dapat merasakan feedback yang memadai.
  3. Meningkatkan kepercayaan diri dan kredibilitas. Ketegasan seorang pemimpin dapat membantun kepercayaan tim akan kemampuan dan visi leader mereka. Ini penting untuk menciptakan hubungan kerja yang solid dan menjaga motivasi tim itu sendiri.

People pleaser dan pentingnya memberi batasan

Salah satu tantangan dalam menjadi seorang pemimpin adalah berusaha memenuhi ekspektasi semua orang, atau istilahnya adalah people pleaser.

Arsjad Rasjid mencontohkan bagaimana dalam prakteknya, seringkali pemimpin dihadapkan pada rasa tidak enak dan dilema dalam pengambilan keputusan, terutama dengan orang-orang yang secara pribadi juga dekat dengan mereka. Inilah salah satu bentuk kecenderungan people pleaser di kehidupan nyata.

Namun, Arsjad juga mengingatkan agar jangan menjadi pemimpin yang merasa perlu menyenangkan semua orang atau menghindari konflik demi perdamaian semu. Sikap asertif memang seringkali melibatkan keputusan sulit, tetapi diperlukan.

Oleh karena itu, penting bagi seorang pemimpin untuk menetapkan batasan agar dapat fokus pada tujuan dan kebaikan bersama. Selain itu, sikap tegas pemimpin dapat memelihara mereka dari kelelahan emosional serta menjaga keseimbangan dalam hal profesional maupun personal.

Menjadi pemimpin asertif yang tegas dan percaya diri

Asertivitas bukan hanya tegas dan mengabaikan pendapat orang lain. Saat menjadi seorang pemimpin, perlu keterampilan mendengarkan dan memahami perspektif anggota tim, serta membangun dialog yang konstruktif sehingga dapat saling menghormati.

Pahami bahwa keputusan kita tidak selalu bisa diterima atau menyenangkan orang lain. Namun selama hal tersebut telah dipertimbangkan dengan fair dan mewadahi aspirasi serta kebaikan bersama, maka seorang pemimpin telah memenuhi tanggung jawabnya sebagai leader yang bijak.

BACA JUGA: Peran Penting Pemimpin Perempuan dan Alasan Mengapa Mereka Semakin Dibutuhkan

Dengan terus melatih sikap asertif, baik dalam urusan personal maupun profesional, kita tidak hanya membangun empati. Namun juga menumbuhkan integritas dan kepemimpinan yang baik.

You may also like

More in News