Storytelling adalah merupakan salah satu cara promosi yang tidak membuat audiens merasa seperti target pemasaran. Teknik ini banyak digunakan dalam membuat iklan yang sifatnya memperkenalkan produk, hingga mengkampanyekan program tertentu.

Di media sosial seperti Tiktok, kita menemukan banyak contoh konten promosi dengan cerita yang kreatif dan mengaduk emosi. Cerita tersebut bisa membuat orang tertawa atau bahkan meneteskan air mata.

Teknik storytelling di media sosial memang memerlukan kemampuan mengolah narasi atau cerita senatural dan se-relevan mungkin dalam durasi singkat. Teknik ini tidak hanya berguna untuk promosi, tetapi juga dapat meningkatkan konversi.

Penasaran bagaimana teknik bercerita ini bisa jadi strategi content marketing? Simak penjelasannya di bawah ini.

TikTok jadi platform medsos strategis untuk storytelling

TikTok termasuk media baru di jajaran platform media sosial, tapi ternyata mampu menjadi trendsetter dengan format video pendeknya. Selain itu, dengan durasi video hingga 3 menit, memungkinkan kreator membuat konten storytelling tanpa kehilangan retensi audiensnya.

Ada beberapa alasan kenapa Tiktok sangat potensial untuk konten bercerita. Di antaranya:

1. Format video pendek

Durasi pendek 15 detik-3 menit mendorong kreator untuk merangkum cerita pada bagian yang paling penting dan menarik sehingga pesan yang disampaikan lebih efektif.

2. Adanya fitur kreatif

Tiktok menyediakan fitur menarik yang bisa memudahkan pengguna dalam menghasilkan konten berkualitas. Di antaranya seperti filter, efek visual, musik dan editing tools lain sehingga hasilnya lebih artistik dan menarik perhatian.

3. Algoritma yang adil

Tiktok memiliki algoritma yang memungkinkan user-nya memiliki peluang yang sama untuk menjadi populer atau trending. Di antaranya dengan penggunaan hashtag atau relevansi konten terhadap tren dan minat audiens.

4. Audiens dari kalangan Gen Z dan milenial

Populer sebagai platformnya para Gen Z dan milenial yang merupakan market potensial. Dua generasi ini lebih responsif pada konten dengan teknik storytelling dan durasi yang singkat.

Dengan berbagai potensi dan kemudahan di atas, mempraktekkan teknik storytelling untuk campaign yang bersifat promosi atau sosialisasi program di TikTok, akan lebih efektif dan berdampak luas.

Cara menerapkan strategi bercerita untuk content marketing

Teknik bercerita memang bisa membuat visi misi sebuah brand lebih mudah dipahami masyarakat.

Agar lebih efektif mengemas pesan sebuah brand ke dalam narasi, kita perlu memahami beberapa poin penting di bawah ini.

1. Mengenali profil brand dan value yang ingin disampaikan

Sebelum membuat konten, pahami dulu brand atau program yang akan kita usung. Mulai dari riwayatnya, gagasan dan visi misi yang ingin disampaikan. Tujuannya agar kita bisa membuat storyline yang selaras dengan nilai-nilai tersebut.

2. Memahami target market

Pahami secara mendalam target market yang ingin dituju. Dengan memahami demografi, perilaku, tantangan yang mereka hadapi kita dapat mengetahui kebutuhan mereka. Selain itu memahami audiens juga dapat membantu kita mengetahui tren atau jenis konten yang mereka sukai, sehingga kita bisa menemukan pendekatan bercerita yang paling sesuai

3. Membuat narasi yang efektif dalam durasi singkat

Selanjutnya, perhatikan durasi konten yang efektif untuk menyusun alur cerita. Meskipun Tiktok memberi waktu tayang maksimal 3 menit, tetapi durasi efektif yang disarankan adalah 21-34 detik.

Durasi ini menyesuaikan attention span atau rentang perhatian manusia yang hanya 8 detik, lebih rendah dibandingkan ikan mas dengan 9 detik.

Contohnya adalah membuat konten tentang keseharian yang relatable dengan target market. Namun dengan melakukan opener yang efektif di 2 detik pertama dan mengakhiri dengan CTA (call to action).

4. Gunakan suara dan visual yang menarik

Untuk membangun atmosfer yang sesuai, kita juga bisa menggunakan fitur sound library atau efek visual lain. Cara ini dapat membantu mempertegas adegan dan pesan yang ingin disampaikan.

Perpaduan audio dan visual yang tepat bisa membuat konten storytelling kita semakin berkesan, dan memiliki dampak emosional pada audiens.

5. Sertakan unsur yang bisa menyentuh emosi penonton

Tak cukup hanya mengandalkan fitur Tiktok, tentunya kita perlu menyertakan unsur yang bisa mengaduk emosi penonton. Misalnya menyelipkan humor, punchline, memancing rasa penasaran, membuat plot twist, atau sedikit unsur dramatis yang tetap relevan dengan kehidupan sehari-hari.

Secara umum, user media sosial mudah tertarik pada konten yang membuat mereka tertawa, terharu atau merasa kagum. Ketika emosi user berhasil disentuh, mereka cenderung akan memberikan respon seperti like, komentar atau membagikan ulang konten kita.

6. Memanfaatkan tren

Terakhir, jangan lupa untuk selalu update tren atau fenomena sosial yang terjadi di masyarakat. Sehingga kita bisa menyajikan cerita yang dekat dengan kehidupan user.

Kita juga bisa mencari inspirasi dari konten storytelling yang sudah berhasil. Kemudian mencoba teknik ATM (Amati-Tiru-Modifikasi) dengan teknik-teknik di atas. Jangan lupa untuk selalu evaluasi konten yang sudah di-post dengan mengamati feedback user dan perbandingan engagement-nya.

Manfaat strategi storytelling untuk brand

Ada banyak keuntungan mencoba strategi bercerita untuk melakukan promosi via konten media sosial. Berikut ini di antaranya.

1. Membuat brand mudah diingat

Materi promosi yang dikemas dalam bentuk cerita, umumnya akan lebih berkesan di hati dan ingatan konsumen. Beberapa contoh brand yang menggunakan konsep storytelling di antaranya adalah iklan asuransi dari negara Thailand, iklan Sirup Marjan di bulan Ramadan dan konten Optika Lunett yang sempat viral di TikTok.

2. Meningkatkan engagement

Selain mudah diingat, konsumen yang terkesan dengan konten bercerita cenderung ingin ikut terlibat dengan meninggalkan komentar atau membagikan ulang konten tersebut. Dengan demikian, brand mendapat engagement dan promosi secara organik.

3. Meningkatkan penjualan atau dukungan

Terakhir, dampak penjualan atau konversi. Di mana sebuah cerita bisa menggugah konsumen karena merasa relevan dengan cerita atau value yang disampaikan, sehingga melakukan action tertentu seperti membeli produk atau mendukung campaign tertentu.

Kesimpulannya, di era digital ini TikTok bukan sekedar platform hiburan, tetapi juga menjadi media potensial bagi brand untuk menyampaikan value dan visi misi mereka dengan cara yang menarik.

BACA JUGA: 4 Cara Menggunakan AI untuk Membuka Peluang Penghasilan Baru

Dengan memanfaatkan strategi storytelling di TikTok, sebuah brand bisa memperkuat brand awareness-nya dan menjangkau user baru sesuai dengan perkembangan era masa kini.

You may also like

More in News