Istilah food diplomacy atau disebut juga diplomasi kuliner mungkin belum terlalu familiar bagi banyak orang. Namun, metode ini erat kaitannya dengan misi penting memperkenalkan budaya dan identitas nasional lewat makanan.

Arsjad Rasjid memperkenalkan istilah food diplomacy sambil mengajak kita membangun kebanggaan terhadap tradisi kuliner dan kearifan lokal yang kita miliki. Karena dampaknya tidak main-main, seperti yang dilakukan seorang profesor Indonesia dalam Indonesia Tempe Movement. Selengkapnya kita simak di bawah ini.

Apa itu food diplomacy?

Food diplomacy dalam bahasa Indonesia diartikan sebagai diplomasi kuliner. Sesuai dengan namanya, diplomasi kuliner adalah upaya memperkuat hubungan antarnegara dengan makanan sebagai medium utama.

Strategi ini dapat kita gunakan untuk mempromosikan identitas dan nilai-nilai budaya kepada masyarakat global. Dengan memperkenalkan cita rasa makanan asli sehingga dapat mengangkat citra bangsa di mata dunia.

Sudah dilakukan oleh sejumlah negara tetangga dan menjadi bagian hidup kita

Mungkin kita tidak menyadari bahwa food diplomacy sebenarnya sudah sangat dekat dengan kehidupan kita sehari-hari. Contohnya, Korea Selatan berhasil memperkenalkan kimchi, dan Italia membuat kita akrab dengan pizza. Jepang juga sukses mempopulerkan sushi dan ramen.

Di tahun 2022, Thailand menggelar Global Thai sebagai inisiatif diplomatik guna ekspansi restoran Thailand di berbagai belahan dunia. Pemerintah setempat memfasilitasi pelatihan, informasi dan hibah bagi investor yang berminat membuka usaha kuliner Thailand di luar negeri,

Pad Thai, salah satu kuliner Thailand yang sejatinya tidak memiliki nilai historikal dan budaya yang kuat, ditonjolkan sebagai menu kuliner nasional lewat kampanye kuliner dengan pendanaan 500 juta baht($15 juta USD). Hasilnya, terjadi peningkatan ekspor makanan, pertanian, hingga transaksi barang dan jasa internasional. Di samping itu, masakan Thailand kini banyak yang naik pamor di kancah internasional.

Kuliner tersebut hadir bukan sekedar sebagai bisnis kuliner, tetapi menjadi cerminan budaya serta nilai yang menjadi identitas negara-negara tersebut. Lantas bagaimana dengan Indonesia?

Seorang ilmuwan pangan Indonesia yang merupakan lulusan Amerika Serikat, Winarno dan Amadeus Driando Ahnan-Winarno, melakukan sebuah gerakan bernama, “Indonesia Tempe Movement.

Sesuai namanya, Dr. Driando memperkenalkan tempe sebagai makanan bernilai budaya tinggi di Indonesia, yang juga merupakan makanan sehat ramah lingkungan. Dr. Driando dan sang kakek, Winarno, mempromosikan tempe pada sejumlah seminar dan festival kuliner, bahkan berkolaborasi dengan rumah makan internasional dalam menjalankan misi mulia ini.

Sebagai seorang ilmuwan makanan, keduanya juga giat melakukan riset serta pengembangan tempe yang kaya akan protein nabati. Dengan demikian, tempe dapat menjadi menu alternatif untuk kesehatan maupun diet dan mendukung program keberlanjutan pangan dunia.

Dampak food diplomacy bagi sebuah negara

Indonesia merupakan negara yang memiliki keanekaragaman kuliner dari berbagai daerah. Hal ini bila dikelola dengan baik, dapat menjadi agen negara dalam mempromosikan nilai dan budaya Indonesia.

Selain itu, ada sejumlah manfaat baik food diplomacy bagi sebuah negara seperti penjelasan di bawah ini.

1. Mendongkrak pariwisata

Kuliner dan pariwisata menjadi dua hal yang tak terpisahkan. Ketika sebuah makanan berhasil menjadi duta bangsa dan menarik minat internasional, hal ini juga dapat mengundang minat wisatawan untuk datang ke Indonesia dan mencicipi makanan khas tersebut.

2. Penguatan ekonomi lokal dan meningkatkan ekspor

Food diplomacy juga dapat meningkatkan permintaan terhadap makanan tersebut, sehingga dapat menguatkan ekonomi lokal bagi para pengrajin kulinernya, maupun meningkatkan nilai ekspor.

Contohnya rendang sebagai salah satu makanan terenak di dunia yang sering diekspor. Tingginya permintaan ini dapat meningkatkan permintaan makanan sampai bahan baku sehingga membantu kesejahteraan para pengusaha rendang sampai petani dan supplier dagingnya.

3. Membangun citra positif negara di mata internasional

Keberhasilan mempromosikan makanan dengan rasa enak, menyehatkan dan memiliki nilai budaya maupun sejarah yang penting, dapat menumbuhkan kesan positif dunia terhadap negara kita. Ini menjadi soft power yang dapat menunjang hubungan diplomatik lainnya bersama negara-negara yang berinteraksi dengan kita.

BACA JUGA: Arsjad tentang Swiftonomics dan Pengaruh Musik pada Ekonomi

Dari makanan yang kita konsumsi sehari-hari, ternyata dapat menjadi medium food diplomacy yang memberikan kebanggaan tersendiri dan berdampak luas bagi masyarakat kita. Oleh karena itu, mari cintai kuliner lokal dan dengan bangga memperkenalkan serta melestarikannya sebagai bagian dari identitas dan nilai luhur budaya bangsa kita.

You may also like

More in News