Meskipun kemajuan teknologi artificial intelligence (AI) telah mengubah banyak aspek kehidupan, masih ada keyakinan kuat bahwa teknologi ini tak akan bisa sepenuhnya menggantikan peran manusia.

Sejak kemunculannya, AI memang telah berdampak pada banyak hal. Salah satunya adalah transformasi di dunia industri, serta sempat dianggap sebagai ‘ancaman’ lapangan kerja.

Arsjad Rasjid memahami artificial intelligence membuat pekerja merasa insecure akan masa depan karir mereka. Namun jangan khawatir karena ada beberapa tips untuk menghadapi era baru dunia kerja dengan kedatangan AI ini. Yuk, simak tipsnya di bawah ini.

Artificial intelligence mengambil alih peran kerja manusia

Kecerdasan buatan memang telah merambah berbagai aspek dan bidang. Memang tak bisa dimungkiri bahwa cukup banyak pekerjaan yang biasanya mengandalkan kemampuan manusia, kini bisa lebih efisien dengan penggunaan AI.

Namun masih ada satu aspek yang belum mampu sepenuhnya tergantikan oleh AI, yaitu sentuhan tangan dan kreativitas manusia yang membuat suatu karya menjadi istimewa.

Di samping itu, ada beberapa peluang yang justru terbuka karena kemunculan otomatisasi ini.

1. Memanfaatkan AI sebagai partner brainstorm ide baru dan kreatif

Kecerdasan buatan seperti chatGPT, bisa kita manfaatkan untuk memperkaya proses brainstorming. Hal ini karena kemampuannya dalam memberikan umpan balik dan inspirasi bagi penggunanya untuk berinovasi. Contohnya:

  • Pekerja di bidang kreatif dapat meminta rekomendasi untuk generate ide-ide baru atau simulasi kreativitas dengan menggabungkan dua konsep atau lebih.
  • Pemilik usaha bisa mendapatkan rekomendasi inovasi produk dan strategi bisnis
  • Konsultan di bidang marketing bisa mendapatkan rekomendasi strategi pemasaran serta analisisnya.

2. Skill memasukkan prompt yang tepat

Keterampilan mengoperasikan AI agar fungsinya menjadi optimal atau disebut juga prompt engineering, adalah skill baru yang akan dibutuhkan di masa mendatang. Meskipun sangat cerdas, skill memasukkan prompt yang tepat hanya bisa dilakukan oleh manusia dan hal ini menjadi sebuah seni tersendiri

Ada beberapa teknik prompt yang bisa kita pelajari sebagai skill di masa mendatang. Di antaranya adalah sebagai berikut.

  • Direct prompt yaitu memberikan instruksi atau pertanyaan langsung pada model AI. Contohnya meminta informasi tentang tren bisnis terkini.
  • Role playing prompt yaitu mengajak AI untuk mensimulasikan skenario tertentu, misalnya meminta AI bertindak sebagai digital marketer sehingga konteks yang diberikannya akan lebih relevan dengan topik tersebut.
  • Inverse prompt yaitu menentukan output yang diminta agar lebih tepat seperti hal-hal yang ingin dihindari. Contohnya, bertanya mengapa suatu strategi pemasaran berpotensi tidak efektif.
  • Contextual prompt, yaitu jenis prompt dibuat dengan konteks yang telah diberikan. Contohnya, memberikan gambaran pada AI seolah kita adalah seorang pemula di bidang usaha tertentu dan meminta masukan tentang langkah-langkah apa yang perlu dilakukan di awal.
  • Multi-turn prompt yaitu jenis prompt yang memungkinkan kita membuat instruksi yang terdiri dari beberapa langkah. Contohnya meminta deskripsi lengkap beserta rincian lainnya seperti metode dan strateginya.

Oleh karena itu, kita perlu melakukan eksplorasi pada kecerdasan buatan yang relevan dengan bidang pekerjaan. Dengan demikian, dapat mengimbangi peran teknologi yang mulai banyak digunakan saat ini.

Bagaimana Gen Z pekerja kreatif bisa tetap relevan di tengah maraknya artificial intelligence

Untuk mengimbangi kemajuan AI yang sangat mutakhir dan cepat, ada beberapa tips dari Arsjad Rasjid bagi Gen Z dan pekerja kreatif. Dengan cara di bawah ini, kita bisa lebih optimis menghadapi perubahan di masa mendatang.

1. Upskilling

Upskilling adalah usaha untuk meningkatkan kemampuan yang sebaiknya terus kita lakukan agar tetap relevan dan beradaptasi dengan perubahan.

Contohnya, seorang desainer grafis bisa mencoba proses kerja yang lebih efisien dengan memanfaatkan bantuan AI, seperti Canva atau Adobe Sensei.

2. Reskilling

Reskilling adalah proses belajar kembali untuk memperoleh keterampilan baru, baik yang berhubungan atau di luar dari bidang profesi kita.

Menurut World Economic Forum (WEF) imbas dari kemajuan teknologi membuat sebagian pekerja harus melakukan reskilling pada tahun 2025. Sebab akan terjadi shifting atau peralihan dari satu cara kerja ke cara lainnya, di mana hal ini juga membutuhkan keterampilan baru tersebut.

Arsjad Rasjid menekankan bahwa meski AI bisa membantu kreativitas dan pekerjaan, masih tetap diperlukan sisi manusiawi di dalamnya sehingga bisa lebih sensitif terhadap perkembangan secara global.

BACA JUGA: Tanggapan Arsjad Rasjid Tentang Kecerdasan Buatan yang Dianggap Memberikan Dampak Pada Dunia Kerja

Dengan kemampuan penggunaan artificial intelligence yang baik, kreativitas dan keterampilan yang terus diasah, justru akan membuat para pekerja di masa mendatang lebih inovatif. Jadi, jangan ragu menjadikan AI sebagai partner yang bisa mengoptimalkan output kerja kita.

You may also like

More in News