Terlalu lama terlena dengan pesatnya dunia teknologi sampai tidak sadar kalau perkembangan ekonomi digital di Indonesia begitu pesat? Saatnya untuk mulai menyadari bahwa canggihnya dunia perbankan kini semakin memudahkan kehidupan masyarakat di seluruh Tanah Air.
Hal ini selaras dengan semakin meleknya penduduk Indonesia terhadap internet. Dimulai dengan hanya sekitar dua jutaan pengguna di awal 2000-an, kemudian menunjukkan peningkatan yang signifikan di tahun 2011 dengan jumlah pengguna sampai 43 juta orang.
Sempat mencapai 202,6 juta pengguna di tahun 2021, We Are Social mencatat bahwa di tahun 2023 ini semakin meningkat hingga 212,9 juta pada Januari 2023. Artinya, sekitar 77% dari populasi Indonesia sudah pernah menggunakan internet.
Data di atas menunjukkan bahwa Indonesia sepenuhnya siap untuk maju bersama internet. Untuk itu,masyarakat harus benar-benar bisa memanfaatkan kemajuan teknologi ini untuk memudahkan kehidupan, terutama untuk ekonomi digital.
Inilah salah satu topik pembahasan hangat yang diangkat oleh kanal YouTube Coffee Break with Arsjad & Pandu Sjahrir saat ngobrol tentang “Tech Winter, Digital Economy, & Green Business” tentang perubahan ekonomi dan masyarakat bersama Presiden Direktur PT Indika Energy, Tbk., sekaligus Ketua Kadin, Arsjad Rasjid. Ada beberapa hal menarik yang bisa digarisbawahi dari pembicaraan ini.
Dulu tak sudi, kini makin cinta e-money
Menurut Pandu Sjahrir, ada perubahan besar pada ekonomi digital Indonesia. Ia bercerita lewat pengalamannya sendiri bahwa delapan tahun lalu, masyarakat masih sulit untuk menerima pembayaran menggunakan sistem digital. Mereka lebih percaya dengan pembayaran secara tunai atau transfer via Anjungan Tunai Mandiri.
Namun dalam waktu yang singkat, dalam delapan tahun berikutnya, ekonomi berbasis digital dan pembayaran online berhasil merebut hati masyarakat. Hanya dengan beberapa kali ketukan di layar smartphone, sukses untuk memborong barang belanjaan.
Ekonomi digital sudah menjadi bagian penting bagi masyarakat
Dari fakta di atas, sudah terjawab bahwa masyarakat Indonesia telah siap untuk berjalan bersama ekonomi digital. Pasalnya, masing-masing memberikan kemudahan, seperti simbiosis mutualisme yang saling menguntungkan antara satu dengan lainnya. Dengan semakin berkembangnya ekonomi berbasis digital, semakin banyak kemudahan yang diberikan kepada rakyat Indonesia, semakin besar pula kepercayaan untuk menggunakannya.
Selain itu, pertumbuhan ekonomi digital Indonesia juga memiliki potensi yang sangat positif untuk dunia usaha. Hal ini tak lepas dari banyaknya pengusaha-pengusaha yang bergerak di sektor mikro. Sistem pembayaran yang mudah, dengan melalui digital tentu akan sangat membantu pertumbuhan UMKM di negeri ini.
UMKM yang siap dan digital akan bantu Indonesia hadapi resesi ekonomi
Sudah bukan rahasia lagi bahwa potensi resesi sedang mengintip dunia. Namun dengan ekonomi digital dan UMKM yang siap, Indonesia diramal akan siap menghadapinya.
Sudah tak terhitung, berapa banyak perusahaan retail yang bertumbangan gara-gara resesi. Namun pergerakan ekonomi Indonesia terasa santai saja. Selain langkah sigap pemerintah, ternyata UMKM juga berperan besar dalam menghadapinya.
Catatan dari Kemenko bidang ekonomi, proyeksi dari International Monetary Fund (IMF) per Oktober 2022 menunjukkan semakin lambatnya pertumbuhan ekonomi global dari 6% pada 2021, menjadi 3,2% pada 2022 dan 2,7% pada 2023.
Salah satu cara pemerintah Indonesia dalam menghadapi tren menurun ini adalah dengan mendorong pertumbuhan pengusaha kecil dan UMKM untuk menjaga keseimbangan ekonomi dalam negeri. Dari berbagai cara, satu di antaranya adalah dengan memperbaiki sistem ekonomi digital.
Sudah siapkah Indonesia menghadapi resesi global? Pertanyaan ini juga akan terjawab bila kita siap meningkatkan berbagai ekosistem yang menunjang kekuatan UMKM dan ekonomi digital. Bila semuanya siap, bukan mustahil bahwa Indonesia akan tetap kuat menghadapi berbagai tantangan dunia.