Salah satu kekhawatiran manusia terhadap semakin canggihnya teknologi adalah nasib tentang pekerjaan masa depan. Semakin hari, semakin banyak bidang-bidang yang sebelumnya ditangani manusia namun kini beralih kepada Artificial Intelligence (AI).
Secara singkat, AI merupakan simulasi dari kecerdasan manusia. Nah, bila kita menggunakan otak sebagai pusat kecerdasan kita, AI memakai mesin, utamanya adalah sistem komputer. Tentu saja, dengan sistem komputer yang kecerdasannya di atas manusia dan memiliki level kesalahan yang lebih rendah, semakin banyak perusahaan yang antri untuk menggunakan AI untuk merakit mesin, sebagai tenaga marketing, menemukan cadangan batu bara untuk perusahaan tambang, hingga menghadirkan solusi di tingkat kepemimpinan perusahaan..
Apakah ini pertanda bahwa akan semakin banyak manusia yang jobless, terkalahkan dengan komputer? Arsjad Rasjid menjawab, TIDAK. Tetapi kita harus tahu kita-kita tantangan tantangan apa saja yang bisa kita kerjakan secara berdampingan dengan kecerdasan buatan di masa depan.
Chat GPT, kemampuan AI terbaru yang mengagumkan
Arsjad Rasjid merupakan satu dari sekian banyak manusia yang concern dengan perkembangan teknologi. Apalagi ketika melihat fakta bahwa semakin banyak pekerjaan-pekerjaan manusia yang diambil alih oleh tenaga komputer.
Mengawali sharing-nya tentang potensi kerja di masa depan, Presiden Direktur PT Indika Energy Tbk, ini mengingatkan tentang satu terobosan teknologi terbaru bernama ChatGPT. Ini adalah kecerdasan buatan yang diramu dari OpenAI. Yang menarik, kecerdasan ChatGPT ini memberi daya tarik tersendiri dan mendapatkan satu juta user hanya dalam waktu lima hari saja.
“ChatGPT pun dianggap sebagai juga kini dianggap sebagai “The New Google” atas kemampuannya menjawab pertanyaan yang akan kita ajukan,” terang Arsjad.
Tak hanya sekadar menjawab pertanyaan, Arsjad Rasjid juga kagum dengan kemampuan-kemampuan luar biasa dari Chat GPT ini.
“Membuat teks pidato, marketing plan, coding, jadi personal assistant, dan lainnya yang bisa dikerjakan oleh sistemnya,” lanjut Ketua KADIN Indonesia ini.
Mengagumkan namun juga menimbulkan kekhawatiran
Melihat kemampuan dari ChatGPT pasti bikin kagum banyak orang. Semakin banyak pekerjaan sulit yang bisa dituntaskan oleh kecerdasan buatan ini. Bukan tidak mungkin kemampuan ChatGPT akan terus berkembang menjangkau berbagai sektor kebutuhan masyarakat.
Lalu, bila kemampuan teknologi terus berkembang, bagaimana dengan dunia kerja manusia? Padahal setiap tahunnya ada pertumbuhan angka pencari kerja. Bila segala hal bisa dikerjakan sistem komputer, bagaimana peluang karir kita di masa depan?
Teknologi canggih justru bermanfaat bagi kita?
“Banyak orang yang khawatir Artificial Intelligence seperti ini akan menggantikan pekerjaan copywriter, marketer, akuntan, dan beragam profesi lainnya,” ungkap Arsjad.
Namun dengan perkembangan teknologi yang pesat, Arsjad Rasjid mengingatkan sisi baiknya. Justru di balik kekhawatiran, kemampuan tersebut bisa memberi harapan bagi manusia untuk membuka atau menciptakan lapangan kerja baru.
“Perkembangan teknologi seperti ini juga akan menciptakan pekerjaan-pekerjaan yang baru dan skill yang baru,” jelasnya.
Teknologi baru akan ciptakan lapangan kerja baru
Pemikiran Arsjad Rasjid ini berpedoman pada sebuah publikasi ilmiah yang berjudul, ‘Artificial Intelligence and the Future of Work: A Functional-Identity Perspective. Ia kemudian mencoba menarik ke belakang di mana manusia baru pertama kali mengenal komputer. Dari komputer masyarakat kemudian bersentuhan dengan internet. Lalu dari internet kita memiliki jenis-jenis pekerjaan baru.
Bagi Arsjad, ledakan teknologi yang begitu pesat tak hanya memberi dukungan terhadap kinerja namun juga semakin memudahkan kita dalam menyelesaikan setiap tantangan di dunia kerja.
BACA JUGA: Arsjad Rasjid: Dari Bisnis Batu Bara Menuju Energi Hijau
“Pertumbuhan teknologi akan meningkatkan produktivitas dan efisiensi,” kata Arsjad Rasjid sambil menutup sharing-nya tentang peluang bekerja di masa depan.
Setuju dengan pendapat Arsjad Rasjid?