Arti sukses bisa berbeda-beda antara individu satu dengan yang lainnya. Seiring perkembangan zaman, milenial lebih memilih untuk menyewa rumah, sedangkan memiliki rumah bukan lagi patokan utama kesuksesan seperti halnya generasi sebelumnya.

Menurut data Kementerian PUPR hingga tahun 2022, sebanyak 10,51 juta rumah tangga di Indonesia belum memiliki rumah. Dari jumlah tersebut, 4,39 juta adalah generasi milenial, lebih mendominasi dari generasi lainnya.

Berdasarkan hasil riset Indonesia’s Millennials and Gen Zs: Are They Financially (Il)literate?, oleh Ibrahim Kholilul Rohman, Raka Rizky Fadilla, Kevin Bagas Ksatria, Feisal Nadhirrahman, milenial cenderung memilih investasi pada aset dengan risiko lebih rendah seperti emas, reksadana dan obligasi.

Bagi Arsjad Rasjid, hal ini menunjukkan pergeseran arti sukses pada generasi muda. Lebih lengkapnya, dijelaskan dalam pemaparan menarik di bawah ini.

Arti sukses generasi masa kini sudah berubah

Fenomena banyaknya generasi milenial yang belum punya rumah, membuat Arsjad Rasjid belajar bahwa telah terjadi perubahan persepsi tentang kesuksesan. Khususnya urban milenial (yang tinggal di wilayah perkotaan), memandang bahwa kesuksesan itu banyak layernya.

Beberapa contoh pandangan tentang arti sukses bagi generasi muda menurut Arsjad antara lain sebagai berikut.

1. Kebahagiaan dan kepuasan hidup

Kesuksesan tidak hanya dinilai dari pencapaian materi atau karier, tetapi juga dari kebahagiaan, seperti hubungan yang sehat, pengalaman berharga serta kemampuan mensyukuri pencapaian kecil dalam kehidupan.

Pendiri Youth Laboratory Indonesia sekaligus buku Generasi Phi, Memahami Milenial Pengubah Indonesia (2017), Muhammad Faisal, menyebutkan bahwa terdapat tiga hal yang justru memicu kebahagiaan.

Hal tersebut adalah spiritualitas, ketangguhan secara ekonomi atau resiliensi, serta masyarakat kolektif.

2. Keseimbangan kerja, fisik dan mental

Bagi milenial, memiliki tubuh dan pikiran yang sehat adalah fondasi untuk hidup yang berkualitas. Selain ingin produktif dalam pekerjaan, mereka juga butuh waktu untuk diri sendiri, seperti melakukan hobi, istirahat, dan berolahraga.

3. Stabilitas keuangan

Merasa aman dan memiliki kebebasan finansial bukan berarti harus kaya. Cukup memenuhi kebutuhan dasar, memiliki tabungan masa depan, asuransi yang memadai, serta berinvestasi dan memiliki usaha sendiri.

4. Peluang untuk berkembang

Memiliki pekerjaan yang tidak hanya memberikan penghasilan layak, tetapi juga memberi ruang dan kesempatan untuk berkembang baik secara profesional maupun pribadi. Serta meningkatkan kapasitas diri melalui pendidikan formal maupun kursus.

5. Kontribusi bagi masyarakat

Dapat melakukan sesuatu yang memberikan dampak positif bagi masyarakat baik melalui pekerjaan maupun gerakan sosial dapat memberikan kepuasan moral dan memperkuat makna serta tujuan hidup.

Intinya, makna kesuksesan saat ini tidak terbatas pada materi, aset maupun titel yang dimiliki. Melainkan hidup yang lebih bermakna bagi diri sendiri serta orang lain.

Bukan berarti tidak ingin punya rumah, tetapi begini situasinya

Perbedaan pandangan milenial tentang memiliki rumah dipengaruhi oleh berbagai macam pertimbangan.

Saat ini, lebih banyak milenial yang memilih untuk menyewa daripada memiliki rumah sendiri karena menyesuaikan dengan berbagai macam situasi seperti di bawah ini.

1. Fleksibilitas, mobilitas, dan kebutuhan untuk mengembangkan diri

Pertimbangan untuk menyewa daripada membeli rumah didasari oleh kebutuhan milenial untuk hidup fleksibel dan mudah berpindah-pindah. Dengan menyewa rumah, milenial dapat mengembangkan dirinya untuk mencari peluang yang dapat menunjang karier dan kehidupan pribadi mereka karena tidak terikat oleh tempat

2. Kenaikan upah per tahun tak sejalan dengan harga rumah

Harga rumah yang terus meningkat tidak sejalan dengan kenaikan upah per tahun. Padahal untuk dapat memiliki hunian sendiri, artinya juga membutuhkan akses pembiayaan yang memadai.

3. Banyak milenial yang belum memiliki pekerjaan tetap atau penghasilan yang stabil

Menurut survey Tirto tentang pekerjaan Gen Z dan milenial di tahun 2022, dengan responden milenial berjumlah 665, menunjukkan 44,51% di antara mereka merupakan pekerja swasta, 27,8% adalah wiraswasta, 14,59% sebagai pekerja lepas. Hanya 4,66% yang merupakan ASN dan 1,35% yang menjadi pegawai BUMN.

Karena beberapa kondisi di atas, milenial pun memiliki prioritas yang berbeda dengan generasi sebelumnya. Mereka beradaptasi dengan perubahan hidup yang dinamis.

BACA JUGA: Mencari Validasi Adalah Hal yang Sebaiknya Tak Dilakukan, Arsjad: Fokus Pada Dirimu Sendiri

Arsjad berpesan, tidak perlu berkecil hati bila arti sukses dan prioritas kita sudah berbeda dengan generasi sebelumnya. Tetap fokus dengan apa yang menjadi kepentingan utama kita daripada memaksakan diri mengikuti cara orang lain.

You may also like

More in News