Dalam kamus bahasa umum, agility adalah kemampuan seseorang untuk bergerak cepat, tangkas, lincah, cekatan. Tetapi dalam dunia bisnis, agility memiliki artian yang berbeda. Di kacamata Arsjad Rasjid, agility merupakan kemampuan untuk tetap menjadi yang terdepan.
Pandangan mengenai agility atau kelincahan di sisi bisnis ini ia paparkan saat menemukan pertanyaan dari seorang follower di media sosialnya. Arsjad Rasjid tertarik untuk menjelaskan value branding dalam perusahaan yang ia pimpin, PT Indika Energy, Tbk di era digital yang sangat kompetitif.
Pembahasan mengenai agility secara lebih dalam ini dirangkum Arsjad Rasjid lewat 6 tata nilai yang dimiliki oleh Indika Energy. Keenam nilai tersebut adalah:
- Kesatuan dan keragaman
- Integritas
- Kerja sama
- Ketangkasan
- Prestasi
- Tanggung jawab sosial
Seperti yang tampak dalam daftar 6 tata nilai Indika Energy, salah satunya adalah Ketangkasan, atau Agility. Bagi Arsjad, agility adalah kunci sukses untuk menghadapi tantangan di dunia yang terus berubah. Dengan ketangkasan tersebut, ia percaya bahwa Indika Energy akan selalu menjadi perusahaan yang unggul.
Arsjad Rasjid menulis bahwa agility bukan hanya perkara cepat dan mudah dalam melakukan setiap pekerjaan. Lebih dari itu, bagi Indika Energy agility adalah tentang seberapa baik organisasi dapat membentuk diri sekaligus bereaksi terhadap perubahan yang terjadi di dunia usaha.
Inspirasi yang bisa dipetik dari pernyataan Arsjad Rasjid tersebut adalah bahwa pengusaha siapa pun yang menjalankan usaha apa pun harus tangkas agar mampu membangun identitas sehingga unggul di tengah perkembangan zaman yang serba digital.
Selain tangkas, apa yang diperlukan untuk bisa lebih unggul?
Agile atau tangkas saja tidak cukup untuk menjadi unggulan di setiap perubahan zaman. Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia tersebut juga menekankan tiga hal yang perlu dilakukan oleh pengusaha-pengusaha muda agar selalu menjadi nomor satu.
Pertama, pastikan usaha Anda memiliki value (nilai) serta misi. Value penting dalam bisnis karena menjadi landasan bagi karyawan dalam dalam proses pengambilan keputusan. Value akan membantu mereka dalam voting, terutama ketika situasi perusahaan sedang genting. Tak kalah pentingnya, usaha juga harus memiliki misi. Dengan misi, kita bisa tahu bagaimana langkah produksi dan mendapatkan penghasilan demi mencapai tujuan.
Kedua adalah menjadi otentik dan setia pada tujuan. Di era media sosial, pengaruh dari seseorang bisa dengan mudah datang kapan dan di mana saja. Ketidaksempurnaan kita sebagai manusia memungkinkan inspirasi terserap begitu saja, tanpa tahu manfaatnya. Sangat penting bagi kita untuk selalu otentik dan setia pada tujuan. Keteguhan hati ini akan membuat Anda keep on track, tidak mudah berubah haluan sehingga lebih mudah dalam mencapai apa yang diinginkan.
Saran yang ketiga adalah menerima perubahan dan inovasi. Bukan tentang perubahan akibat pengaruh orang lain, tetapi berubah agar sesuai dengan zaman. Faktanya, manusia saat ini bisa berubah pikiran hanya dalam waktu sekian detik saja sehingga selalu mempengaruhi keinginannya. Dengan merangkul perubahan, Anda bisa menjadi sosok yang penuh inovasi dan selalu siap dengan tantangan.
Stay agile, stay relevant
Ketangkasan dalam menghadapi perubahan akan membiasakan diri Anda untuk selalu relevan. Pasalnya, era digital ini membuat segalanya bisa terjadi dalam sekejap mata. Inilah mengapa Anda harus menjadikan ketangkasan sebagai satu nilai yang harus dipegang.
Dengan selalu relevan artinya Anda juga siap untuk selalu merasa berguna, selalu inovatif, dan tak pernah ketinggalan berita. Hal-hal tersebut akan memberikan manfaat baik dan kompetitif dengan memastikan bahwa Anda selalu memberikan yang terbaik kepada konsumen.
BACA JUGA: Menjadi Pemimpin Tajam Melalui Inspirasi dari Olahraga Panahan
Masifnya digitalisasi menjadi bagian dari munculnya era disrupsi. Perubahan-perubahan akibat inovasi yang sangat hebat bisa terjadi kapan saja dan memberi dampak hebat yang mampu mengubah sistem hingga tatanan kehidupan manusia.
Sudah siapkah Anda menjadi tangkas dalam menghadapi setiap tantangan di era disrupsi ini?