Tidak sedikit generasi muda yang menjadi tulang punggung keluarga, menghadapi tanggung jawab dan tantangan yang tidak mudah.

Sebagai ‘generasi sandwich’, umumnya para backbone dalam keluarga ini mau tidak mau harus mengorbankan aspek keuangan, emosional, dan sosial. Beban yang berat ini kadang memaksa mereka untuk menunda atau bahkan mengorbankan impian pribadi mereka.

Arsjad Rasjid memahami bagaimana para tulang punggung keluarga ini menanggung peran yang cukup berat. Namun ia juga ingin mengapresiasi dan memotivasi bahwa perjalanan mereka yang sejak dini sudah memiliki tanggung jawab besar tersebut, bisa mendapatkan hikmah penting seperti dijelaskan di bawah ini.

Tantangan sebagai tulang punggung keluarga

Setiap individu yang mengemban peran sebagai tulang punggung, memiliki tantangan yang berbeda-beda. Sebagian besar perlu menanggung orang tua dan saudaranya yang lain, atau orang tua beserta keluarga (pasangan dan anak) sendiri.

Tak jarang, situasi ini semakin sulit karena situasi ekonomi yang kian tidak menentu. Tentu saja hal ini menekan kondisi psikologis seseorang untuk dapat mengubah skala prioritasnya dari dirinya sendiri ke kebutuhan keluarga..

Oleh karena itu, banyak orang dalam posisi ini terpaksa mengorbankan impian pribadi hingga kehidupan sosialnya. Bila tidak memiliki dukungan sosial dari keluarga atau lingkungan sekitarnya, hal ini dapat menyebabkan burn out atau kelelahan mental.

Di sisi lain, kesulitan dapat membentuk karakter yang tangguh

Meskipun berat, hidup harus tetap berjalan. Oleh karena itu, Arsjad Rasjid memberikan apresiasi dan perhatiannya pada generasi yang menjalankan peran penting ini. “Teman-teman yang sudah terbiasa berdiri di kaki sendiri dan menjalankan tanggung jawab besar untuk kehidupan teman-teman maupun orang sekitar adalah orang-orang yang tangguh,” kata Ketua Umum Kadin Indonesia tersebut.

Arsjad juga mencontohkan satu pesan penting yang pernah disampaikan Albert Einstein, “Beri nilai dari usahanya, jangan dari hasilnya. Baru kita bisa mengerti kehidupan.” Dari pesan ini, kita bisa memaknai bahwa usaha yang kita lakukan ternyata memiliki nilai tersendiri dibanding hasil itu sendiri.

Tangguh yang dimaksud oleh Arsjad Rasjid pun memiliki makna seperti di bawah ini.

Ketahanan diri

Ketahanan diri dapat terbentuk dari proses menghadapi situasi sulit terus menerus. Ketika bertemu kegagalan atau atau kesulitan, bagaimana mentalitas kita untuk kembali bangkit merupakan bentuk ketahanan diri tersebut.

Keterampilan manajemen yang berkembang

Menjadi tulang punggung keluarga memaksa kita untuk mampu mengelola prioritas dalam hal apapun. Baik itu finansial, waktu, pekerjaan, keluarga, spiritual dan diri sendiri. Orang-orang ini cenderung memiliki keterampilan dalam mengorganisir alur kehidupan dan prioritasnya.

Empati dan kepedulian sosial

Kerap mendahulukan kebutuhan orang lain, seringkali membuat seseorang dapat memiliki kepekaan yang lebih tinggi dalam melihat kesulitan yang dialami oleh orang lain. Secara tidak langsung, kita juga membangun kemampuan untuk memahami perspektif orang lain dan berempati.

Tetap memahami dan menerima keterbatasan

Meskipun dapat mengasah ketangguhan diri, tetap perlu diingat bahwa kita tidak boleh mengabaikan perasaan dan kebutuhan diri sendiri. Bila tidak disadari dengan baik, para tulang punggung keluarga ini dapat merasa terjebak akan peran mereka dan tidak memiliki kesempatan untuk diri mereka sendiri.

Oleh karena itu, perlu kita pahami bahwa tangguh tidak melulu soal kekuatan. Melainkan kemampuan untuk melihat keseimbangan antara mengemban tanggung jawab sambil tetap merawat diri sendiri.

Di samping itu, pastikan kita tetap memiliki dukungan sosial dari orang-orang yang dapat kita percaya. Serta membangun hubungan spiritual yang baik dengan Sang Pencipta. Dengan demikian kita dapat mencegah kelelahan, memahami dan menyadari keterbatasan yang dimiliki, sambil tetap mengusahakan yang terbaik bagi orang lain maupun diri sendiri.

BACA JUGA: Self Reminder ala Arsjad: Rahasia Produktivitas dan Kesehatan Mental untuk Generasi Muda

Semoga para tulang punggung keluarga senantiasa diberikan kesehatan untuk melanjutkan asa, serta dapat menghargai perjuangan yang telah dilakukan diri sendiri selama ini. Pesan Arsjad, “Tetap semangat, dan mari sama-sama bertemu di garis finish dengan bangga, ya? Bangga.”

You may also like

More in News