News

Dampak Pemilihan Presiden 2024 terhadap Masa Depan Indonesia jadi Bahasan Arsjad di Acara Nomura

Arsjad bicara Dampak Pemilihan Presiden 2024

Siapakah sosok yang sangat didambakan rakyat Indonesia dalam pemilihan Presiden 2024 mendatang?

Hingga saat itu tiba, tentu segalanya masih menjadi misteri. Tiga kandidat Capres dan Cawapres masih memiliki waktu untuk menarik simpati masyarakat lewat visi dan misi mereka sampai Pemilu yang bakal digelar 14 Februari tahun depan.

Pemilihan Presiden 2024, masa krusial bangsa yang tentukan masa depan Indonesia

Bukan hanya soal memiliki pemimpin. Bagi Arsjad Rasjid, pemilihan Presiden 2024 nanti juga merupakan saat yang krusial mengingat impian negara kita untuk menjadi bangsa besar. Indonesia Emas 2045. Ditambah lagi dengan puncak bonus demografi yang harus kita optimalkan sebaik-baiknya. Jadi, siapa pun yang terpilih wajib mempersiapkan dan melakukan segala hal untuk mewujudkan cita-cita tersebut.

Itulah yang disampaikan oleh Arsjad Rasjid saat mengisi acara The Impact of Foreign Policy to Indonesia Economy yang diadakan Nomura, Verdhana Sekuritas Indonesia, Selasa (7/11/2023) lalu.

Dalam sambutannya, ia menjelaskan bahwa masa krusial 5-10 tahun ke depan adalah bagian dari ‘rencana’ ambisius untuk mencapai Visi Indonesia Emas 2045, sekaligus mengenai bagaimana memanfaatkan bonus demografi yang akan mencapai puncaknya di tahun 2030 mendatang, di mana 70% dari warga Indonesia adalah generasi produktif.

Pemimpin kompeten, harga mati untuk maksimalkan bonus demografi

Untuk menghindari dampak negatif dari bonus demografi, diperlukan seorang pemimpin yang mampu membawa Indonesia menghindari Revolusi Sosial sebagai akibat dari kemiskinan, pengangguran, serta kejahatan.

“Karena itu, pemilihan Presiden 2024 sangat penting bagi kita untuk memilih, bukan hanya figur yang tepat, tapi juga yang terbaik, yang bisa memimpin Indonesia memaksimalkan kesempatan yang dimiliki,” kata Arsjad.

Selanjutnya Arsjad mengajak para undangan untuk mengenali lebih jauh, tiga Calon Presiden dan Wakil Presiden di Pemilu 2024 mendatang.

“Pertama adalah Anies-Muhaimin, atau yang lebih dikenal sebagai AMIN. Visi mereka adalah ‘Indonesia Adil Makmur untuk Semua’ dengan tiga kata kunci, Perubahan, Keadilan serta Kemakmuran,” ujar Arsjad.

“Kedua adalah Ganjar Pranowo dan Profesor Mahfud MD dengan ‘Menuju Indonesia Unggul: Gerak Cepat Menuju Negara Maritim yang Adil dan Lestari’ sebagai visi mereka. Kata-kata kunci mereka adalah Akselerasi, Keunggulan, serta Transformasi,” ungkapnya.

“Dan kandidat ketiga adalah Prabowo Subianto yang berpasangan dengan Gibran Rakabuming Raka. Mereka memiliki sebuah visi, ‘Bersama Indonesia Maju Menuju Indonesia Emas 2045’ dengan kata kunci, seperti, Kesatuan, Pertumbuhan, dan Kuat,” imbuh Ketua Umum PB Perpani tersebut.

Lebih lanjut, Arsjad menjelaskan bahwa masing-masing kandidat memiliki keunggulan pada visi dan misi mereka. Beberapa di antaranya juga terlihat siap untuk meneruskan apa yang sudah dijalankan oleh pemimpin saat ini, Presiden Joko Widodo. Lalu siapakah yang terbaik dari ketiganya?

Pemenang pemilihan Presiden 2024 siap bersaing secara global

Arsjad menjelaskan bahwa saat ini seluruh negara berlomba untuk menjadi maju. Tak hanya Indonesia, juga tetangga-tetangga kita di Asia Tenggara.

“Untuk itu, menjadi maju tidak boleh menjadi satu-satunya tujuan. Kita harus memiliki keinginan untuk mengakselerasi dan mengubah upaya pertumbuhan yang sudah ada untuk menciptakan keunggulan komparatif Indonesia di antara lanskap global,” jelasnya.

Selain itu, Arsjad juga menekankan bahwa keberlanjutan bukan hanya tentang proyek atau program yang sedang berjalan. Tetapi juga memastikan bahwa seluruh sistem menyediakan infrastruktur yang benar untuk mempercepat apa yang sudah dilaksanakan sebelumnya.

Tak lupa, Arsjad juga membahas tentang sosok pemimpin ideal, yang mampu menghadirkan reformasi kebijakan, menghapus korupsi yang cukup tinggi di negeri, serta keinginan untuk memperkuat Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK)

Pemimpin baru harus menciptakan birokrasi yang efisien

Di hadapan para undangan dari Nomura, Verdhana Sekuritas Indonesia, Arsjad juga menjelaskan tentang pentingnya menciptakan birokrasi yang efisien. Dengan adanya digitalisasi, diharapkan akan ada beragam aplikasi yang membantu sistem birokrasi.

Salah satunya adalah Bureaucratic Digitalization yang dibuat oleh SATU DATA INDONESIA. Platform ini dibuat untuk mempercepat dan menyederhanakan implementasi Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik.

Aspek kedua adalah Produktivitas Ekonomi, di mana dalam satu dekade terakhir, Pemerintah telah melakukan berbagai upaya untuk meningkatkan produktivitas ekonomi.

“Berbagai pengembangkan infrastruktur telah dilakukan. Konektivitas Pulau Jawa dengan pulau-pulau lain juga bertumbuh lewat pengerjaan infrastruktur jalan tol trans-Jawa dan Luar Jawa,” ungkap Arsjad.

Bicara transportasi bukan hanya tentang jalan tol saja. Arsjad juga mengatakan bahwa Pemerintah telah menciptakan beragam transportasi publik, seperti Kereta Cepat Jakarta-Bandung, MRT, hingga LRT.

Sekali lagi Arsjad mengingatkan bahwa pemilihan Presiden 2024 akan menentukan langkah bangsa ini ke depannya.

“Visi kami untuk Indonesia di tahun 2045 sebagai negara maju, serta bonus demografi yang kami antisipasi di 2030 adalah capaian-capaian penting yang membutuhkan perhatian kita,” tukasnya.

Ia menegaskan bahwa Indonesia membutuhkan pemimpin-pemimpin yang tidak hanya memegang tongkat estafet, tetapi juga menambah kecepatan, memastikan bahwa aspirasi-aspirasi Indonesia untuk keunggulan dan transformasi benar-benar terwujud.

BACA JUGA: Arsjad Tekankan Peran Penting Suara Anak Muda dalam Pemilu 2024

“Mari memiliki keberlanjutan yang lebih dari sekadar serah-terima tanggung jawab. Ini adalah sebuah keputusan yang akan menentukan nasib dari negara tercinta kita, dan bersama-sama, kita bisa maju menuju Indonesia unggul yang bisa kita banggakan,” tutup Arsjad.

You may also like

More in News