Pernah dengar istilah Six Sigma? Dalam dunia bisnis, metode ini dikenal sebagai pendekatan sistematis untuk meningkatkan kualitas produk sekaligus efisiensi proses.
Fokus utama Six Sigma adalah mengidentifikasi dan mengatasi masalah serta mengevaluasi variasi dalam proses bisnis atau manufaktur. Dengan begitu, perusahaan diharapkan dapat mencapai hasil yang optimal, baik dari segi kualitas, biaya, maupun waktu.
Yuk, mengenal lebih dalam Six Sigma dari Arsjad Rasjid. Dan terapkan dalam proses bisnis kita untuk meningkatkan mutu produk dan efisiensi produksinya.
Daftar Isi
1. Mulai terapkan Six Sigma dengan brainstorming ide-ide baru
2. Gunakan Root Cause Analysis untuk Identifikasi Masalah
3. Dapatkan Masukan dari Pelanggan
4. Terapkan Sistem 5R
5. Adopsi Filosofi Kaizen untuk Perbaikan Berkelanjutan
6. Lakukan Benchmarking untuk Menjaga Daya Saing
7. Gunakan Poka Yoke untuk Mencegah Kesalahan
8. Peta Proses dengan Value Stream Mapping
1. Mulai terapkan Six Sigma dengan brainstorming ide-ide baru
Langkah pertama dalam menerapkan metode Six Sigma ialah dengan melakukan brainstorming. Dalam hal ini, ide-ide untuk menemukan solusi kreatif dan inovatif dari tim internal maupun eksternal, dikumpulkan guna menemukan cara baru meningkatkan produksi dari sisi proses maupun kuantitas yang dihasilkan.
Dengan melakukan brainstorming ada beberapa manfaat yang bisa dirasakan, antara lain:
- Ada lebih banyak ide kreatif dan inovatif yang terkumpul
- Mendorong terbentuknya kolaborasi dan partisipasi tim
- Probabilitas lahirnya inovasi solusi bisnis yang belum terpikirkan sebelumnya.
2. Gunakan Root Cause Analysis untuk identifikasi masalah
Berikutnya, lakukan root cause analysis yaitu mengidentifikasi akar penyebab dari masalah yang terjadi. Penyelesaian masalah dengan peninjauan sistematis hingga ke akar dapat menghasilkan pengambilan keputusan yang jauh lebih baik.
Proses RCA ini juga membantu kita semakin mengenali proses bisnis atau produksi yang terjadi. Dengan demikian, menambah referensi dan pengalaman mengenai potensi masalah yang timbul, serta langkah-langkah preventif yang dapat diterapkan sehingga tidak mengulang persoalan yang sama di masa mendatang.
3. Dapatkan masukan dari pelanggan
Mendapatkan masukan dan suara pelanggan merupakan teknik penting untuk meningkatkan mutu produk dan layanan. Cara ini membantu kita menghasilkan produk yang sesuai dengan kebutuhan dan harapan konsumen.
Di samping itu, dengan lebih mendengarkan aspirasi konsumen, kita dapat meningkatkan kepuasan dan loyalitas mereka. Dengan demikian, dapat membangun hubungan dengan konsumen yang lebih baik dan berkelanjutan.
4. Terapkan Sistem 5R
Berikutnya metode yang penting untuk menciptakan lingkungan kerja efisien dan terorganisir, yaitu 5R. Terdiri dari Ringkas, Rapi, Resik, Rawat dan Rajin.
Menerapkan 5R dalam proses bisnis dan produksi dapat meningkatkan efisiensi operasional, di antaranya seperti menjadikan durasi dan cost yang digunakan lebih hemat. Manfaat lainnya dari metode ini adalah menjaga keamanan, kenyamanan dan keselamatan di lingkungan kerja, sehingga tidak hanya berorientasi pada produk atau layanan yang dihasilkan, tetapi juga sumber daya manusia yang dimiliki.
5. Adopsi filosofi Kaizen untuk perbaikan berkelanjutan
Perbaikan kecil tetapi dilakukan secara kontinyu, dapat mendorong perbaikan berkelanjutan. Di Jepang, filosofi ini disebut dengan Kaizen. Metode ini kemudian diadaptasi dalam berbagai aspek kehidupan, termasuk dalam menjalankan sebuah bisnis atau usaha.
Dengan menerapkan budaya Kaizen, kita dapat mendorong budaya perbaikan menyeluruh, mulai dari manufaktur, hingga manajemen. Di samping itu, membantu perusahaan dalam meningkatkan kualitas dan efisiensi dengan melibatkan semua karyawan sehingga proses usaha dapat berjalan dengan sinkron dan bertahap.
6. Lakukan Benchmarking untuk menjaga daya saing
Dalam menjaga kualitas usaha maupun proses bisnis, perlu dilakukan perbandingan dengan kompetitor. Metode ini dikenal dengan istilah benchmarking. Dengan cara tersebut, perusahaan dapat mengidentifikasi area yang perlu ditingkatkan.
Salah satu caranya bisa lewat mengadopsi teknik maupun praktik tertentu dari industri maupun inovasi lainnya. Dengan melakukan benchmarking, membantu sebuah perusahaan untuk dapat terus terpacu dalam meningkatkan daya saing di bidangnya.
7. Gunakan Poka Yoke untuk mencegah kesalahan
Istilah Poka Yoke mungkin masih asing bagi sebagian orang. Poka Yoke merupakan teknik untuk mencegah terjadinya human error dalam proses produksi.
Penerapan teknik ini melibatkan desain mekanisme maupun alat, sehingga dapat meminimalisir kemungkinan kesalahan yang dilakukan oleh manusia. Misalnya langkah otomatisasi dalam produksi atau verifikasi sebelum tahap berikutnya, sehingga memastikan hasilnya tepat dan konsisten.
Manfaat dari Poka Yoke adalah menunjang keselamatan kerja dan mengurangi biaya atas cacat produk. Sehingga biaya dan proses produksi bisa lebih optimal.
8. Peta proses dengan Value Stream Mapping
Terakhir, dalam melakukan prinsip Six Sigma adalah melakukan value stream mapping. Yaitu pemetaan seluruh proses produksi untuk kemudian dapat diidentifikasi area mana yang tidak efisien.
Visualisasi aliran nilai dalam proses produksi ini membantu perusahaan menemukan celah yang memungkinkan terjadinya pemborosan. Sehingga dapat meningkatkan siklus waktu produksi.
Namun, manfaat lainnya adalah membantu komunikasi antar tim dalam sebuah perusahaan. Di mana seluruh tim dan pekerja mendapatkan pemahaman yang sama dan lebih baik tentang aliran kerja. Selain itu juga membantu proses pengambilan keputusan untuk menentukan prioritas perbaikan yang dibutuhkan.
BACA JUGA: Gatekeeping adalah Kebiasaan yang Bisa Merusak Budaya Perusahaan, Ini Tips Mengatasinya
Itulah pengetahuan mengenai Six Sigma dalam manajemen. Dengan menerapkan langkah-langkah di atas, membantu perusahaan melakukan proses yang lebih efisien serta menjamin keselamatan kerja, meningkatkan mutu produk dan kepuasan pelanggan, serta keunggulan kompetitif di ranah industri.