Istilah low maintenance friendship belakangan ini mulai populer seiring generasi muda memasuki usia dewasa.

Mulai dihadapkan pada berbagai bentuk tanggung jawab seperti karir, keluarga atau urusan personal lainnya, intensitas komunikasi dan silaturahmi dengan teman pun mulai berkurang.

Situasi ini dapat menimbulkan overthinking dan beragam asumsi seolah pertemanan sudah tidak seperti dulu lagi.

Oleh karena itu memahami low maintenance friendship sangat penting dalam menjaga silaturahmi dengan teman di usia dewasa. Simak penjelasan Arsjad Rasjid tentang pertemanan berkualitas di bawah ini.

Memahami makna low maintenance friendship

Low maintenance friendship adalah jenis pertemanan tanpa menuntut komunikasi dan perhatian yang intensif. Dalam hubungan ini, kuncinya adalah saling pengertian dalam memberi ruang satu sama lain, tidak saling menghakimi atau berspekulasi negatif, meskipun sudah jarang bertemu.

Hal ini terjadi seiring dengan pertambahan usia dan semakin meningkatnya tantangan kehidupan. Di mana kita perlu menavigasi keseimbangan antara pekerjaan, keluarga, pertemanan serta kebutuhan dan impian pribadi.

Dalam pertemanan low maintenance, bersifat mutual di mana ada kontribusi kedua belah pihak untuk berupaya menjaga silaturahmi. Dengan demikian, tidak ada pihak yang merasa terabaikan atau terbebani dalam menjalaninya.

Belajar menjalin pertemanan berkualitas

Silaturahmi memang membutuhkan komunikasi atau pertemuan. Namun saat memasuki usia dewasa, fokus pertemanan akan berubah dari intensitas pertemuan menjadi kualitas.

Saat ada kesempatan untuk bertemu dan berkomunikasi, semua pihak dapat menikmati dan menghargai momen tersebut sepenuhnya. Di samping itu Arsjad menekankan bagaimana upaya tetap menjaga silaturahmi meski sedang berhalangan. Saat tidak bisa hadir secara fisik, setidaknya kita bisa hadir secara emosional sebagai support system.

Pertemanan berkualitas bisa diwujudkan dengan menjaga ikatan meski tidak hadir secara fisik. Seperti mengirim pesan, telepon atau saling berkabar di media sosial.

Kunci menjaga silaturahmi dalam low maintenance friendship

Ada beberapa prinsip penting dalam pertemanan di usia dewasa. Mengingat semakin sedikitnya waktu untuk bertemu, ada beberapa hal yang perlu kita pahami sebelum mengedepankan asumsi pribadi. Berikut ini beberapa prinsip menjaga kualitas pertemanan low maintenance.

1. Komunikasi berkala dan berkualitas

Lakukan komunikasi secara rutin baik itu melalui pesan singkat, telepon atau berkirim bingkisan pada momen spesial. Hal ini dapat menjadi bentuk perhatian yang menjaga hubungan satu sama lain.

2. Saling pengertian

Dengan intensitas komunikasi dan pertemuan yang semakin berkurang, diperlukan pengertian dan saling memahami bahwa satu sama lain sama-sama sedang menavigasi kehidupan. Upayakan untuk tidak mudah men-judge atau berasumsi saat berhalangan untuk hadir.

3. Memberikan dukungan emosional

Di samping komunikasi, dukungan emosional juga menjadi hal penting dalam pertemanan di usia dewasa. Misalnya ketika teman ada masalah tetapi kita tidak bisa bertemu, tawarkan diri untuk mendengarkan lewat fitur teknologi yang ada. Seperti telepon atau video call.

Selain itu, kita juga bisa memberikan doa atau dukungan moril melalui pesan singkat sehingga kehadiran kita bisa terasa meski tidak berada di sana.

4. Menghargai momen dan interaksi

Fokus pada kualitas interaksi yang dilakukan, seperti saling mendengarkan saat melakukan deep talk atau memaksimalkan waktu yang ada tanpa multitasking dengan urusan lain. Ini merupakan bentuk bagaimana kita menghargai kehadiran satu sama lain dan momen yang dimiliki sehingga bisa menjaga kualitas ikatan pertemanan.

Semakin dewasa, kita akan belajar untuk lebih bijak dalam menjaga kualitas pertemanan. Bagaimana tetap mengupayakan kepedulian dan perhatian kepada mutual, meski sudah terpisah jarak dan waktu, serta tidak mudah berasumsi atau overthinking.

BACA JUGA: Untuk Para Anak Perempuan Pertama, Arsjad Rasjid: Bahagialah Selalu

Low maintenance friendship juga mengajarkan kita bahwa kedekatan emosional tidak hanya dibentuk lewat intensitas pertemuan. Melainkan lewat hubungan yang terjaga dan dibangun atas dasar kepercayaan, sehingga dapat saling merasakan kehadiran meski tak selalu bersama.

You may also like

More in News