Di berbagai kesempatan, Arsjad Rasjid selalu menyampaikan optimismenya bahwa dalam beberapa dekade ke depan, ASEAN akan menjadi pusat stabilitas dan ekonomi dunia. Kepercayaan diri tersebut bukan hanya omongan belaka. Dengan membawa mandat sebagai Ketua ASEAN Business Advisory Council (ASEAN-BAC), Arsjad Rasjid terus melakukan berbagai upaya untuk meningkatkan kesadaran kepada setiap negara di kawasan Asia Tenggara lewat semangat ASEAN Matters: Epicentrum of Growth.
Mimpi tersebut bukan tidak mungkin bisa diraih. Indonesia merupakan anggota negara-negara G20. Bahkan Presiden RI Joko Widodo menjadi undangan di pertemuan negara-negara G7 sebagai suara dari negara-negara berkembang. Momentum ini merupakan bukti kepercayaan dunia terhadap Indonesia dan harus dimanfaatkan sebaik mungkin untuk membangkitkan perekonomian ASEAN.
Roadmap menuju ASEAN sebagai pusat stabilitas dan ekonomi dunia
Salah satu yang kini menjadi bagian dari agenda Arsjad Rasjid sebagai Ketua ASEAN-BAC adalah melakukan roadshow ke negara-negara ASEAN sebagai langkah untuk meningkatkan kesadaran terhadap hebatnya Asia Tenggara. Bersama-sama, Arsjad Rasjid ingin menciptakan sebuah roadmap menuju ASEAN sebagai pusat stabilitas dan ekonomi dunia di tahun 2045 mendatang.
Ke depan, roadmap tersebut bisa menjadi tuntunan dalam memuluskan jalan ASEAN menjadi pusat pertumbuhan yang berinovasi menuju inklusivitas yang lebih besar, seperti memperkuat sentralitas, memanfaatkan solusi inovatif, dan memberikan advokasi inklusivitas bagi peningkatan ketahanan wilayah.
“No one left behind”
Pada Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Asean ke-42 di Labuan Bajo, Kabupaten Manggarai, Provinsi Nusa Tenggara Timur beberapa waktu lalu, Arsjad Rasjid menyampaikan bahwa ASEAN-BAC bersama rekanan akan terus melakukan berbagai langkah untuk meningkatkan perdagangan, investasi, hingga penciptaan lapangan kerja.
“ASEAN-BAC bersama para mitra terus berinovasi dalam penyusunan roadmap sehingga akan mewujudkan ASEAN sebagai kawasan yang stabil, damai, dan menjadi pusat stabilitas dan ekonomi dunia pada tahun 2045 mendatang,” ungkap Arsjad.
Arsjad Rasjid juga mengungkapkan bahwa semangat untuk maju ini adalah untuk kepentingan bersama, khususnya negara-negara dan masyarakat yang berada dalam lingkup ASEAN. Hal ini termasuk juga untuk Timor Leste yang secara prinsip telah diterima sebagai anggota baru berdasarkan hasil KTT ASEAN di Phnom Penh, Kamboja. Ia mengatakan dengan kalimat yang tegas bahwa semua bergerak bersama, tanpa ada satu pun yang dibiarkan tertinggal.
“No one left behind, seluruh ASEAN akan tumbuh bersama tanpa terkecuali, untuk dapat menjadi bagian dalam perjalanan ASEAN sebagai pusat pertumbuhan ekonomi dunia,” tutur Arsjad.
ASEAN-BAC akan terlibat secara penuh dalam mewujudkan cita-cita tersebut dengan berbagai dukungan yang bisa mereka berikan. Salah satu konsistensinya adalah dengan memberikan berbagai masukan strategis dan umpan balik dari sektor swasta kepada para pemimpin ASEAN. Tujuannya demi meningkatkan integrasi ekonomi regional yang lebih kuat, mempromosikan legasi proyek-proyek yang berdampak langsung, dan jangka panjang.
