Growth mindset atau pola pikir untuk mengembangkan diri adalah modal penting bagi pengusaha muda dalam membangun bisnisnya. Terutama ketika berhadapan dengan situasi yang sulit atau mengalami kegagalan.
Seperti yang dikatakan Arsjad Rasjid, “Jika sedang merasa gagal atau kalah, jangan diam dan terpuruk dari kesedihan. Justru, inilah saatnya kita bisa comeback stronger dengan fokus hanya pada hal-hal yang memang berada dalam kendali kita.”
Di momen kritis inilah growth mindset nantinya akan sangat berperan menentukan keberlanjutan usaha. Jika Anda sedang atau akan merintis usaha, penting untuk mengembangkan pola pikir dan bagaimana cara membangun mindset tersebut sebagai modal penting dalam berbisnis. Mari kita simak selanjutnya.
Daftar Isi
Pengertian growth mindset
Growth mindset vs fixed mindset
Manfaat memiliki pola pikir mengembangkan diri sebagai pengusaha
1. Berani bereksplorasi
2. Mudah menerima kritik dan masukan
3. Tidak takut kegagalan dan terlatih memecahkan masalah
Strategi membangun growth mindset bagi pengusaha
1. Belajar menerima kegagalan ala Arsjad Rasjid
2. Membuka diri terhadap tantangan dan persaingan
3. Penerimaan diri dan berpikir lebih realistis
Pengertian growth mindset
Growth mindset adalah keinginan untuk mengembangkan diri. Dalam pandangan individu yang memiliki growth mindset bakat dan kemampuan yang ada sejak lahir masih perlu diasah.
Ciri khas individu dengan pola pikir yang berkembang antara lain menyukai tantangan dan tidak takut gagal. Hal inilah yang membuat mereka lebih produktif, cepat belajar dan mudah menerima masukan.
Namun berkebalikan dari growth mindset, Carol Dweck dalam bukunya yang berjudul Mindset: The New Psychology of Success oleh Carol Dweck, mengenalkan kita pada fixed mindset yang justru dapat menjadi penghambat kesuksesan.
Growth mindset vs fixed mindset
Fixed mindset atau pola pikir menetap adalah keyakinan individu akan bakat dan kemampuannya sejak lahir sebagai hal yang menetap. Akibatnya, individu tersebut merasa cukup dan tidak perlu lagi mengembangkan diri sepanjang hidupnya.
Ciri khas individu yang memiliki fixed mindset antara lain menghindari risiko dan memilih berada di zona nyaman. Alhasil, pertumbuhan diri mereka akan cenderung stagnan, dan mengalami kesulitan ketika menghadapi masalah atau kegagalan.
Dari perbedaan keduanya, kita bisa memahami growth mindset adalah modal penting pengusaha agar lebih adaptif menjawab tantangan kehidupan. Terutama dalam mengelola sebuah bisnis yang penuh risiko dan rawan kegagalan.
Manfaat memiliki pola pikir mengembangkan diri sebagai pengusaha
Bila seorang pengusaha mau menerapkan growth mindset, maka ia sedang berinvestasi terhadap kesuksesan. Sebab, pola pikir yang terbuka akan pengembangan diri ini dapat memberikan manfaat sebagai berikut.
1. Berani bereksplorasi
Dengan mengembangkan pola pikir ini, pengusaha jadi tertantang untuk berinovasi dan bereksplorasi. Karakter ini sangat penting dan diperlukan oleh pemilik bisnis untuk mengembangkan produk dan usahanya.
2. Mudah menerima kritik dan masukan
Pengusaha yang memiliki growth mindset juga menjadi lebih terbuka pada kritik dan masukan, baik dari sesama rekan, tim maupun konsumennya. Dengan begitu, ia bisa melakukan perbaikan dan peningkatan dari sisi pribadi maupun bisnisnya.
3. Tidak takut kegagalan dan terlatih memecahkan masalah
Terakhir, pengusaha jadi lebih bisa melihat kegagalan sebagai pembelajaran. Serta, terlatih menemukan solusi untuk mengatasi masalah Caranya dengan tidak berhenti mencoba dan bangkit dari situasi sulit tersebut.
Dengan adanya growth mindset, pengusaha dapat menghadapi perkembangan dunia usaha dan persaingan di dalamnya. Pertanyaannya, apakah kita sudah memiliki mindset tersebut? Bila belum, adakah cara untuk mengembangkannya?
Strategi membangun growth mindset bagi pengusaha
Kabar baiknya, tidak ada kata terlambat untuk belajar. Termasuk bagi pengusaha yang ingin membangun growth mindset sebagai usaha mengembangkan diri dan bisnisnya.
Berikut ini cara yang bisa kita lakukan untuk mengasah pola pikir kita sehingga lebih terbuka dan adaptif.
1. Belajar menerima kegagalan ala Arsjad Rasjid
Kegagalan adalah pelajaran berharga yang bisa membuat kita mengembangkan growth mindset.
Dalam postingan Instagramnya, Arsjad beberapa kali membagikan tips untuk menghadapi kegagalan dengan beberapa pendekatan.
- Menerima kegagalan dengan filosofi stoicisme. Dengan ilmu dari filsafat Yunani ini, kita bisa belajar tentang dikotomi kendali (apa yang bisa kita kontrol dan apa yang ada di luar kontrol kita). Ikhlaskan penyebab kegagalan yang berada di luar kendali kita, dan fokus untuk menemukan motivasi dan pembelajaran dari pengalaman tersebut.
- Melakukan refleksi atau renungan. “Kita refleksikan apa yang salah, bangkit dengan tekad yang lebih kuat, dan berpikir lebih cermat,” ucapnya.
2. Membuka diri terhadap tantangan dan persaingan
Dengan melatih pikiran ke arah yang lebih positif, seorang pengusaha bisa lebih terbuka pada setiap tantangan dan persaingan di dunia usaha.
Contohnya ketika pesaing berinovasi dengan produk baru, maka pengusaha dengan growth mindset akan tertantang untuk membuat terobosan lainnya.
3. Penerimaan diri dan berpikir lebih realistis
Kemampuan menerima diri sendiri dan menurunkan ekspektasi, ternyata berpengaruh pada proses melatih pola pikir.
Penerimaan diri yang baik membuat kita lebih mengenali potensi diri yang dimiliki. Serta menerapkan standar yang lebih realistis untuk berproses dan mencapai sesuatu.
Dengan menerapkan beberapa cara di atas, harapannya pengusaha bisa memaksimalkan kapasitas mereka untuk menghadapi tantangan dalam dunia usaha.
BACA JUGA: Tips Teruntuk Freshgraduate oleh Arsjad Rasjid
Intinya, dengan growth mindset, kita dituntut untuk terus berkembang menjadi orang yang agile dan adaptable. Kita harus selalu berusaha memperkuat pola pikir kita untuk bisa mengatasi tantangan yang datang silih berganti di dunia bisnis.