Saat hantaman pandemi COVID-19 datang beberapa tahun lalu dunia, khususnya Indonesia, mendapat pengalaman yang sangat berharga tentang sistem kesehatan. Kita diajarkan mengenai pentingnya melakukan persiapan dalam menghadapi bencana yang bisa mengancam jiwa masyarakat.
Tak hanya dalam menghadapi virus atau penyakit, sistem kesehatan yang baik juga dibutuhkan dalam mempersiapkan sebuah negara menjadi tangguh dan maju. Hal ini disampaikan oleh Arsjad Rasjid dalam konten video terbarunya di media sosial Instagram. Ia mengatakan bahwa sangat penting bagi Indonesia untuk memiliki suplai sistem kesehatan yang baik.
Indonesia tergolong rentan terhadap produk-produk medis
“Tercatat, negara kita rentan terhadap kelangkaan produk medis,” kata Arsjad.
Rentannya sistem kesehatan di Indonesia ini mengakibatkan kerugian bagi masyarakat. Harga produk obat-obatan terasa begitu mudah naik atau langka di pasaran. Bahkan, menurut Arsjad hal ini sudah sering terjadi sebelum pandemi COVID-19.
“Menurut Global Biopharma Resilience Index yang dilaporkan oleh Cytiva tahun 2021, Indonesia ada di peringkat terbawah dari 20 negara,” imbuhnya.
Peringkat yang cukup mengkhawatirkan tersebut merupakan penilaian dari buruknya rantai pasok dan kecepatan produksi medis.
Penyebab dari rentannya sistem kesehatan di Indonesia
Menurut Arsjad, Indonesia berada di ranking terbawah Global Biopharma Resilience Index karena kurangnya kemampuan dan kapasitas produksi medis di Indonesia. Hal itu menyebabkan tingginya tingkat ketergantungan terhadap impor. Ini menjadi pekerjaan rumah yang harus segera diselesaikan Indonesia agar memiliki sistem kesehatan yang memadai untuk menjadi negara maju.
Indonesia memiliki aspirasi dalam menyambut 100 tahun kemerdekaan di tahun 2045 nanti. Keinginan tersebut adalah supaya bangsa kita bisa memproduksi 60% vaksin dan 40% alat kesehatan secara lokal, serta memiliki cadangan produk medis strategis.
Arsjad mengungkapkan bahwa Indonesia memiliki cita-cita agar dunia kesehatan bisa tangguh pada tahun 2045 nanti. Ia memiliki tiga langkah berani yang bisa kita lakukan untuk meningkatkan sistem kesehatan.
Memperbesar kapasitas produksi dalam negeri
Upaya pertama dalam meningkatkan sistem kesehatan kita adalah dengan memperbesar kapasitas produksi dalam negeri. Caranya adalah dengan memprioritaskan produksi produk dan alat medis ‘penting’ secara domestik, membangun rantai pasok secara menyeluruh; dimulai dari sumber bahan baku produksi hingga distribusi, riset, dan pengembangan, serta meningkatkan kualitas produksi dan kapasitas produk fitofarmasi (obat dari bahan alam).
Meningkatkan kemampuan produksi produk medis
Dalam meningkatkan kemampuan produksi produk medis, kita dituntut untuk bisa menjalin kemitraan dengan pemain asing terkemuka agar ada transfer pengetahuan dan teknologi. Selain itu, kita juga bisa memperkuat lingkungan riset dan pengembangan. Dalam hal ini adalah dengan melakukan pembaharuan fasilitas riset untuk mendukung kualitas dari hasil riset dan pengembangan yang dilakukan.
Membangun cadangan strategis untuk produk-produk medis
Langkah berani ketiga adalah dengan membangun cadangan strategis untuk produk-produk medis. Untuk melakukannya kita perlu menentukan daftar obat dan alat kesehatan yang dirasa penting. Selanjutnya kita bisa membangun persediaan strategis dari obat dan alkes tersebut.
Tak hanya itu, kita juga harus membangun manajemen persediaan yang kuat serta menegosiasikan perjanjian suplai barang yang menguntungkan bagi Indonesia. Tujuannya adalah untuk mendapatkan hak prioritas ketika terjadi krisis kesehatan, seperti yang pernah kita alami di era pandemi beberapa waktu lalu.
Itulah tiga langkah berani yang dimaksud Arsjad Rasjid untuk membangun sistem kesehatan Indonesia yang tangguh. Guna menguatkan metode-metode di atas juga diperlukan pendukung-pendukung vital lainnya.
BACA JUGA: Begini Cara Menjaga Kesehatan Ala Arsjad Rasjid di Tengah Kesibukannya
“Dalam menjalankan tiga langkah berani tersebut perlu didukung oleh regulasi, sumber daya manusia yang terampil, teknologi terkini, dan rantai pasok yang memadai,” ujar Arsjad.
Sudah siap membangun sistem kesehatan yang tangguh demi mewujudkan Indonesia yang sehat dan kuat di 100 tahun kemerdekaan kita?