Marah-marah merupakan respon yang kurang ideal untuk menghadapi permasalahan kinerja tim. Hal ini menjadi pegangan penting bagi mereka yang berada pada posisi pemimpin, manajer atau supervisor.

Arsjad Rasjid memahami bagaimana posisi manajer kerap berada di antara tuntutan atasan dan tanggung jawab terhadap kinerja tim. Posisi tersebut tidak jarang menyebabkan manajer atau supervisor seringkali merasa burnout.

Selain marah-marah, ada cara lain yang lebih elegan dan efektif untuk melakukan evaluasi terhadap kinerja tim. Dengan metode ini, seorang manajer dapat merespon dengan profesional dan menekan kecenderungan stres di tempat kerja. Yuk, simak tips dari Arsjad berikut ini.

Marah-marah dan fenomena stres di tempat kerja

Berdasarkan riset yang dilakukan perusahaan Gallup, ditemukan adanya peningkatan yang konsisten terkait tingkat stres, marah dan kecemasan di tempat kerja dalam 10 tahun terakhir.

Menjadi seorang leader memang perlu memiliki manajemen emosi, terutama dalam menghadapi situasi krisis. Meski demikian, merasakan emosi, lelah dan burnout adalah hal yang manusiawi. Oleh sebab itu, tidak ada salahnya untuk mengambil waktu sejenak untuk melakukan refleksi diri dan menenangkan pikiran sejenak.

Arsjad menekankan pentingnya pengendalian diri, terutama saat menegur subordinate atau anggota tim yang melakukan kesalahan kerja. Memarahi mereka di depan umum bukanlah bentuk tindakan yang efektif, karena dapat menimbulkan ketegangan dan ketakutan alih-alih mereka memahami kesalahan dan solusi untuk perbaikannya.

Di samping itu, cara memarahi karyawan di depan umum dapat menggambarkan kepemimpinan yang toksik dan kurang sehat untuk membangun tim yang solid.

Pentingnya Constructive Criticism

Sebagai figur yang memiliki pengalaman kepemimpinan, Arsjad Rasjid menganjurkan pentingnya constructive criticism. Atau lebih kita kenal dengan istilah kritik yang membangun.

Cara ini mencerminkan proses evaluasi dengan cara memberikan masukan yang fokus pada perbaikan dan pengembangan karyawan. Sehingga tidak terkesan sekedar menyalahkan kinerja tim.

Teknik memberikan feedback secara efektif

Metode constructive criticism bisa lebih efektif dibanding memarahi karyawan di depan umum. Berikut ini beberapa kunci penerapan menegur atau mengkritik subordinate tanpa menurunkan moral dan produktivitasnya.

  • Evaluatif: Berikan masukan yang bersifat evaluasi, bukan direktif yang memberikan perintah secara langsung. Dengan pendekatan tersebut, membantu tim untuk lebih memahami letak kesalahan dan bagaimana cara memperbaikinya.
  • Fokus pada solusi: Alih-alih menyalahkan, fokus pada inti permasalahan dan solusi konkret. Cara ini membantu penyelesaian masalah yang lebih profesional dan menghindari subjektivitas atau keterlibatan emosi yang tidak perlu.
  • Perbaikan dan pengembangan: Kesalahan juga dapat menjadi sarana untuk pembelajaran. Bantu tim untuk belajar dan berkembang sehingga terbentuk lingkungan kerja yang positif dan menunjang pertumbuhan secara profesional.

Dalam melakukan teguran, kritik maupun evaluasi, fokus utamanya adalah membantu tim kita untuk memahami dan bertumbuh. Hindari menggunakan momen tersebut untuk melampiaskan emosi tanpa memberikan alasan yang jelas.

BACA JUGA: Apa Itu Crab Mentality? Cek Tanda-Tanda dan Cara Lepas dari Sindrom Ini

Dengan constructive criticism, kita juga mengedukasi tentang cara berkomunikasi yang profesional dan terarah. Sehingga dapat membangun hubungan yang lebih solid dan sehat dengan tim kita.

You may also like

More in News