JAKARTA – Pengusaha nasional Arsjad Rasjid menyambut baik atas rencana kerja sama Indonesia dengan Panama di bidang perdagangan dan investasi, yang difasilitasi oleh Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia.
Menteri Luar Negeri Panama Erika Mouynes mengunjungi Kadin untuk menawarkan peluang dagang dan investasi di Panama kepada pengusaha Indonesia. Menlu Mouynes juga mendorong dan mempromosikan Panama sebagai global hub untuk konektivitas maritim dan logistik.
Menurut Arsjad, upaya peningkatan hubungan dagang dan investasi Indonesia dengan Panama tentu sangat bagus. Para pengusaha Indonesia, katanya, memiliki peluang untuk ekspansi perdagangan dan investasi ke Panama, begitu pun sebaliknya.
“Ini perlu ditindaklanjuti,” ujarnya di Jakarta, (8/4).
Kata Arsjad, kerja sama ini saling menguntungkan kedua pihak, baik Panama maupun Indonesia. Semua peluang harus dijajaki, apalagi posisi Panama juga penting sebagai pintu masuk produk Indonesia ke pasar Amerika Selatan dan Amerika Tengah.
Dia mengungkapkan, pengusaha Panama juga dapat menanamkan modal di Indonesia di sejumlah sektor yang saat ini menjadi fokus Indonesia, seperti sektor transformasi digital, energi terbarukan, serta kesehatan. Terciptanya hubungan yang lebih erat antara Indonesia dan Panama ini sangat penting untuk ke depan.
Karena itu, Arsjad yang juga memimpin B20 (Business 20) akan mengundang pengusaha Panama untuk hadir pada rangkaian kegiatan B20 yang diselenggarakan di Indonesia. B20 merupakan forum dunia usaha dalam G20 – kelompok 19 negara dan Uni Eropa – yang saat ini dipimpin Indonesia melalui Kadin, seiring dengan posisi Indonesia sebagai Presidensi G20.
Arsjad menyampaikan bahwa selama ini ekspor Indonesia ke Panama mengalami peningkatan, walaupun sempat turun pada 2020. Namun pada 2021 nilainya yang US$91,1 juta, sudah lebih tinggi dibandingkan kondisi sebelum pandemi tahun 2019 yang sebesar US$83,7 juta. Komoditas yang dikirim ke Panama, antara lain produk peternakan, minyak nabati, alas kaki, kendaraan selain kereta, karet, mesin listrik dan produk optik.
“Walaupun impor Indonesia dari Panama juga naik, namun kita masih surplus,” paparnya.
Perkembangan ini, Arsjad menegaskan, menunjukkan bahwa kedua negara itu saling membutuhkan dan memiliki masa depan hubungan ekonomi yang baik. Masih terbuka beragam kesempatan dan Kadin telah mengambil posisi yang sangat tepat, yaitu menjadi mediator dalam hubungan ekonomi kedua negara.