Rasa takut gagal adalah hal yang sering muncul ketika seseorang akan memulai sesuatu yang baru. Tapi di sisi lain, perasaan ini bisa jadi langkah awal menuju kesuksesan.
Itulah pesan penting yang sempat disampaikan Arsjad Rasjid di hadapan mahasiswa UNHAS. Seperti ungkapan “kegagalan adalah keberhasilan yang tertunda”, kita perlu belajar menerima hal tersebut sebagai sebuah proses normal dalam kehidupan. Alih-alih merasa putus asa dan membiarkannya menjadi penghambat untuk langkah berikutnya.
Begini penuturan Arsjad Rasjid dalam menangani rasa takut gagal dan mengubahnya jadi kekuatan untuk dapat mencapai kesuksesan.
Daftar Isi
Jangan takut gagal: belajar menerima sebagai proses menuju kesuksesan
Mengembangkan growth mindset
Pengalaman yang menambah pengetahuan
Mental tidak mudah menyerah
Jangan takut gagal: belajar menerima sebagai proses menuju kesuksesan
Arsjad Rasjid menceritakan bahwa meski dirinya sering dipandang sebagai figur sukses, tetapi hal tersebut juga tidak luput dari banyak pengalaman kegagalan. Banyak orang merasa takut menerima kegagalan dan cenderung menyalahkan diri sendiri secara berlebihan.
Dalam menghadapi kegagalan, kita perlu belajar menerima hal tersebut sebagai bagian dari proses pembelajaran. Dengan demikian dapat membantu kita memproses kekecewaan menjadi umpan balik untuk belajar dari pengalaman, yakni dengan refleksi dan identifikasi mengapa hal tersebut tidak berjalan sesuai dengan strategi yang dilakukan.
Memahami akar permasalahan dapat membantu kita menyikapi persoalan dengan lebih baik di kemudian hari. Arsjad menyebutkan bagaimana pengalaman ketidakberhasilan justru membuatnya kaya akan pengalaman yang berharga.
Mengembangkan growth mindset
Salah satu cara untuk mengatasi rasa takut gagal adalah dengan menumbuhkan growth mindset. Yakni kemampuan untuk berpikir bahwa usaha, belajar dan pengalaman merupakan bagian dari pengembangan diri.
Dengan growth mindset, kita tidak mudah putus asa dan melihat kegagalan sebagai batu loncatan menuju kesuksesan yang lebih besar.
“Takut gagal itu manusiawi, tapi kita harus mengubah mindset kita. Kegagalan itu memperkaya pengalaman dan pembelajaran kita untuk maju menuju kesuksesan,” tulis Arsjad di akun Instagram pribadinya.
Pengalaman yang menambah pengetahuan
Belajar dari kegagalan juga membuat Arsjad Rasjid semakin kaya akan knowledge (pengetahuan). Proses bangkit dari kejatuhan kerap kali mendorong kita untuk introspeksi dan evaluasi, baik dari diri sendiri maupun kelemahan dari strategi yang digunakan.
Dalam menghadapi situasi tersebut juga ada kalanya kita mencari perspektif dari orang lain yang sudah berpengalaman atau lebih memiliki keahlian. Dari situ, kita bisa mendapatkan insight atau wawasan baru, serta solusi yang dibutuhkan.
Belajar terbuka menerima masukan dan kritik atas kesalahan atau ketidakberhasilan yang terjadi. Selain mendapatkan inspirasi, tak jarang juga mendapatkan dukungan dari orang-orang yang memang peduli pada kita.
Mental tidak mudah menyerah
Selain growth mindset, kita juga perlu mengembangkan mental yang gigih dan pantang menyerah. Ubah perspektif kita dalam melihat kegagalan sebagai proses pembentukan ketahanan diri dan bukannya melemahkan kepercayaan diri.
Salah satu contoh sikap pantang menyerah dari tokoh besar dunia adalah pengalaman Walt Disney yang pernah ditolak dari perusahaan surat kabar karena dianggap kurang kreativitas. Namun, pengalaman tersebut justru membawanya pada kesuksesan mendirikan rumah produksi animasi terbesar di dunia.
Dari pengalaman Walt Disney tersebut, kita dapat belajar bahwa satu kegagalan bukan akhir dari segalanya. Namun bisa jadi pembuka babak baru untuk kesuksesan yang lebih besar lagi.
BACA JUGA: Arsjad Rasjid Ungkapkan Bahwa Orang Introvert Punya Potensi Sukses Tak Kalah dengan Ekstrovert
Rasa takut gagal adalah hal yang lumrah. Namun jangan biarkan hal tersebut melemahkan semangat dan rasa percaya diri kita. Semoga dengan pengalaman Arsjad Rasjid di atas, dapat membantu mengembangkan growth mindset dan pantang menyerah, sehingga kita mampu bangkit dari kegagalan dan mencapai kesuksesan yang diharapkan.