Lean Six Sigma adalah gabungan dua pendekatan manajemen, yaitu Six Sigma dan Lean Methodology, yang bertujuan meningkatkan efisiensi sekaligus kualitas dalam proses bisnis.

Proses ini dibutuhkan agar perusahaan dapat terus berinovasi di tengah era bisnis yang semakin kompetitif. Sebelumnya, kita telah membahas tentang Six Sigma, serta bagaimana penerapannya dalam dunia bisnis.

Kali ini, kita akan mengenal lebih dalam Lean Six Sigma yang bekerja lewat 5 fase DMAIC (Define, Measure, Analyze, Improve, Control). Bagaimana detailnya? Simak penjelasan Arsjad Rasjid di bawah ini.

Apa itu Lean Six Sigma?

Lean Six Sigma merupakan teknik manajemen hasil penggabungan pendekatan Lean Methodology dan Six Sigma. Metode ini lahir dari kebutuhan akan peningkatan kualitas, sekaligus efisiensi dalam perusahaan atau organisasi.

Awal mula Lean methodology sendiri dikembangkan oleh raksasa otomotif, Toyota di Jepang. Di mana metode ini berfokus untuk mengurangi pemborosan dalam proses produksi.

Sementara itu, Six Sigma berasal dari sebuah pendekatan sistematis yang dikembangkan di industri Motorola pada tahun 1980-an. Tujuannya untuk efisiensi dengan mengurangi variabilitas, sekaligus peningkatan mutu dengan mengidentifikasi dan mengatasi penyebab defect (cacat) pada produk.

Mengapa perusahaan membutuhkan Lean Six Sigma?

Penggabungan kedua pendekatan ini bertujuan untuk beberapa aspek yang berhubungan dengan mutu produk dan efisiensi dalam proses produksi. Di antaranya sebagai berikut.

Meningkatkan process flow: Dengan mengidentifikasi area pemborosan atau proses yang tidak memberikan manfaat pertambahan nilai. Sehingga dapat meningkatkan efisiensi waktu produksi.

Menjaga perkembangan berkelanjutan: Berfokus pada perbaikan yang berkesinambungan sehingga perusahaan dapat terus meningkatkan mutu produk atau layanan.

Meraih target bisnis: Dengan proses yang lebih efisien dan hasil produksi atau layanan yang terjaga kualitasnya, perusahaan dapat mencapai target bisnis dan profitabilitas serta meningkatkan kualitas pelanggan.

Fase DMAIC dalam Lean Six Sigma

ilustrasi Fase DMAIC dalam Lean Six Sigma

Sumber gambar

Dalam Lean Six Sigma, terdapat 5 fase yang disebut dengan DMAIC. Terdiri dari Define, Measure, Analyze, Improve, dan Control. Untuk penjelasan lebih lengkapnya akan dijelaskan di bawah ini. .

1. Define (Mendefinisikan)

Tahap awal dari Lean Six Sigma adalah mendefinisikan atau mengidentifikasi masalah dengan berbagai perspektif. Dari sudut pandang perusahaan, stakeholder, serta dari sisi pelanggan. Setelah itu, tim akan menetapkan tujuan proyek dan parameter kualitas yang perlu diperbaiki.

2. Measure (Mengukur)

Berikutnya tahap Measure atau pengukuran. Tim akan memantau bagaimana proses yang telah berjalan berkontribusi pada masalah yang terjadi. Hasil observasi digunakan untuk menentukan area yang memerlukan perbaikan. Data tersebut dikumpulkan menggunakan alat statistik seperti statistik deskriptif serta analisis sebab akibat.

3. Analyze (Menganalisis)

Pada tahap analisis, data yang dikumpulkan diproses untuk menemukan akar masalah serta menentukan solusi yang diperlukan. Teknik analisa dapat menggunakan model Fishbone Diagram atau Failure Mode and Effect Analysis (FMEA) untuk mengidentifikasi faktor-faktor penyebab masalah pada kualitas atau proses produksi. Dalam hal ini, tim akan menguji sejumlah hipotesis untuk memastikan penyebab utama masalah telah teridentifikasi dengan akurat.

4. Improve (Peningkatan)

Dalam tahap improve atau peningkatan, tim akan menentukan solusi atas masalah yang telah diidentifikasi. Solusi ini telah diuji efektivitasnya menggunakan data dan analisis yang kuat dari tahap sebelumnya, serta percobaan atau pilot project yang dilakukan untuk memastikan solusi dapat diterapkan secara luas.

5. Control (Pemantauan)

Fase control atau pemantauan bertujuan untuk memantau proses efisiensi dan peningkatan, sekaligus memastikan agar permasalahan sebelumnya tidak terulang kembali. Serta pengembangan rencana kontrol agar perbaikan yang dicapai dapat dipertahankan, stabil dan berjalan efektif.

Fokus Lean Six Sigma dan perbedaan dengan Six Sigma

Sekilas, tujuan Lean Six Sigma dan Six Sigma untuk meningkatkan kualitas dan efisiensi ini hampir sama. Namun, Arsjad Rasjid menekankan perbedaan utama dari kedua pendekatan tersebut.

Six Sigma lebih berfokus pada pengurangan variabilitas dan perbaikan proses produksi. Sementara Lean Six Sigma juga menyasar pengurangan pemborosan dalam proses operasional.

BACA JUGA: Menerapkan Prinsip Six Sigma Dalam Dunia Bisnis

Dengan penggabungan kedua metode tersebut, menghasilkan metodologi yang lebih powerful yang tidak hanya meningkatkan kualitas serta efisiensi, tetapi juga meningkatkan kepuasan pelanggan, produktivitas, dan profitabilitas perusahaan.

You may also like

More in News