News

Ngobrol Bareng Arsjad, Helmy Yahya Cerita Perjalanan Karirnya dari STAN Hingga jadi Raja Kuis

arsjad rasjid ngobrol bareng helmy yahya

Di balik acara kuis di televisi, hampir selalu ada nama Helmy Yahya. Pria berkacamata ini memang dikenal oleh publik pecinta layar kaca Indonesia sebagai produser show kuis bermutu. Bukan hanya ramai di studio, namun juga memancing kehebohan bagi para penonton yang juga merasa seperti ikut bermain.

Meski tak lagi menjadi pembawa acara kuis di televisi, Helmy tetap produktif dalam menghibur rakyat Indonesia. Memanfaatkan digitalisasi, kini adik Tantowi Yahya ini berkecimpung di dunia kreatif sebagai Creator Digital untuk platform YouTube dan TikTok. Ia berbagi inspirasi lewat konten yang membahas isu-isu sosial, bisnis, dan edukasi yang ia kemas secara menarik.

Kali ini, Arsjad Rasjid yang mengundang Helmy Yahya untuk berbagi inspirasi tentang dirinya di kanal YouTube Arsjad Rasjid. Dalam tema ‘Bahas Suka Duka Industri Media Bareng Raja Kuis! | Coffee Break with Arsjad & Helmy Yahya’ salah satu obrolan asyik yang dibahas adalah tentang karir seorang Helmy, dari STAN hingga menjadi seorang Raja Kuis yang populer di mata masyarakat Indonesia.

Jalan terjal Helmy Yahya di usia muda

Mengawali bincang-bincang santai tersebut, Arsjad Rasjid mencoba mengulik latar belakang unik Helmy Yahya. Dari seorang lulusan STAN dan memiliki karir di Kementerian Keuangan justru berbelok arah ke dunia entertainment dan industri media.

Menjawab pertanyaan tersebut, Helmy mengatakan bahwa ‘kebetulan’ tersebut berawal dari kondisi kesehatan orang tuanya.

“Jadi, Bapak tidak punya duit. Sudah tua, sakit-sakitan, saya memprediksi Bapak itu tidak lama lagi usianya. Kakak belum ada yang jadi (bekerja). Tantowi (Yahya) pun masih belum jadi. Jadi saya pikir, saya harus cari sekolah yang di mana, gratis,” kata partner Alya Rohali saat menjadi presenter kuis ini.

Memilih STAN agar bisa meraih pendidikan tanpa bebani orang tua

Dengan semangat untuk bisa mandiri, tidak lagi dibiayai orang tua, akhirnya Helmy berhasil masuk di Sekolah Tinggi Administrasi Negara (STAN). Uniknya, ia tidak pernah memiliki keinginan untuk menjadi seorang akuntan. Keinginannya bersekolah dengan gratis semata karena tidak ingin memberatkan orang tuanya. Helmy kemudian mengingat kerja keras sang bapak yang hanya pedagang kaki lima, harus meminjam ke tetangga demi mengiriminya uang bulanan untuk bekal bersekolah di STAN.

“Kalau ingat itu nangis. Jadi Bapak itu bertahan hidup, sakit jantung, diabetes. Diantarkannya aku pas anak bungsunya itu sudah selamat (sampai bekerja), beliau pergi,” imbuhnya.

Dunia kesenian adalah passion Helmy

Meski diraih dengan penuh perjuangan, Helmy mengakui bahwa bersekolah di STAN dan bekerja sebagai Pegawai Negeri Sipil bukanlah passion-nya. Ia merasa bahwa dunianya ada di kesenian. Hal ini diawali saat masih bersekolah SMP dan SMA di Sumatera Selatan, di mana ia sering ikut lomba dan menjadi juara di bidang seni. Inilah salah satu faktor yang membuat dirinya merasa ada yang ‘kurang’ meski sudah memiliki karir di Kementerian Keuangan.

Selanjutnya, Helmy bercerita tentang perubahan karir dalam hidupnya. Dari seorang Pegawai Negeri Sipil dengan gaji tetap dan tunjangan, berubah menjadi seorang entertainer, masuk layar kaca dan dikenal oleh masyarakat Indonesia.

Helmy melanjutkan kisah hidupnya kepada Arsjad Rasjid, mengingat kembali ketika ia masih bersekolah di kawasan Purnawarman, Kebayoran Baru. Selama menempuh pendidikan ia sering terlibat dalam berbagai kegiatan, seperti pementasan musik.

