Dulu, istilah burnout adalah hal yang berkenaan dengan otomotif, khususnya motor roda dua. Sebuah atraksi di mana seseorang mengendarai dan menjaga motornya secara statis namun memutar kencang ban sehingga tercipta asap, hasil dari putaran roda yang bergesekan dengan aspal.
Di masa sekarang, burnout memiliki arti yang lebih luas dan salah satunya berhubungan dengan dunia kerja dan kehadirannya mungkin tidak disadari oleh penderitanya.. Burnout merupakan kondisi stres dalam tahap kronis. Di level ini, penderitanya, yaitu pekerja akan merasa lelah secara fisik, mental, dan emosional yang diakibatkan oleh pekerjaannya.
Dikutip dari halodoc.com, orang yang mengalami burnout akan menunjukkan lima gejala, antara lain sebagai berikut:
Rasa lelah yang seperti tiada habisnya
Salah satu gejala burnout yakni mengalami kelelahan secara terus-menerus. Ciri penderitanya yaitu mengalami kesulitan menggerakkan otot sampai tidak bisa bangun dari tempat tidurnya. Bila seseorang mengalami hal ini, besar kemungkinan ia sedang mengalami kelelahan, baik secara fisik maupun mental.
Merasa apa yang dikerjakannya tidak bermanfaat
Ciri kedua dari burnout adalah adanya perasaan bahwa apa yang sudah dilakukan hingga saat ini tidak berguna. Akibat dari kondisi emosi yang seperti ini, produktivitas dan pencapaian kerja pun jadi berkurang.
Mengalami depresi
Dengan merasa tidak produktif, pada akhirnya seseorang akan mengalami tekanan atau depresi. Bila tidak ditangani secara serius dan benar, depresi sebagai akibat dari pekerjaan ini akan menjadi kondisi seumur hidup. Satu studi juga menunjukkan bahwa orang yang rentan depresi juga akan mudah mengalami burnout.
Benci dengan pekerjaan
Dampak lain dari burnout adalah menyebabkan seseorang hilang rasa hingga benci dengan pekerjaannya sebagai akibat dari ketidakpuasan di tempat kerja. Bahkan lebih parah lagi, ciri burnout ini juga bisa memunculkan penyakit fisik.
Menimbulkan sakit kepala
Tanda lain dari burnout adalah menyebabkan rasa tidak nyaman di bagian kepala. Hal ini sesuai dengan konsep burnout dari Herbert Freudenberger, seorang psikolog asal Amerika Serikat. Ia menyebutkan bahwa sakit kepala yang berkelanjutan merupakan ciri-ciri fisik serangan burnout. Dari sakit kepala, akan muncul gangguan-gangguan fisik lain, di mana salah satunya adalah masa istirahat yang berkurang karena sulit tidur.
Cara mengatasi burnout ala Arsjad Rasjid
Dari lima ciri burnout di atas bisa kita simpulkan bahwa dampak yang diakibatkan dari gangguan mental ini bisa menimbulkan penyakit fisik dan mengganggu kesehatan. Untuk mengatasi masalah ini, salah satu caranya adalah dengan bertanya dengan yang sudah berpengalaman dengan dunia kerja, yaitu Arsjad Rasjid.
Di keseharian, Arsjad Rasjid merupakan pribadi yang sangat sibuk. Bukan hanya memiliki karir sebagai Presiden Direktur PT Indika Energy, Tbk., tapi juga menjadi Ketua Kadin Indonesia, Ketua ASEAN-BAC, hingga Ketua Umum PB Perpani.
Masing-masing dari jabatan tersebut memberikan tanggung jawab yang besar di pundak Arsjad Rasjid. Sudah pasti ada tekanan besar yang berpotensi menjadi burnout bagi alumnus Pepperdine University tersebut.
Lewat #TanyaArsjadRasjid, ia berbagi video di media sosial Instagram tentang cara menghadapi burnout ala dirinya. Hal ini untuk menjawab pertanyaan seorang followers yang penasaran, apakah seorang Arsjad Rasjid dengan intensitas pekerjaan yang tinggi pernah mengalami burnout dan bagaimana cara mengatasinya?
Menjawab pertanyaan tersebut, Arsjad Rasjid tidak menampik bahwa dirinya juga pernah merasa burnout. Ia menekankan bahwa setiap manusia pasti memiliki pikiran dan rasa lelah. Jadi mustahil untuk tidak pernah merasakan yang namanya feeling burnout.
Dengan sulitnya menghindar dari burnout, Arsjad memberi satu resep sederhana.
“Diam-diam dulu, santai, breath in and out, (mengambil napas) setelah itu rileks,” kata Arsjad.
Arsjad beranggapan bahwa burnout merupakan saat di mana kita panik menghadapi pekerjaan sehingga membuat pikiran kurang tenang. Untuk kembali fokus, tentu saja Anda harus me-reset diri, menenangkan hati dan pikiran dulu sebelum kembali melanjutkan pekerjaan.
“Kadang-kadang jalan, muter-muter sedikit supaya menenangkan (pikiran),” lanjut Arsjad.
BACA JUGA: Begini Cara Menjaga Kesehatan Ala Arsjad Rasjid di Tengah Kesibukannya
Kuncinya, tahu kapan saatnya untuk istirahat sejenak, menyegarkan pikiran yang kemungkinan sudah kalut dan kusut akibat dari pekerjaan–pekerjaan sebelumnya. Kembalikan fokus kerja Anda dengan memberi break yang cukup, istirahat untuk meredakan tekanan, dan dapatkan kembali kekuatan untuk mengoptimalkan kinerja.
Sederhana tapi efektif. Selamat mencoba!
View this post on Instagram