Untuk mewujudkan generasi emas yang akan memajukan Indonesia di masa depan, akses pendidikan dan kesehatan yang layak bagi anak-anak sebagai calon penerus bangsa harus dijamin.

Anak-anak merupakan kunci masa depan Indonesia. Dalam rangka Peringatan Hari Anak Nasional pada 23 Juli 2024 lalu, dengan tema “Anak Terlindungi, Indonesia Maju,” penting untuk memastikan bahwa hak atas gizi dan pendidikan mereka terpenuhi.

Tentang menyiapkan generasi emas, hal ini tertuang dalam Peta Jalan Indonesia Emas 2045, melalui beberapa langkah strategis yang dijelaskan di bawah ini.

Apa yang dimaksud dengan generasi emas?

Istilah ‘generasi emas’ merujuk pada generasi penerus yang dipersiapkan saat peringatan 100 tahun kemerdekaan Indonesia, yakni pada tahun 2045. Untuk mencapai harapan ini, persiapan harus dilakukan sejak dini.

Oleh karena itu, Kadin Indonesia telah menyerahkan Peta Jalan Indonesia Emas 2045, yang salah satunya berfokus pada persiapan generasi penerus menjadi SDM yang berkualitas, mampu menghadapi tantangan global serta menjadi penggerak kemajuan dan kesejahteraan bagi bangsa.

Namun, untuk mengantar anak-anak penerus bangsa menuju generasi emas tentunya memerlukan langkah strategis. Di antaranya menguatkan dua pilar utama, di bidang pendidikan dan kesehatan.

Pendidikan menjadi fondasi penting bagi kemajuan bangsa

Kadin Indonesia menyoroti tiga jenis kesenjangan dalam siklus pendidikan di Indonesia. Di antaranya adalah aksesibilitas pendidikan, kualitas pendidikan dan relevansi keterampilan tenaga kerja. Berikut ini penjelasannya.

Aksesibilitas pendidikan

Anak dan masyarakat di kawasan terpencil masih sering kesulitan mendapat akses pendidikan yang layak. Hal ini menyangkut keterbatasan infrastruktur seperti gedung sekolah, serta tenaga pengajar.

Kualitas pendidikan

Kualitas pendidikan di beberapa daerah masih bervariasi, menyebabkan kesenjangan dalam hasil belajar. Anak- anak di kawasan terpencil dan kurang berkembang harus berjuang agar dapat mencapai standar pendidikan yang sama dengan anak-anak yang tumbuh di wilayah perkotaan dengan kualitas pendidikan memadai.

Relevansi keterampilan tenaga kerja

Kurikulum pendidikan yang tersedia masih belum sejalan dengan kebutuhan industri saat ini. Banyak lulusan tidak memiliki keterampilan yang dibutuhkan oleh perusahaan sehingga berpengaruh pada produktivitas dan pertumbuhan nasional.

Diperlukan bold moves sebagai upaya untuk menjawab ketiga permasalahan tersebut dengan dukungan peningkatan akses pendidikan, pemerataan kualitas pendidikan yang didapatkan, serta kesesuaian pengembangan bakat sesuai kebutuhan dunia kerja.

Masalah stunting yang berdampak pada kesehatan dan perkembangan generasi

Stunting memiliki efek jangka panjang pada perkembangan anak. Memastikan bahwa anak-anak mendapatkan asupan gizi yang cukup menjadi perhatian khusus dalam pengentasan masalah stunting.

Penanganan stunting yang dilakukan berfokus pada sejumlah faktor kunci seperti di bawah ini.

Pemberian nutrisi dan edukasi hidup sehat

Bertujuan untuk memastikan ibu hamil dan anak-anak mendapatkan gizi yang layak dan terpenuhi sehingga mendukung pertumbuhan yang optimal. Sementara edukasi kesehatan tentang tentang pola makan bergizi dan pentingnya ASI eksklusif penting untuk mencegah terjadinya stunting.

Fasilitas untuk kehidupan yang lebih sehat dan produktif

Bertujuan agar dapat memutus kemiskinan yang sering menjadi akar masalah stunting. Dukungan ini dapat mencakup akses faskes yang layak, pendidikan kesehatan serta dukungan ekonomi bagi keluarga miskin.

Dengan pemenuhan kebutuhan dasar tersebut harapannya anak-anak bisa tumbuh optimal dan menghindari siklus kemiskinan.

BACA JUGA: Membawa Visi Indonesia Emas 2045 Menjadi Realita Begini Panduan dari Arsjad Rasjid

Tentu saja kesuksesan mencetak generasi emas ini juga membutuhkan kerjasama antara pemerintah, masyarakat dan sektor swasta. Dengan memperkuat pendidikan dan kesehatan secara, kita dapat melahirkan generasi yang berkarakter dan berdaya saing tinggi di masa mendatang.

You may also like

More in News