Memendam perasaan seringkali dilakukan seseorang dalam konteks personal maupun profesional. Namun kebiasaan ini bisa berdampak negatif pada kesehatan mental dan fisik, bila tidak kita kelola dengan baik.

Menurut Arsjad Rasjid, menjadi pribadi yang sering memendam dan menahan perasaan akan sangat melelahkan. Penting bagi kita untuk nyaman mengungkapkan apa yang dirasakan, baik sedih maupun bahagia.

Lewat ulasan ini, Arsjad berbagi cara agar tidak lagi memendam perasaan terlalu sering dan bagaimana cara mengutarakannya agar memberi dampak baik pada kualitas hidup kita.

Mengapa orang memilih memendam perasaan

Banyak orang memendam perasaan mereka karena takut mendapat anggapan negatif dari sekitarnya. “Mau marah takut nyakitin orang. Mau sedih, dikira lemah. Mau happy, dianggapnya pamer. Teman-teman relate nggak sih?” tanya Arsjad dalam video reels di akun Instagramnya.

Semakin dewasa, kita memang makin terlatih untuk bisa meregulasi perasaan sendiri. Namun karena respon dari lingkungan sosial yang beragam, kita seringkali memilih untuk menahan perasaan tersebut.

Apalagi dengan semakin maraknya media sosial, yang kerap menyebabkan multitafsir ketika kita mencoba mengungkapkan perasaan atau menunjukkan pencapaian pada platform tersebut.

Emosi itu ibarat panci presto, menurut Arsjad

Perasaan yang tidak diungkapkan sebenarnya dapat menyebabkan sejumlah permasalahan dan mempengaruhi cara seseorang berinteraksi atau mengatasi permasalahan hidupnya. Sebaiknya kita mengenali emosi dan perasaan yang sedang terjadi, agar bisa tidak menumpuk dan menimbulkan gejolak di dalam diri.

“Emosi itu ibarat panci presto. Semakin lama, semakin besar pressurenya,” ujar pebisnis sukses yang gemar memberikan edukasi dan motivasi kepada generasi muda tersebut.

Bila tidak diungkapkan, tekanan di dalam diri akan menyebabkan kerapuhan dan tekanan yang besar. Bahkan, menjadi bom waktu yang bisa meledak sewaktu-waktu tanpa kendali.

Saran Arsjad Rasjid: Berani berekspresi dan komunikasi secara terbuka

Tidak semua perasaan perlu kita pendam. Ada kalanya, lebih baik hal tersebut disampaikan dan dibicarakan supaya perasaan lebih lega dan kita pun terlatih untuk berkomunikasi maupun mengungkapkan perasaan dengan baik tanpa banyak ketakutan.

Berikut ini adalah beberapa contoh dari Arsjad Rasjid, bagaimana mengekspresikan dan menyampaikan perasaan agar tidak terus menerus tertahan dalam diri kita.

1. Mengutarakan permasalahan atau kendala di lingkungan kerja

“Misalnya nih, ada masalah dengan teman kantor. Coba ajak ngobrol dan sharing untuk cari solusinya,” saran Arsjad.

Mengkomunikasikan perasaan atau kendala dalam urusan pekerjaan tetap bisa dilakukan dengan cara yang baik. Misalnya sambil ngopi bareng dan duduk bersama, diskusikan permasalahan tersebut dengan niat baik menemukan win-win solution.

2. Berani mengutarakan perasaan agar lebih nyaman dengan diri dan orang lain

Menurut Arsjad, siapapun berhak untuk bahagia. Sehingga ketika kita merasa senang, tak perlu sungkan untuk mengungkapkannya. Begitupun ketika merasa sedih atau marah, kita bisa mengutarakan selama caranya tepat.

Saat sedang sedih, rasakan dan sadari kesedihan tersebut. Yakini bahwa perasaan itu tidak akan hadir selamanya. Bila perlu, jangan ragu menghubungi orang yang kita percaya untuk mengungkapkan kesedihan yang kita alami.

Sedangkan ketika sedang marah, seringkali kita menahannya karena tidak ingin menyakiti orang lain. Namun, kemarahan bisa tetap disampaikan tanpa harus emosi meledak-ledak.

Cari momen dan waktu yang tepat untuk bisa menyampaikan perasaan tersebut, dan sampaikan dengan tenang untuk menghindari kemungkinan eskalasi konflik. Jika perlu jeda sejenak, ambil nafas dalam-dalam dan bicaralah kembali ketika sudah siap.

Justru dengan lebih berani berekspresi, seseorang lebih bisa merasakan kebahagiaan dan hubungannya dengan orang lain akan lebih baik menurut Arsjad.

Semoga dengan saran berharga dari Arsjad Rasjid ini, kita semakin terlatih dalam menyadari emosi dan mengungkapkan perasaan yang dialami dengan metode yang tepat.

BACA JUGA: Pentingnya Menyeimbangkan Logika dan Perasaan Saat Mengambil Keputusan Menurut Arsjad Rasjid

Sadari bahwa memendam perasaan tak selamanya baik, terutama untuk diri kita sendiri. Temukan cara yang paling nyaman untuk mengekspresikannya, sehingga kualitas hidup kita pun turut menjadi lebih baik.

You may also like

More in News