Inspirasi

Pentingnya Menyeimbangkan Logika dan Perasaan Saat Mengambil Keputusan Menurut Arsjad Rasjid

mengambil keputusan melibatkan logika dan perasaan

Logika dan perasaan ternyata bukan melulu tentang percintaan. Di dunia bisnis, dua hal ini juga sangat penting untuk dimiliki oleh seorang pimpinan. Terutama ketika dia harus mengambil suatu keputusan.

Bagi seorang leader, kemampuan untuk berpikir logis sambil menyeimbangkannya dengan perasaan itu sangat penting karena akan membantu dalam bernalar, menciptakan solusi-solusi kreatif untuk memecahkan masalah, sekaligus menetapkan tujuan.

Pentingnya memiliki logika dan perasaan yang seimbang juga menjadi bahasan Arsjad Rasjid di konten video Instagram terbarunya. Menurut tokoh pengusaha nasional ini, seorang pemimpin yang baik harus mampu menjaga keduanya agar tetap stabil di setiap keputusan yang diambil. Sayangnya, masih banyak leader yang mengabaikannya dalam proses decision-making.

Pemimpin baik jangan abaikan logika dan perasaan

“Seringkali kita terjebak dalam memikirkan keputusan hanya dalam kerangka logika,” kata Arsjad membuka saat berbagi inspirasi dengan pengikut media sosialnya.

Untuk itu ia mengingatkan pentingnya melibatkan satu hal lagi dalam kepemimpinan. Ketua Umum PB Perpani tersebut mengajak untuk menengok sisi lain yaitu dengan mengelola emosi kita.

“Emosi memberi kedalaman pada keputusan kita. Mereka adalah intuisi dan nilai batin yang terkadang sulit dijelaskan dengan kata-kata,” lanjutnya.

Belajar dengarkan perasaan untuk seimbangkan logika

Arsjad mengingatkan bahwa untuk memiliki gaya kepemimpinan yang baik, seseorang harus mau belajar mendengarkan perasaan. Bukan hanya melulu tentang hal-hal yang berbau logika saja. Menyandingkan keduanya akan memberi nilai lebih bagi diri Anda karena masing-masing saling melengkapi.

“Jangan biarkan angka dan data menghalangi kita merasakan apa yang sebenarnya penting,” ujar Arsjad.

Bagi seorang Arsjad Rasjid, yang sudah puluhan tahun berkecimpung di dunia leadership, peran logika dan perasaan sangat vital. Ia mengaku bahwa keputusan terbaik seringkali dicapai dengan menggabungkan keduanya.

Jangan baperan! Latih emosi dan pikiran untuk keputusan yang jempolan

Sering merasa baperan? Sebaiknya jangan, karena pemimpin itu seharusnya mengayomi ribuan karyawan yang menaruh harapan di pundaknya. Untuk melatih emosi dan perasaan, mari mencoba untuk mengembangkan kedua sisi otak kita.

Otak kanan manusia mampu memberi wawasan dan intuisi yang mengendalikan proses pengambilan keputusan. Sementara otak kiri akan memberi kemudahan pada kita untuk memberi motivasi baik saat mengambil keputusan. Kedua sisi otak ini harus dilatih sebaik mungkin sehingga kita bisa mengembangkan logika dan perasaan secara baik dan benar.

Cara pertama adalah dengan belajar menenangkan diri. Setiap kali ada hal yang memicu emosi, jangan biarkan kata-kata terucap terlebih dahulu. Alih-alih, sejenak atur pernapasan. Tarik dan hembuskan secara perlahan untuk mengembalikan ketenangan diri. Ketenangan itu penting dalam membimbing kita menuju keputusan yang terbaik.

Kedua, jadilah pribadi yang mudah bersyukur. Ini akan membantu untuk menambah kekuatan yang menyeimbangkan sisi emosi dan rasional. Saat emosi mulai menguasai hati dan pikiran, segera switch on rasa syukur terhadap situasi yang Anda hadapi. Misalnya, dengan mengingat momen-momen yang pernah terjadi dan bikin bahagia. Ketika bisa bersyukur dan bersikap positif, beban pikiran akan terasa lebih ringan dari sebelumnya.

Dikutip dari riliv.co, Anda juga bisa melatih penggunaan otak kiri dan kanan dengan menutup lubang hidung kanan menggunakan ibu jari, lalu menarik napas lewat lubang hidung kiri. Sejurus kemudian, lepaskan ibu jari kemudian bergantian menutup lubang hidung kiri dengan jari manis dan hembuskan napas lewat lubang hidung bagian kanan. Anda bisa melakukan cara ini sebanyak 1 hingga 2 kali setiap meluangkan waktu untuk berlatih.

Pemimpin yang baik selalu memiliki cara untuk menaklukkan tantangan. Jangan segan untuk mulai berlatih menemukan komposisi terbaik dalam mengolah logika dan perasaan setiap kali mengambil keputusan. Bisa dengan cara-cara di atas, bisa juga melalui metode latihan lain yang Anda rasa lebih ampuh.

BACA JUGA: Cara Pemimpin yang Baik Dalam Mengambil Keputusan

“Mari kita kembangkan kebijaksanaan emosional kita. Jadilah pemimpin yang menggabungkan akal dan perasaan. Membawa keputusan yang tak hanya cerdas tapi juga bermakna,” tutup Arsjad.

You may also like

More in Inspirasi