News

Keikutsertaan ASEAN dalam Supply Chain Global jadi Pidato Arsjad Pada Ulang Tahun ASEAN ke-56

Keikutsertaan ASEAN dalam Supply Chain Global jadi Pidato Arsjad

Arsjad Rasjid mengingatkan tentang pentingnya keterlibatan ASEAN sebagai pemain utama dalam supply chain global. Hal ini ia sampaikan lewat pidato sambutan dalam merayakan Ulang Tahun ASEAN yang ke-56.

Di hadapan para pimpinan yang hadir di acara tersebut, yaitu Sekretaris Jenderal ASEAN, Dr. Kao Kim Hourn serta Menteri Luar Negeri Indonesia, Retno Marsudi, Arsjad mengingatkan tentang pergeseran perhatian global dalam menciptakan Indo-Pasifik yang dinamis dan signifikan secara strategis.

Mewakili para pebisnis, Arsjad menyampaikan harapannya mengenai ASEAN yang mampu menjadi kapten di kapal sendiri, bisa menentukan nasibnya sendiri dalam membentuk integrasi ekonomi. Untuk itu, Arsjad mengingatkan tentang pentingnya kerja sama yang lebih erat dengan negara-negara di kawasan.

“Kawasan kita berada di pusat Indo-Pasifik, karena itu kita harus memanfaatkan keunggulan geografi ini. Dengan memaksimalkan potensi dari sumber-sumber daya kita serta membentuk sikap regional dalam melibatkan negara-negara Indo-Pasifik,” kata Arsjad.

 

Ia mengingatkan bahwa perhatian dunia terhadap kawasan Indo-Pasifik sangat besar. Arsjad bercerita tentang pengalamannya bertemu Menteri Indo Pasifik Inggris Raya, HE Anne Marie. Dalam diskusi mereka, Arsjad menjelaskan bahwa dunia sangat teliti dalam melihat peluang di kawasan ini. Sudah banyak negara-negara yang mengembangkan kerangka, konsep, strategi, dan pandangan Indo-Pasifik untuk ASEAN. Untuk itu, penting bagi para pimpinan untuk mengubah peluang tersebut menjadi manfaat bagi masyarakat.

“Saya diundang untuk berbagi tentang keterlibatan ASEAN dalam supply chain global. Kami percaya bahwa kawasan kuta memiliki beberapa kekuatan penting, dari tingginya penetrasi dan adopsi digital, potensi ekosistem kendaraan listrik (EV) kita, keragaman produk agrikultural yang tinggi, pengembangan energi terbarukan yang progresif, aktivitas dan pertumbuhan UMKM yang menjanjikan, serta semakin luasnya industri kesehatan dan R&D di dalam kawasan,” terang Arsjad.

Selain issue soal supply chain, sebagai Ketua ASEAN Business Advisory Council (ASEAN-BAC), Arsjad juga melaksanakan tugasnya dalam mempromosikan kawasan lewat serangkaian roadshow ke berbagai penjuru Asia tenggara, termasuk juga mengunjungi Jepang, Inggris, Australia, Kanada, serta China.

“Kami bertemu para pejabat pemerintahan, pimpinan-pimpinan bisnis, kamar dagang, serta berbagai social development stakeholders. Kesimpulannya, ‘ASEAN truly matters!’,” tegas pria yang juga menjabat sebagai Ketua Kadin Indonesia tersebut.

Arsjad melanjutkan bahwa dari berbagai kunjungan roadshow tersebut ia mendapatkan banyak nilai-nilai strategis serta kesamaan pandangan dalam mengembangkan rencana kerja sama menuju masa depan. Ia menggarisbawahi tentang fokus terhadap perdagangan dan investasi, teknologi dan inovasi, pertumbuhan yang berkelanjutan, konektivitas infrastruktur, serta kuatnya kerja sama kelembagaan yang dicerminkan dalam proyek warisan ASEAN-BAC.

Dalam roadshow tersebut, selain mempromosikan perdagangan dan investasi di ASEAN, Arsjad juga memamerkan kemitraan yang konsisten serta kuat bersama para partner bisnis di seluruh dunia. Ia juga menekankan kuatnya kerja sama di bidang dagang dan investasi bersama China, Amerika Serikat, Jepang, Korea Selatan, serta Uni Eropa sembari menegaskan pentingnya untuk lebih mempererat dan meneruskan kemitraan tersebut agar tercipta masa depan yang lebih adil, tanpa diskriminasi, serta semakin inklusif.

