Di berbagai ruang pemberitaan, banyak orang merasa khawatir dengan berkembangnya teknologi AI, singkatan dari Artificial Intelligence atau kecerdasan buatan yang merupakan bidang ilmu komputer. Pada dasarnya, teknologi AI ini digunakan untuk memecahkan masalah kognitif yang masih berhubungan dengan kecerdasan manusia yang biasanya mencakup tentang pembelajaran, pemecahan masalah, dan pengenalan pola.
Salah satu kekhawatiran manusia terhadap teknologi AI adalah perkembangannya yang begitu pesat. Ini karena banyak yang berpikir bahwa ada celah-celah di dunia kerja yang diambil alih oleh teknologi yang satu ini. Tapi apakah manusia bakal kalah dengan teknologi AI?
Vina Muliana, konten kreator populer yang juga merupakan pekerja di salah satu BUMN berbagi inspirasi tentang bagaimana kita bisa sejalan dengan teknologi canggih ini. Bahkan, AI juga bisa dimanfaatkan untuk memudahkan pekerjaan di lingkungan human resource.
Perkembangan teknologi kian pesat dan tak terbendung
Dalam perbincangan hangat di kanal YouTube Arsjad Rasjid, bertema Ngobrolin Karir, TikTok, dan Tips Mencari Kerja, Vina Muliana mengakui bahwa perkembangan teknologi saat ini bukan main pesatnya. Perubahan terjadi dengan sangat cepat, bahkan bisa terjadi dua tahun sekali sehingga mereka yang terlambat mengantisipasinya bisa tertinggal jauh di belakang.
Arsjad kemudian menimpali pernyataan Vina Muliana dengan menceritakan tentang teknologi yang berlaku saat ia masih bekerja, yaitu mesin faksimili.
“Waktu zaman saya itu pertama kali punya teknologi fax (faksimili). Waduh, senang banget karena bisa masukkan kopi, dikirim ke sana,” kata Presiden Direktur PT Indika Energy Tbk. tersebut.
Beberapa dekade yang lalu, faksimili memang menjadi andalan dalam berkirim informasi atau data. Teknologi ini juga bertahan dan menjadi andalan bagi para pekerja dalam waktu yang cukup lama. Kokoh tak tergantikan selama bertahun-tahun hingga akhirnya kemudahan tersebut diserobot oleh teknologi komputer.
Setelah kemunculan komputer, perkembangan teknologi menjadi kian pesat. Dengan kemampuan berpikir menggunakan mesin, para ahli pun berlomba menciptakan berbagai hal yang memudahkan kehidupan manusia, termasuk AI.
Teknologi AI, ancaman atau teman?
Kembali lagi ke awal, AI membuat banyak orang ketar-ketir karena khawatir kemampuannya yang terus berkembang. Beberapa lapangan pekerjaan manusia pun sudah mulai digusur oleh kecerdasan buatan ini dan dikhawatirkan akan terus bertambah di waktu mendatang.
Namun Vina Meliana melihat perkembangan teknologi AI sebagai hal yang bermanfaat, termasuk di bidang kerja human resource. Misalnya dalam sorting kandidat untuk penerimaan karyawan baru. Dari ratusan atau ribuan CV yang masuk, tinggal gunakan AI untuk melakukan pencocokan data sehingga menghemat waktu lebih banyak ketimbang harus periksa surat lamaran satu per satu.
“Jadi ada software yang kemudian mereka sudah bisa lihat, mana kira-kira CV yang match to the position. Kemudian ada beberapa juga yang untuk wawancara tingkat awal dia nggak wawancara sama orang. Wawancaranya kayak sama orang yang ada di laptop.” jelas Vina.
Perkembangan teknologi AI di dunia HR ini membuat Arsjad Rasjid terhenyak. Ia membayangkan, apa yang bakal terjadi dalam lima atau 10 tahun mendatang. Namun menurut Vina, mau tidak mau manusia harus bergerak sesuai zaman. Pilihannya hanya ada dua, berjalan bersama dengan perkembangan teknologi atau tertinggal. Karena itu, sudah waktunya bagi manusia untuk mengembangkan skill dengan belajar tentang teknologi AI ini.
“Jadi nggak melihat itu (teknologi AI) sebagai ancaman, tapi sebagai opportunity” jelas pemenang Abang None Jakarta 2014 tersebut.
BACA JUGA: Bagaimana Pekerjaan Masa Depan dengan Adanya AI? Begini Pendapat Arsjad
Apakah teknologi AI itu ancaman bagi dunia kerja atau justru bisa menjadi teman? Masing-masing dari kita tentu memiliki opini sendiri. Tetapi dengan menyisakan dua pilihan di atas, tertinggal atau maju bersama teknologi tersebut, tentunya opsi satu-satunya bagi manusia agar tetap survive hanya ada satu, yaitu belajar dan tingkatkan kemampuan yang selaras dengan kecerdasan buatan.
Sudah siap?