Cita-cita bersama yang membutuhkan dukungan para pemimpin Asia Tenggara
Dengan dukungan total dari ASEAN-BAC, diharapkan setiap negara dan elemen masyarakatnya semakin mudah dalam mewujudkan ekonomi kawasan yang sangat terintegrasi dan kohesif, mendukung pertumbuhan ekonomi dengan meningkatkan perdagangan, investasi, dan penciptaan lapangan kerja, serta mempersiapkan diri untuk setiap tantangan dalam peningkatan kapasitas dan perubahan global.
Dalam pernyataan yang ia bagikan di media sosial Instagram miliknya, Arsjad Rasjid menginformasikan bahwa ASEAN-BAC merupakan wakil sektor bisnis ASEAN. Tak hanya mendukung untuk mewujudkan ASEAN sebagai sentral ekonomi dunia, ASEAN-BAC pun juga membutuhkan dukungan agar mimpi akan ASEAN yang damai, maju, inklusif dan berkelanjutan bisa dicapai.
“Kami mewakili sektor bisnis ASEAN mengharapkan adanya langkah yang konkret, kolaborasi erat, antara pemerintah dan sektor bisnis. Dengan kolaborasi bersama-sama, kita bisa mewujudkan ASEAN sebagai kawasan dengan pusat pertumbuhan ekonomi yang damai, inklusif, dan berkelanjutan,” tulis Arsjad saat membagikan berbagai momen penting pada pertemuan tersebut di Instagram-nya.
Tak hanya Arsjad Rasjid, Wakil Ketua ASEAN-BAC, Bernardino Vega juga menyatakan siap memberikan dorongan yang lebih kuat dalam mewujudkan ASEAN sebagai pusat stabilitas dan ekonomi dunia.
“Kami terus berupaya memajukan agenda pasar tunggal melalui komitmen yang tinggi di bidang perdagangan barang, dan melalui suatu penyelesaian efektif hambatan non-tarif, integrasi lebih mendalam di bidang perdagangan jasa, serta melalui pergerakan investasi, pekerja terampil, pelaku usaha, dan modal secara lebih lancar,” jelas Vega.
Ada berbagai jenjang yang direkomendasikan ASEAN-BAC kepada pemerintah dalam mempercepat proses menuju ASEAN sebagai pusat stabilitas dan ekonomi dunia. Mulai dari isu transformasi digital, pembangunan berkelanjutan, ketahanan kesehatan, ketahanan pangan, serta fasilitas perdagangan dan investasi.
Isu-isu tersebut akan berhubungan erat dengan legacy project yang dimiliki oleh ASEAN-BAC, seperti ASEAN QR Code, Marketplace Lending Platform, Wiki Entrepreneur, ASEAN Net Zero Hub, Carbon Center of Excellence, ASEAN One Shot Campaign, Inclusive Closed-Loop Model for Agricultural Product, dan ASEAN Business Entity.
Fokus utama dan legacy project pendukung dari ASEAN-BAC
Disampaikan oleh Gil Gonzales selaku Sekretariat ASEAN-BAC, fokus utama dan legacy projects siap memberi impact yang sangat besar bagi pertumbuhan ekonomi Asia Tenggara. Karena itu, dibutuhkan konsistensi dan perhatian dari para pemangku kebijakan, terutama para pemimpin negara.
“Lima area fokus utama dan delapan legacy project ini yang memiliki relevansi signifikan dan berdampak luas bagi komunitas ASEAN. Ini yang pada akhirnya ASEAN-BAC dorong saat bertemu dengan para kepala negara ASEAN,” kata Gil Gonzales selaku Sekretariat ASEAN-BAC.
BACA JUGA: Investasi Penurunan Emisi Karbon dan Kesehatan di ASEAN, Ajakan Arsjad Kepada Pengusaha Inggris
Pada pertemuan tersebut, ASEAN-BAC berkesempatan untuk tatap muka dengan berbagai kepala negara ASEAN, seperti Indonesia, Filipina, Kamboja, Laos, Vietnam, Sekretariat ASEAN, dan Timor Leste sebagai undangan. Sementara yang tidak dapat hadir mewakilkan kepada menteri-menterinya.