Di sisi penanaman modal, Arsjad juga melihat pada semakin kuatnya investasi bersama di antara para pebisnis handal ASEAN, diharapkan dengan hadirnya investor-investor global terbaik, pertumbuhan industri dan perdagangan ASEAN akan semakin bagus.

Selain menunjukkan kuatnya komitmen perdagangan dan investasi di ASEAN, Arsjad juga mengingatkan tentang pentingnya lima kunci prioritas yang tersebar di berbagai sektor.

“Untuk transformasi digital, legacy project pertama adalah ASEAN QR Code, di mana ASEAN-BAC berusaha untuk mempromosikan pembayaran digital lintas-batas yang bertujuan untuk menghubungkan transaksi dan UMKM di seluruh penjuru ASEAN,” terang Arsjad.

“Kami juga berkeinginan untuk memperluas kode pembayaran digital ini ke lebih banyak negara-negara Indo-Pasifik,” lanjutnya.

Lanjut ke legacy project kedua dan ketiga, yaitu Wiki Entrepreneur and Marketplace Lending yang dibentuk untuk mendukung UMKM di seluruh ASEAN. Wiki Entrepreneur bertujuan untuk memberikan informasi dan pengetahuan yang bakal memperkuat dan memperluas jangkauan UMKM, sementara Marketplace Lending bertujuan untuk akses dan inklusivitas finansial bagi para pengusaha mikro, kecil, serta menengah.

Untuk legacy project tersebut, Arsjad juga berharap untuk meningkatkan kerja sama dengan negara-negara Indo-Pasifik. Sebagai contoh, Wiki Entrepreneur yang telah menjalani kolaborasi bersama Organisasi Perdagangan Eksternal Jepang (JETRO). Ke depan, Arsjad berkeinginan untuk merangkul lebih banyak mitra untuk bergabung bersama dalam membangun ASEAN.

Dalam hal ekonomi hijau, Arsjad mengatakan bahwa dirinya sangat mendukung agar tercipta di ASEAN. Langkah nyatanya berupa dua legacy project, yaitu Pusat Keunggulan Karbon dan ASEAN Net-Zero Hub.

Arsjad optimis bahwa pasar karbon ASEAN akan berkembang dan menghasilkan keuntungan, sekaligus menambah nilai keanekaragaman hayati dan hutan di kawasan. Sementara untuk Net-Zero Hub akan menjadi upaya untuk berbagi pengetahuan dan praktik terbaik dengan berbagai perusahaan, serta bersama-sama mengurangi emisi karbon. Sebuah upaya untuk kontribusi terhadap global net-zero economy.

ASEAN-BAC juga memiliki kampanye One-Shot ASEAN untuk meningkatkan kekuatan jaringan kesehatan di seluruh ASEAN, khususnya pada vaksinasi.

“Kami telah berkomitmen untuk bekerja sama dengan berbagai perusahaan farmasi di seluruh kawasan, seperti Takeda dari Jepang, dan lainnya,” ungkap Arsjad.

Arsjad juga mengakui bahwa dalam mewujudkan berbagai legacy project di ASEAN, ia berupaya untuk menciptakan kerja sama dengan berbagai badan investasi di ASEAN. Di tahun ini, ASEAN-BAC turut melibatkan berbagai lembaga internasional, seperti OECD, G20, APEC, PBB, serta World Economic Forum untuk membuat ASEAN menjadi lebih relevan, regional dan multilateral.

BACA JUGA: Arsjad Bersama ASEAN-BAC Siap untuk Merealisasikan ASEAN Business Roadmap

Sebagai penutup, Arsjad mengatakan bahwa komitmen ASEAN-BAC di tahun 2023 adalah untuk mendukung Keketuaan ASEAN Indonesia, termasuk dalam termasuk merealisasikan ASEAN Outlook Indo-Pasific dengan menghadirkan lebih banyak kemitraan bisnis, konektivitas antar-individu, serta yang paling penting adalah manfaat bersama bagi semua masyarakat. Serta yang tak kalah penting adalah juga keterlibatan ASEAN di dalam supply chain global.

You may also like

More in News