Bukan hanya negara kita yang sibuk mempersiapkan Indonesia Emas menuju 100 tahun kemerdekaan, Asia Tenggara juga sedang merancang jalan menuju ASEAN 2045. Sebuah visi besar yang akan menjadi peta jalan menuju kemakmuran ASEAN.
Sebagai pemegang Keketuaan ASEAN di tahun 2023 ini, apa saja yang telah dipersiapkan Indonesia untuk mensukseskan visi ASEAN 2045?
ASEAN 2045, impian yang harus dipersiapkan dari sekarang
Kepada kanal YouTube Kumparan, Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia, sekaligus Ketua ASEAN-BAC Arsjad Rasjid menjelaskan bahwa tidak boleh terburu-buru dalam mempersiapkan visi ASEAN 2045.
“Membayangkan ASEAN 2045, kita mesti bayangkan kita (Indonesia) juga dulu. Kalau tujuan kita ke sana, tahun 2045, kita bawa visi ini ke dalam visi ASEAN,” katanya.
Lebih lanjut Arsjad menjelaskan contohnya, yaitu ketika Presiden RI Joko Widodo melakukan pertemuan dan berdiskusi dengan para pemimpin negara lain di KTT ASEAN yang diselenggarakan di Labuan Bajo bulan Mei 2023 lalu. Arsjad menyebutkan bahwa salah satu strategi yang dibawa dan dibicarakan di sana adalah tentang Electric Vehicle Strategy.
Ada satu angan-angan dari strategi kendaraan listrik tersebut, yaitu tentang bagaimana bila Electric Vehicle secara ekosistem menjadi strategi bagi seluruh ASEAN. Gayung bersambut, keinginan Indonesia untuk pembangunan berkelanjutan tersebut ternyata mendapat dukungan dari para pemimpin ASEAN.
Potensi sumber daya untuk wujudkan ASEAN 2045
Arsjad Rasjid juga merasa bahwa kawasan Asia Tenggara memiliki potensi dan kesempatan besar untuk mewujudkan visi ASEAN 2045. Dukungan sumber daya alam, hutan serta lautan yang siap dimaksimalkan potensinya, memberi rasa optimis bahwa ASEAN bisa menjadi pemain kunci dalam perekonomian masa depan.
“Saya melihat bahwa ASEAN itu bisa menjadi The Manufacturing Center of the World. Saya membayangkan bahwa inilah yang direfleksikan sebagai green economy di dalamnya dan aplikasi blue economy juga bisa ke dalam situ,” jelas Arsjad kepada YouTube Kumparan.
Dukungan sumber daya alam tersebut tidak hanya ada di Indonesia saja. Hampir seluruh negara di ASEAN memiliki kekayaan yang sama, sehingga tidak ada salahnya untuk mengusung ide ini agar menjadi sebuah kolaborasi besar bagi bangsa-bangsa di kawasan Asia Tenggara.
Ke depannya, dengan adanya kolaborasi antar-negara ASEAN, akan tercipta satu identitas bagi kawasan ini, sekaligus menjadi konektivitas di berbagai hal. Mulai dari konektivitas digital, transportasi serta mobilitas. Koneksi lintas-negara ini, menurut Arsjad, sangat penting karena akan menekan biaya rantai pasok (supply chain).
“Jadi, terbayang saya di tahun 2045, ASEAN itu akan move dari nomor empat atau lima pada hari ini di dunia menjadi komoditas ekonomi dunia, bisa dibilang, nomor satu. Why not?” imbuh Arsjad.
BACA JUGA: Arsjad Bersama ASEAN-BAC Siap untuk Merealisasikan ASEAN Business Roadmap
Mungkin hari ini kita bisa berkata ‘mustahil’ untuk mewujudkan visi ASEAN 2045. Namun dengan kolaborasi bersama antar-negara di kawasan, ‘mustahil’ bisa berubah menjadi ‘hasil’ yang nyata. Bila ini merupakan impian Anda, impian kita bersama, mari mulai bergerak bersama mewujudkan perubahan tersebut, sekaligus membawa Asia Tenggara sebagai pusat perekonomian dunia.