Inspirasi

Berbicara Tentang Culture Generasi Z di Perusahaan dan Pesan Penting Vina Muliana

Arsjad dan vina membahas tentang generasi z

Saat ngobrol bareng Vina Muliana di kanal YouTube miliknya, Arsjad Rasjid mendapat banyak cakrawala baru, terutama tentang pola para Generasi Z. Para anak bangsa yang kini beranjak dewasa dan mulai memasuki usia produktifnya. Hanya saja, dengan semakin pesatnya kemajuan zaman, semakin tinggi pula tantangan yang mereka hadapi.

Dengan jutaan pengikut di platform media sosial TikTok, Vina Muliana menjadi tempat untuk mencari solusi bagi kaum muda yang masih mencari atau yang sudah bekerja. Bukan hanya soal bikin Curriculum Vitae, Vina juga memiliki banyak jawaban tentang bagaimana fit in di tempat kerja dengan berbagai kondisinya.

Kepedulian perusahaan itu penting bagi Gen Z

Salah satu topik menarik yang dibahas dalam video “Ngobrolin Karir, TikTok, dan Tips Mencari Kerja | Coffee Break with Arsjad & Vina Muliana” adalah tentang culture Generasi Z di perusahaan. Sebagai seorang yang beda generasi, Arsjad Rasjid bertanya, bagaimana sebenarnya budaya para Gen Z saat bekerja.

“Menurut saya culture-nya harus sesuai dengan balance mereka. Tapi satu culture yang menurut saya sangat repetitif yaitu they see company whether it is sustain or not,” kata Vina.

Lebih lanjut, Vina menjelaskan bahwa Generasi Z punya kecenderungan melihat kekuatan perusahaan, apakah bisnis tersebut mampu bertahan lama atau tidak, dan termasuk juga bagaimana perusahaan tersebut ‘berbicara tentang masa depan,’ atau lebih mudahnya adalah kepedulian dan kebijakan company terhadap lingkungan sekitar. Selain itu Generasi Z juga melihat bagaimana kepedulian suatu perusahaan terhadap kehidupan sosial masyarakat. Mereka juga menimbang apakah bisnis tersebut bisa merugikan orang lain atau tidak.

“Saya juga kaget ternyata mereka (Generasi Z) itu peka banget terhadap hal itu (sustainability suatu perusahaan),” ungkap wanita yang saat ini menjabat sebagai Senior Associate, Culture Strategy Lead di Mining Industry Indonesia (MIND ID).

Hal ini menunjukkan bahwa ada perbedaan besar antara Generasi Z dengan generasi-generasi sebelumnya di mana mereka jauh lebih memperhatikan budaya yang dibawa oleh suatu perusahaan. Orientasi mereka bukan hanya kepada materi semata. Dalam melihat, Gen Z juga memiliki cakupan yang lebih luas dan detail sebelum memutuskan bahwa perusahaan tersebut baik bagi mereka dan orang lain.

Dari pola tersebut, menurut Vina, seharusnya sudah cukup untuk membuat perusahaan tahu bagaimana cara mereka mengkampanyekan diri di masa sekarang. Tak hanya sekadar brand saja, banyak hal lain yang harus mereka lakukan agar bisa diterima oleh Gen Z.

“Memang penting juga sekarang, perusahaan yang punya employer branding yang bagus,” tutur Vina.

Sebagai catatan, employer branding adalah usaha dari suatu perusahaan untuk membuat para pekerjanya menjadi nyaman dan betah saat bekerja. Wajib diketahui oleh setiap pengusaha bahwa Generasi Z melihat bahwa company dengan employer branding yang bagus akan membuat pekerja nyaman bekerja sehingga menjadi lebih produktif dan maksimal.

“Bukan cuma, ‘Ya udah, saya punya bisnis. That’s it!’,” jelas Vina.

Menurut wanita yang pernah menjadi juara di ajang Abang None Jakarta 2014 tersebut, perusahaan zaman sekarang juga harus berusaha merebut hati para Generasi Z. Memberi informasi tentang apa yang menarik dari perusahaan, employee value proposition yang bisa mereka tawarkan kepada talenta-talenta muda yang mereka incar.

Tips Vina Muliana bagi Gen Z dalam mencari kerja

Tetapi perubahan bukan hanya menjadi beban perusahaan saja. Harus diakui bahwa Generasi Z yang memasuki usia produktif pun juga harus memiliki pekerjaan. Inilah yang menjadi pertanyaan Arsjad Rasjid kepada Vina Muliana mengenai apa saja yang harus dilakukan oleh Gen Z agar bisa mendapatkan karir impiannya.

Menjawab pertanyaan tersebut, Vina menjelaskan bahwa Gen Z tidak boleh mudah menyerah dan memiliki 3C, yaitu Clarity (tahu yang diinginkan), Competitiveness (meningkatkan kompetensi dengan kegiatan atau pelatihan tambahan yang mengasah keterampilan kerja), Connection (memperluas jaringan atau relasi sehingga meningkatkan kesempatan untuk mendapat pekerjaan).

BACA JUGA: Peluang Bisnis untuk Gen Z dari Arsjad Rasjid

Percakapan Arsjad Rasjid dan Vina Muliana membuka jendela baru bagi kita. Bukan hanya tentang bagaimana Generasi Z melihat sebuah perusahaan, tapi juga langkah nyata perusahaan agar memiliki tempat di hati Gen Z.

Untuk para pengusaha dan Gen Z, sudah siap berkolaborasi bersama?

You may also like

More in Inspirasi