Perjalanan pelatih Bayer Leverkusen, Xabi Alonso yang merupakan mantan pemain tim sepak bola Spanyol dalam membawa anak didiknya mencapai puncak kesuksesan, memiliki nilai penting yang bisa dipelajari.

Meski pernah menjadi salah satu gelandang terbaik pada masanya, Alonso tidak serta merta mudah mendatangkan kemenangan bagi tim yang ia bina. Perlu proses dan mental yang kuat untuk bisa mengayomi para pemain Bayer Leverkusen, meskipun ini adalah bidang yang telah ia geluti sejak dua dekade lalu.

Arsjad Rasjid menjelaskan bagaimana pelatih Bayer Leverkusen ini juga bisa menjadi panutan bagi banyak orang, dalam berproses dari satu tahapan hidup ke tahapan lainnya. Mari sama-sama memetik inspirasi dari mantan pemain Liverpool dan Real Madrid ini.

Menjadi pelatih Bayer Leverkusen setelah pensiun

Sebelum Xabi Alonso menjadi salah satu pelatih muda terbaik dunia, ia juga memiliki karir yang cemerlang di sejumlah klub bergengsi. Di antaranya, bersama Liverpool, Alonso sempat mencetak prestasi cemerlang dengan memenangkan UEFA Champions League serta memenangkan Piala FA dan FA Community Shield.

Di samping itu, Alonso juga membawa kemenangan saat menjadi tim Spanyol dengan meraih Euro 2008, Euro 2012, dan Piala Dunia 2010. Pada musim panas tahun 2017, Alonso yang pensiun pada usia 35 tahun dan berhasil memenangkan Bundesliga selama tiga musim berturut-turut bersama Bayern Munich, sempat digadang-gadang akan menjadi pelatih untuk tim unggulan Eropa.

Namun ternyata, kesuksesan dan pengalamannya di masa lalu, tidak serta merta memudahkan jalannya sebagai pelatih. Sebelum berhasil membawa tim Bayer Leverkusen pada kemenangan besar, ternyata ia perlu kembali belajar dari nol.

Xabi Alonso membawa tim yang biasa-biasa saja raih kemenangan istimewa

Tantangan Xabi Alonso adalah membawa Bayer Leverkusen bisa naik kelas, karena tadinya prestasi tim tersebut terbilang biasa-biasa saja. Namun sebagai pemain yang memiliki jam terbang tinggi, Alonso berusaha membangun kepercayaan diri tim agar termotivasi untuk bermain lebih baik di lapangan.

Bukan hanya tentang strategi kemenangan di lapangan, Alonso juga menanamkan mental baja dan sportivitas pada para pemain. Sebab dalam sepakbola, ketahanan mental yang kuat sangat dibutuhkan untuk bisa bertanding di lapangan.

Penantian panjang Bayer Leverkusen untuk bisa menjadi juara akhirnya terwujud ketika menjadi Juara 1 Bundesliga 2023-2024, setelah bertahun-tahun hanya bisa mencapai runner up di berbagai pertandingan. Selama dua tahun Bayer Leverkusen di bawah manajemennya, tim tersebut mulai rajin merajai liga Jerman.

Pelajaran dari pelatih Bayer Leverkusen

Arsjad Rasjid mengajak kita memetik pelajaran dari pengalaman Xabi Alonso. Bahwa pencapaian dan kesuksesan di masa lalu, ternyata tidak selamanya membawa perubahan yang instan untuk jenjang hidup kita berikutnya.

Perlu menanamkan mental untuk mau belajar kembali dari nol, memiliki visi yang jelas dan memiliki mental baja dalam menghadapi berbagai perubahan. Sebab dengan demikian, kita bisa beradaptasi dan memiliki pemahaman yang lebih baik serta relevan dengan tantangan baru yang berdatangan.

BACA JUGA: Permainan Sepak Bola Sebagai Analogi Kehidupan Indonesia Menurut Arsjad Rasjid

Semoga dengan kisah pelatih Bayer Leverkusen ini, dapat menumbuhkan semangat kita menjadi insan yang senantiasa belajar dalam mengejar visi dan misi, serta membangun ketahanan mental dalam menghadapi tantangan di bidang masing-masing.

You may also like

More in Inspirasi