Swiftonomics mengacu pada istilah dampak ekonomi dari kunjungan penyanyi Taylor Swift pada gelaran The Eras Tour dimulai di sejumlah negara di tahun 2023 lalu.
Tur musik ini masih berjalan hingga akhir tahun 2024 dan sudah mencetak rekor pendapatan tertinggi dalam sejarah sampai 1,04 miliar dollar AS. Singapura yang juga terpilih sebagai venue konser, menjadi salah satu yang memperoleh keuntungan, karena pertumbuhan ekonominya ikut melejit hingga ratusan juta US dollar.
Arsjad Rasjid mengajak anak muda, serta para Swifties (sebutan untuk fans Taylor Swift) untuk membedah fenomena Swiftonomics melalui salah satu postingan di Instagram pribadinya.
Daftar Isi
Dampak Swiftonomics di Singapura dan Jepang
1. Jepang 7-10 Februari 2024 di Tokyo Dome
2. Singapura 2-4 Maret 2024 di National Stadium
Mengenal soft power Taylor swift pada fans dan ekonomi dunia
#1 Cerdas dan multitalenta
#2 Jadi role model karena menghargai fans
#3 Pribadi yang otentik
Kapan Indonesia kebagian Swiftonomics?
Dampak Swiftonomics di Singapura dan Jepang
Di Asia, hanya Jepang dan Singapura yang berkesempatan menggelar konser Taylor Swift. Sehingga perputaran uang dari pembelian tiket dan kunjungan fansnya di Asia terpusat di dua negara ini.
Berikut data dari Straits Times dan NHK tentang efek domino The Eras Tour pada sektor pariwisata dan ekonomi kreatif di sana. : (masukkan infografis IG Source Slide 4)
1. Jepang 7-10 Februari 2024 di Tokyo Dome
- Proyeksi pendapatan pariwisata USD 306 juta
- Pembelian souvenir USD 22 juta
- Penggunaan dan booking transportasi USD 5 juta
- Booking Akomodasi USD 7 juta
- Pembelian makanan dan minuman USD 3 juta
2. Singapura 2-4 Maret 2024 di National Stadium
- Proyeksi pendapatan pariwisata USD 403 juta
- Penerbangan pesawat naik 186%
- Booking akomodasi naik 462%
- Booking tempat wisata dan tur naik 2,373%
- Penjualan tiket USD 75 juta, USD 19 juta masuk ke perekonomian lokal
Mengenal soft power Taylor Swift pada fans dan ekonomi dunia
Taylor Swift memiliki pengaruh yang sangat besar karena karya yang relevan dengan para pendengarnya dari waktu-ke waktu. Ia sampai dua kali mendapatkan Person of The Year dari Time Magazine pada 2017 dan 2023.
Beberapa value yang dimilikinya sebagai seorang musisi berpengaruh antara lain:
#1 Cerdas dan multitalenta
Hampir semua lagu yang ia nyanyikan ditulisnya sendiri, termasuk memainkan alat musiknya. Hal ini juga ditunjukkan ketika live perform di mana ia piawai mengiringi penampilannya sendiri dan memberikan stage act yang beragam.
Selain itu, Taylor juga dianggap jenius dalam memasarkan karya ciptaannya.
#2 Jadi role model karena menghargai fans
Taylor Swift adalah artis yang peduli dengan fans. Hal ini ia tunjukkan dengan membuat secret listening sessions dan mengirim gift untuk penggemar, serta tidak ragu berkomunikasi dengan mereka di media sosial.
Lagu-lagu Taylor juga menyuarakan aspirasi fans sekaligus menjadi afirmasi positif, khususnya bagi perempuan agar tetap berdaya dan melawan diskriminasi.
#3 Pribadi yang otentik
Sebagai figur publik, Taylor cukup terbuka tentang dirinya pada para penggemar. Membuat hubungannya dengan fans semakin kuat bahkan sejak ia meniti karir hingga sepopuler hari ini.
Value di atas yang membuat Taylor, mampu menggerakkan fansnya untuk mendengarkan lagu, membeli album hingga merogoh kocek lebih dalam untuk menghadiri konsernya sekalipun lokasinya jauh.
Tak hanya itu, dampak ekonomi yang timbul dari The Eras Tour pun tidak terbatas pada penyelenggara konser saja, melainkan juga pada bisnis micro. UMKM yang menjual makanan, penjual souvenir hingga fasilitas umum seperti transportasi publik di sekitar venue digelarnya konser pun ikut mendapatkan keuntungan dari digelarnya konser.
Kapan Indonesia kebagian Swiftonomics?
Kabar kesuksesan Singapura dalam mendulang keuntungan dari The Eras Tour, menuai berbagai pendapat netizen Indonesia, khususnya Swifties.
Di antaranya berpendapat kalau Indonesia sebenarnya sangat potensial untuk menjadi salah satu tuan rumah konser bergengsi itu. The Eras Tour diakui oleh banyak penonton Indonesia yang menyaksikan di luar negeri, sebagai konser terbaik Taylor Swift sepanjang karirnya. Mereka menyayangkan Indonesia ‘terlewat’ dalam memanfaatkan momen.
BACA JUGA: Refleksi Arsjad Rasjid Terkait Konser Coldplay yang Tak Hanya Seru Namun Menginspirasi
Arsjad Rasjid pun jadi salah satu yang berharap bahwa Indonesia akan bisa menggelar konser Taylor Swift dan merasakan manfaat Swiftonomics tersebut. Bukan hanya itu, ia mendukung bila ada talenta dalam negeri yang bisa menjadi soft power diplomacy Indonesia di kancah internasional.