Beberapa waktu lalu terjadi penandatanganan MoU kerjasama antara ASEAN dan Jepang, dalam hal ini dilakukan oleh ASEAN-BAC dan Japan External Trade Organization (JETRO). Kegiatan ini bisa dibilang sebuah momen penting untuk terus melanjutkan hubungan persahabatan tersebut, mengingat relasi keduanya sudah terjalin selama 50 tahun. Saat ini sendiri pemerintah Jepang dan ASEAN tengah melakukan finalisasi ASEAN-Japan Economic Co Creation.
ASEAN-BAC dan JETRO juga menandatangani MoU kerjasama untuk isu yang sangat serius, yaitu perubahan iklim ekstrem dan solusi untuk mengurangi dampaknya. Nota kesepahaman yang dibuat untuk mendorong percepatan dalam mencapai target aksi perubahan iklim. Hadir dalam momen tersebut, Arsjad Rasjid yang mewakili ASEAN-BAC menandatangani MoU, serta Ketua JETRO, Ishiguro Norihiko. Acara ini berlangsung di sela-sela Pembukaan ASEAN-Japan Business Week 2023 (AJBW 2023), pada tanggal 5 Juni 2023.
MoU ini sendiri diharapkan bisa mengakselerasi proses perubahan atau transisi untuk perusahaan-perusahaan yang ada di Asia Tenggara, sekaligus sebagai cara untuk membantu Jepang dalam meraih tujuan-tujuan mereka dalam usaha memperbaiki iklim Bumi.
Bagi Asia Tenggara, khususnya Indonesia, Jepang merupakan rekan yang tak terpisahkan, terus bersinergi satu sama lain dalam hal bisnis dan ekonomi. Dengan adanya tantangan, berupa perubahan iklim, terutama yang berdampak pada ASEAN, mutlak dibutuhkan aksi nyata demi pembangunan yang berkelanjutan sekaligus menciptakan ASEAN yang lebih hijau, sehat, dan rendah karbon.
Tiga MoU kerjasama antara ASEAN-BAC dan JETRO adalah sebagai berikut:
Kerjasama untuk menggelar ASEAN-Japan Young Business Leaders’ Summit dan Generation Z Business Leaders’ Summit
JETRO, bersama ASEAN-BAC dan Menteri Ekonomi, Perdagangan dan Industri (METI) akan menggelar KTT Pemimpin Bisnis Muda ASEAN-Jepang dan KTT Pemimpin Bisnis Generasi Z di akhir tahun ini untuk menciptakan hubungan baru antara generasi-generasi penerus Jepang dan ASEAN.
Dengan adanya pertemuan bagi para pebisnis muda Jepang dan ASEAN tersebut, diharapkan akan tercipta kepedulian dan hubungan yang lebih kuat, sekaligus sebagai wadah yang tepat untuk mendiskusikan dan berbagi solusi untuk isu-isu sosial di masa mendatang. Rancangan pertemuan ini mendapat dukungan penuh dari Co-Chairman dari Steering Committee ASEAN-Japan Business Leaders’ Summit, Takeshi Niinami dan Ketua ASEAN-BAC, Arsjad Rasjid.
Kerjasama dalam mempromosikan Co-Creation Fast Track Initiative antara ASEAN dan JEPANG
JETRO dan METI telah meluncurkan ASEAN-Japan Co-Creation Fast Track Initiative untuk mempercepat inovasi terbuka dengan kerjasama antara startup-startup dan perusahaan besar di kawasan ASEAN dan Jepang lewat kolaborasi bersama biro-biro pemerintahan negara-negara ASEAN.
Dengan inisiatif ini, akan terbuka kesempatan yang lebih besar bagi perusahaan-perusahaan startup untuk mendapatkan dukungan dari banyak pihak. Bukan hanya dari organisasi-organisasi Jepang, seperti JETRO, tetapi juga biro-biro pemerintahan di ASEAN. Selain itu juga sebagai langkah agar ekosistem startup memiliki akses yang sama dengan perusahaan-perusahaan besar, termasuk leading companies yang berbasis di ASEAN.
Langkah nyata untuk menyambut ASEAN-Japan Co-Creation Fast Track Initiative adalah event Zest Thailand, Thailand-Japan Fast Track Pitch Event 2023 yang bakal digelar di Thailand tanggal 2 Juli 2023 mendatang.Para startup finalis dari event ini akan mendapatkan poin-point tambahan untuk proses seleksi menuju ASEAN-Japan DX Promotion Program sebagai support terhadap Proof of Concepts startup.
Sementara di Indonesia, JETRO dan METI akan menggelar Indonesia-Japan Fast Track Pitch Event 2023 dengan waktu pendaftaran dan pengumpulan proposal startup hingga 31 Juli 2023 mendatang. Para finalis terpilih nantinya akan diundang untuk melakukan pitch proposal pada 1 September 2023.
Kerjasama Asia Zero Emission Community (AZEC) dan ASEAN Net Zero Hub
Poin ketiga dari MoU kerjasama ASEAN-BAC dan JETRO adalah kesepakatan untuk mempromosikan kolaborasi antara Asia Zero Emission Community (AZEC) dengan ASEAN Net Zero Hub. Ini berhubungan dengan rentannya negara-negara Asia Tenggara terhadap perubahan iklim ekstrim sehingga memerlukan langkah nyata dari dunia internasional untuk membantu menyikapi dan menghadapinya.
Jepang, sebagai salah satu negara yang memiliki kerjasama erat dengan ASEAN, merasa perlu untuk menjadi partner dalam menghadapi tantangan tersebut lewat tiga strategi. Pertama adalah dengan mendorong perusahaan-perusahaan untuk melakukan transisi energi yang berkelanjutan untuk mencapai target nol emisi karbon. Kedua, mempromosikan transisi energi dengan mempertahankan laju perekonomian. Ketiga, menemukan berbagai langkah praktis dalam mencapai nol emisi karbon yang disesuaikan dengan kondisi setiap negara.
Untuk mempromosikan langkah-langkah menuju dekarbonisasi, JETRO dan ASEAN-BAC sepakat untuk bekerjasama satu sama lain dengan beberapa langkah berikut ini:
- Mendukung sektor-sektor swasta untuk mengembangkan rancangan transisi iklim serta menggunakan teknologi teknologi dekarbonisasi, termasuk fasilitas-fasilitas hemat energi dan energi baru terbarukan.
- Kolaborasi dalam penelitian, membangun jaringan dan menggelar pertemuan bisnis antar-negara ASEAN, serta.
- Pengembangan dan pelaksanaan platform pengetahuan online untuk praktik terbaik.
BACA JUGA: Potensi Kerja Sama Indonesia-Myanmar dari Energi Terbarukan Hingga Kendaraan Listrik
Poin-poin di atas menunjukkan keseriusan Jepang, lewat JETRO, dalam memberikan bantuan kepada ASEAN (melalui ASEAN-BAC). Sebuah harapan untuk menghadirkan komitmen yang lebih kuat dalam menghadapi perubahan iklim ekstrim tanpa harus kehilangan momentum dalam memacu pertumbuhan yang berkelanjutan di Asia Tenggara.