Perubahan hidup Helmy Yahya dimulai saat bertemu Ireng Maulana

Salah satu pementasan yang dibesut oleh Helmy Yahya adalah Kampus Sunday Music. Inilah saat di mana ia bertemu para legenda musik jazz Indonesia, seperti Ireng Maulana dan Idang Rasjidi. Ada momen di mana Helmy membuat Ireng Maulana terkejut, yaitu ketika musisi tersebut bertanya mengenai jumlah personel EO untuk Kampus Sunday Music dan pria asal Palembang ini menjawab hanya enam orang. Dengan memanfaatkan ilmu keuangan dan akuntansi yang ia miliki, ia dan teman-temannya bisa lebih efektif dan efisien dalam menggelar acara tersebut.

“Akhirnya waktu saya menyusun skripsi, saya dilamar oleh beliau (Ireng Maulana) untuk mengurus manajemennya dia, Ireng Maulana Production. Saya menjadi accounting and finance manager, sekaligus jualan band-bandnya dia,” tutur Helmy Yahya.

Inilah awal karir Helmy Yahya di dunia entertainment. Bersama Ireng Maulana Production ia menghasilkan acara-acara menarik yang salah satunya adalah JakJazz. Menariknya, pekerjaan tersebut ia kerjakan bersama dengan proses penulisan skripsi.

Helmy mengakui, bekerja di dunia seni itu nagih. Di sinilah ia menemukan passion kerjanya. Terlebih lagi, sepertinya memang nasib yang memandu langkah Helmy Yahya di dunia hiburan Indonesia.

“Dari situ saya diperkenalkan ke Ani Sumadi karena Ireng Maulana All Stars dulu kan homeband-nya (acara kuis) Berpacu Dalam Melodi,” tukas Helmy.

Dari Berpacu Dalam Melodi, Helmy Yahya kemudian membantu kakaknya, Tantowi Yahya yang juga terjun di dunia entertainment. Ia dipercaya untuk menjadi bagian dari program-program Tantowi Yahya, seperti membuat soal kuis atau, menjadi floor director.

Dari STAN, lalu berbelok arah menjadi entertainer, akhirnya Helmy Yahya dikenal sebagai sosok yang selalu hadirkan show televisi yang seru dan ramai dalam berbagai acara kuis. Tak heran bila dirinya juga pernah disebut sebagai Raja Kuis atau Raja Reality Show. Arsjad juga menjelaskan bahwa seorang Helmy Yahya telah meraih 24 penghargaan pertelevisian.

Motivasi terbesar Helmy Yahya untuk raih kesuksesan

Ditanya mengenai motivasi yang mendorong kreativitas dan produksinya, Helmy Yahya mengatakan bahwa dirinya adalah pribadi yang terbiasa dalam pertarungan. Pengalaman masa kecilnya yang direndahkan karena pekerjaan orang tua yang hanya pedagang kaki lima menempa seorang Helmy Yahya untuk menjadi pribadi yang lebih ulet.

Ia kembali bercerita bahwa keluarganya dulu sebenarnya memiliki bisnis hiburan semasa masih bermukim di Indralaya, Sumatera Selatan, yaitu gedung bioskop tapi sayangnya ludes karena kebakaran. Dari bencana tersebut, sang Bapak kemudian memutuskan berpindah tempat ke Palembang. Pertarungan kehidupan yang keras itulah yang membentuk Helmy Yahya seperti saat ini. Salah satu motivasi yang membangkitkan semangat hidupnya adalah kalimat dari Tantowi Yahya yang mengatakan bahwa hanya diri sendiri yang bisa mengubah nasib.

“Itu yang membuat saya akhirnya belajar, belajar, belajar. Karena teman-teman saya nonton, main motor, (sementara) kita nggak punya. Jadi saya cuma belajar, itu yang membuat saya selalu menjadi nomor satu, juara umum, di mana pun saya sekolah,” tukas Helmy Yahya.

“Semangat itu akhirnya membuat saya harus menjadi yang terbaik di bidang apa pun. I love to be competitive” lanjutnya.

Hal itu juga yang membuatnya mantap meninggalkan karir di bidang pemerintahan dan mencari tantangan baru di industri kreatif. Di dunia hiburan pun tampaknya tantangan juga sukses dihadapi Helmy Yahya. Meski tak pernah membayangkan sebelumnya, berkat karya-karyanya, Helmy Yahya dielu-elukan sebagai Raja Kuis dan Raja Reality Show.

BACA JUGA: Tips dari Pak Win Kepada Mereka yang Ingin Menjadi Konten Kreator

Satu pesannya tentang menghadapi tantangan adalah belajar dari guru terbaik. Helmy Yahya mendapatkan banyak ilmu dari seorang Ani Sumadi. Dari pengalamannya bekerja bersama Ani Sumadi, mulai membawakan tas, bikin proposal kuis, menjadi pengarah, dan banyak hal lainnya, ia mendapatkan banyak pandangan tentang bagaimana menciptakan karya yang brilian dan menarik bagi penonton televisi Indonesia.

You may also like

More in News