Putus cinta memang pengalaman emosional yang kompleks dan menyakitkan. Rasa kehilangan, kecewa dan sedih dapat berpengaruh pada kesejahteraan mental orang yang tengah mengalaminya untuk waktu yang tidak sebentar.
Ini adalah reaksi alami karena kita kehilangan ikatan emosional dengan seseorang yang sangat berarti dalam hidup kita. Namun di sisi lain, pengalaman patah hati sering kali memberi kesempatan dan ruang untuk pribadi seseorang bisa lebih bertumbuh.
Arsjad Rasjid memberikan pesan bagi mereka yang putus cinta bahwa ada konsep no pain, no gain. Saat kita kehilangan sesuatu, kita juga mendapatkan sesuatu. Simak pelajaran lebih lengkapnya di bawah ini.
Dari putus cinta belajar untuk melepaskan dan mengikhlaskan
Arsjad Rasjid mengatakan bahwa saat mengalami putus cinta, sesungguhnya kita juga sedang belajar melepaskan dan mengikhlaskan.
Ini memang menjadi momen reflektif untuk menghadapi rasa kehilangan dengan menghadapi kenyataan. Perlahan-lahan, kita melepaskan keterikatan emosional terhadap masa lalu, serta menemukan keberanian untuk menghadapi kenyataan sampai kita bisa melampaui kesedihan tersebut.
Diperlukan penerimaan yang luas saat kita belajar melepas dan mengikhlaskan di fase patah hati ini. Namun Arsjad Rasjid berpesan bahwa semua terjadi karena ada maksud di baliknya, “Everythings happens for a reason.”
Cara memulihkan diri dari putus cinta
Arsjad memahami bahwa melepaskan dan mengikhlaskan bukanlah hal yang mudah. Namun karena hidup terus berjalan, tidak ada yang bisa dilakukan selain belajar menghadapinya.
Ada beberapa mindset yang bisa kita terapkan untuk dapat melalui fase melepaskan dan mengikhlaskan, berikut ini penjelasannya.
1. Belajar menerima situasi dan perasaan yang hadir
Penerimaan perlu dilakukan agar dapat memproses situasi dan perasaan yang hadir. Kebanyakan orang berpikir bahwa memendam atau menahan perasaan mereka adalah bentuk ketegaran, padahal cara tersebut malah dapat menjadi bom waktu.
Mengizinkan diri untuk kecewa, bersedih, marah dapat menjadi langkah awal agar lebih lega dan pulih secara perlahan-lahan. Bila perlu, cari bantuan orang terdekat seperti teman, keluarga ataupun profesional, untuk mengutarakan keluh kesah yang dirasakan.
2. Memaafkan diri sendiri
Memaafkan dan berdamai dengan diri sendiri dapat membantu seseorang untuk mengatasi rasa bersalah, kecewa dan penyesalan atas apa yang sudah terjadi. Hal ini perlu dilakukan agar tidak menghambat diri untuk terus bergerak maju dalam menjalani hidup.
Maafkanlah diri kita dan sadari bahwa diri ini juga manusia yang tidak luput dari kesalahan maupun ketidaksempurnaan. Dengan demikian, kita dapat melihat pengalaman sebagai pelajaran yang berharga.
3. Fokus merawat diri
Memang sulit untuk menjalani hidup dengan normal saat kita masih memiliki luka batin. Namun, dengan fokus merawat diri, membantu kita untuk dapat terkoneksi dengan diri sendiri dan membuka kesempatan untuk bertumbuh.
Merawat diri bisa dilakukan dengan cara berolahraga, makan sehat dan teratur, istirahat cukup, serta mencari kesibukan yang bermanfaat dan disukai.
4. Berikan waktu untuk pemulihan
Proses pulih dari patah hati tidak selalu progresif, setiap orang memiliki versi yang berbeda-beda untuk bisa move on. Tidak perlu terburu-buru dalam merasa bahwa diri kita sudah baik-baik saja.
Begitu juga untuk tidak terlalu tergesa-gesa membuka hati pada orang lain. Sebab saat sedang sedih, alih-alih membutuhkan pengganti, kemungkinan sebenarnya kita hanya sedang kesepian.
5. Menciptakan harapan baru
Jangan lupa untuk terus melangkah dengan membuka lembaran baru. Fokus pada tujuan pribadi yang belum tercapai, seperti mencoba hobi baru, karier atau rencana masa depan yang sempat tertunda.
Hargai setiap pencapaian kecil yang bisa kita lakukan. Dengan begitu, kita dapat menemukan kekuatan dan kepercayaan diri kembali secara perlahan-lahan dan mulai mengikhlaskan apa yang telah terjadi.
BACA JUGA: Pentingnya Menyeimbangkan Logika dan Perasaan Saat Mengambil Keputusan Menurut Arsjad Rasjid
Arsjad Rasjid berpesan pada teman-teman yang baru putus cinta agar tidak patah arang dan melihat bahwa dari pengalaman tersebut, ada ruang dan kesempatan untuk bertumbuh. Meski tidak mudah, belajar merelakan dan melepaskan, hingga akhirnya kita bisa melihat sisi baik dari pengalaman patah hati tersebut.