Arsjad Rasjid kini tengah fokus dengan gerakan 5P global movement. Gerakan ini mencakup lima pilar utama, yaitu Peace (Perdamaian), Prosperity (Kesejahteraan), People (Manusia), Planet (Planet), dan Partnership (Kemitraan)
Hal ini disampaikan dalam program Q&A Metro TV yang tayang pada 30 Juni 2024 oleh Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia, Arsjad Rasjid. Arsjad membawa nilai Bhinneka Tunggal Ika, Gotong Royong atau yang biasa ia sebut sebagai Inklusif Kolaboratif dan juga Musyawarah Mufakat untuk mendukung kelima pilar tersebut.
Seperti apa visi 5P Global Movement yang dimaksud oleh Arsjad Rasjid untuk masa depan perekonomian dan pelaku usaha Indonesia ke depannya? Simak penjelasannya berikut ini.
Daftar Isi
5P Global Movement merespon isu dan tantangan masa depan masyarakat global
Tidak meninggalkan pengusaha kecil dalam proses pengembangan
5P Global Movement merespon isu dan tantangan masa depan masyarakat global
Arsjad Rasjid menyebutkan bahwa fokusnya saat ini adalah pada 5P Global Movement yang terdiri dari Peace (Perdamaian), Prosperity (Kesejahteraan), People (Manusia), Planet (Planet yang kita tinggali), dan Partnership (Kemitraan).
Program ini muncul sebagai respons terhadap permasalahan perubahan iklim, kerusakan lingkungan yang masif, serta kondisi masa depan masyarakat global yang menghadapi ancaman dan situasi hidup memprihatinkan.
Misi ini merupakan kerangka kerja yang komprehensif berupaya menjawab permasalahan tersebut serta mendukung para pelaku usaha dalam menghadapi situasi ekonomi dan tantangan global saat ini. Selain itu juga memelopori gerakan merawat bumi untuk bisa berjalan harmonis dengan kehidupan manusia secara seimbang.
Tidak meninggalkan pengusaha kecil dalam proses pengembangan
Arsjad Rasjid tetap mengusung tiga nilai yang sesuai dengan Indonesia untuk berjalan bersama gerakan tersebut. Nilai-nilai untuk mewujudkan partnership atau kemitraan di antaranya Bhinneka Tunggal Ika, Gotong Royong (Inclusive Collaboration) dan juga Musyawarah Mufakat.
Hal ini karena ia mengamati bahwa ketika dunia sudah memiliki visi di masa depan tentang sustainability dan menerapkan green products atau produk ramah lingkungan secara masif, banyak pengusaha kecil dan menengah yang belum terakomodir.
“Katanya 2030 productnya harus green. Bagus, itu sustainability. Itu sesuatu hal yang kita semua inginkan,” ujar Arsjad Rasjid. Namun ia juga menekankan, “Eh kalau bicara itu, untuk perusahaan besar mungkin mudah. Untuk perusahaan menengah, tantangan yang sulit. Apalagi untuk yang namanya pengusaha kecil.”
Tantangan ini dapat menghambat pengusaha kecil untuk memasarkan produknya ke luar negeri, hanya karena belum bisa mengikuti sustainability yang diterapkan secara global. Padahal ini juga masuk ke dalam human rights atau hak manusia.
Maka dari itu Ketua Umum Kadin Indonesia dan pendiri dari 5P Global Movement tersebut mengingatkan, “Waktu kita memikirkan suatu proses pengembangan ekonomi, we cannot leave anybody behind. tidak boleh kita meninggalkan seseorang pun.”
Sebab ketika kita bicara sustainable development, tidak bisa menutup mata pada permasalahan kemiskinan dan ekonomi yang masih terjadi pada pengusaha kecil menengah dan masyarakat lainnya.
BACA JUGA: Raymond Chin dan Gerakan Revolusi Lokal: Harapan Baru bagi Perekonomian Indonesia
Karena itu, 5P Global Movement menawarkan pendekatan yang menyeluruh dalam menanggulangi tantangan global di masa mendatang, maka perlu digarisbawahi bahwa kolaborasi dari semua pihak sangat penting untuk mencapai pembangunan berkelanjutan yang inklusif. Dengan nilai-nilai Bhinneka Tunggal Ika, Gotong Royong, dan Musyawarah Mufakat, diharapkan 5P Global Movement dapat memajukan perekonomian dan meningkatkan kesejahteraan bagi seluruh lapisan masyarakat.