Konon katanya, untuk ketentraman hati yang hakiki, kita perlu menerapkan filosofi Stoicism dalam kehidupan sehari-hari. Sebuah pedoman yang kian naik daun, yang digadang-gadang mampu memberikan kebahagiaan sejati, serta ketenangan dan kebijaksanaan dalam menghadapi berbagai tantangan.
Pada dasarnya filosofi Stoicism mengajarkan bahwa kebahagiaan itu berada pada hal-hal yang bisa Anda kendalikan. Pemahaman ini diperkenalkan oleh seorang filsuf bernama Zeno sekitar abad ke-3 sebelum Masehi. Dikenal juga dengan nama Stoic, filosofi ini diambil dari bahasa Yunani “stoikos” yang artinya adalah ‘dari stoa serambi atau beranda.’ Sebuah sudut ruangan bernama Stoa Poikile, ‘tempat nongkrong’ Zeno dalam menelurkan berbagai ide tentang Stoicism.
Sedang merasa gagal? Coba terapkan filosofi Stoicism
Dari filsuf Yunani kuno, Stoicism akhirnya dikenal dan diterapkan oleh banyak masyarakat Indonesia. Salah satunya adalah Arsjad Rasjid. Di lingkungannya, terkenal memiliki kepribadian yang kalem dan ‘kebapakan’ dalam menghadapi masalah dan menyampaikan solusi.
Filosofi Stoicism juga menjadi bahasan terbaru di media sosial Instagram pribadinya. Bagaimana pandangan seorang Arsjad Rasjid tentang pemahaman yang menenteramkan hati ini?
“Di dunia ini, pasti kita pernah ada di ambang kegagalan, atau bahkan sedang merasakannya saat ini,” kata Arsjad, mengawali sesi berbagi inspirasinya.
Tetapi bagi Arsjad kegagalan bukanlah akhir dari segalanya. Justru ini adalah momen yang tepat untuk menunjukkan bahwa Anda mampu menghadapi dan mengalahkan tantangan. Bila kita terjatuh, jangan berlama-lama dalam keterpurukan. Segera bangkit berdiri dan lanjutkan perjalanan menuju kesuksesan.
Stoicism mudahkan kita temukan kebahagiaan
Arsjad yakin bahwa semua orang bisa menghadapi kegagalan yang dialami. Salah satu caranya adalah dengan mengenali dan memahami filosofi Stoicism.
“Filosofi Yunani kuno ini mengajarkan kita untuk menemukan kebahagiaan lewat penerimaan diri dan penolakan terhadap hal-hal yang di luar kendali kita,” jelas pengusaha yang juga menjabat sebagai Ketua Umum PB Perpani tersebut.
Arsjad mencoba memberi contoh tentang pemahaman filosofi Stoicism dalam meredakan kegagalan serta menggantinya dengan kebahagiaan. Misalnya, ketika Anda menghadapi keterpurukan atau kekalahan, seorang Stoik akan menerima dan belajar dari pengalaman pahit tersebut. Sikap ini tentunya jauh lebih baik ketimbang menceburkan diri dan meratapi nasib, tetapi tidak berusaha keluar dari genangan kegagalan itu.
“Mereka akan mengubah rasa kecewa menjadi motivasi untuk lebih baik di masa mendatang,” imbuh Arsjad.
Filosofi Stoicism ajari kita untuk ekspektasi yang sepantasnya
Selain saat menghadapi kegagalan, filosofi Stoicism ini juga bisa kita manfaatkan ketika dihadang oleh situasi yang sulit untuk dipecahkan, membuat cemas, serta memunculkan ketakutan. Caranya, menurut Arsjad, adalah dengan mendeteksi dan mengendalikan emosi, belajar untuk memiliki ekspektasi yang tidak berlebihan, serta mencari solusi yang realistis.
“Jika kita sedang merasa gagal atau kalah, janganlah diam dan terpuruk dari kesedihan kita. Justru ini saatnya kita bisa comeback stronger, dengan fokus hanya dengan hal-hal yang memang dalam kendali kita,” ujar Arsjad.
Dengan berhasil menguasai diri dan punya fokus, Arsjad yakin bahwa kita bisa menjalani apa pun secara lebih tenang, bijaksana, dan yang paling penting adalah tetap bahagia.
BACA JUGA: Stoicism Adalah Kunci Ketenangan Hidup, Begini Menurut Arsjad Soal Stoic
Untuk teman-teman yang sedang merasa diri Anda terasa mengecil dan tak terlihat, saatnya coba memahami dan menjalankan filosofi Stoicism ini. Mampukan diri menjadi lebih tenang demi merengkuh kepercayaan diri untuk kembali melangkah menuju apa yang Anda harapkan.
View this post on Instagram