Perasaan ditinggalkan atau left out merupakan fenomena yang banyak dialami generasi muda, terutama di era media sosial saat ini. Di mana kita mudah terpapar konten yang menunjukkan pencapaian teman dan rekan-rekan atau saat mereka berkumpul tanpa melibatkan diri kita.
Situasi ini dapat menimbulkan perasaan terisolasi, bahkan mengganggu keseharian. Namun, perlu dipahami bahwa hal ini bukan berarti kita benar-benar tertinggal atau tidak berharga.
Arsjad Rasjid memberikan nasihat penting dalam menghadapi perasaan left out tersebut dan bagaimana cara mengambil langkah-langkah yang tepat untuk dapat kembali nyaman dengan diri sendiri.
Daftar Isi
Apa itu left out dan apa penyebabnya?
1. Pengaruh media sosial
2. Kondisi psikologis
Pesan Arsjad Rasjid untuk mengatasi perasaan left out
1. Mengenali perasaan yang terjadi dalam diri
2. Menemukan minat dan kesibukan baru
3. Tidak membandingkan diri dengan orang lain
Apa itu left out dan apa penyebabnya?
Left out adalah perasaan ketika seseorang merasa tertinggal, terabaikan atau tidak diikutsertakan dalam aktivitas, kelompok maupun sebuah keberhasilan yang dianggap penting oleh dirinya.
Perasaan ini juga bisa muncul karena melihat pencapaian seseorang yang dekat, seperti saudara, sahabat, maupun rekan. Saat mengalami situasi seperti ini, seseorang bisa merasa terisolasi, kehilangan kepercayaan diri, hingga merasa sedih atau terpuruk.
Penyebab seseorang memiliki kecenderungan ‘left out’ antara lain adalah beberapa faktor di bawah ini.
1. Pengaruh media sosial
Paparan media sosial di mana orang cenderung menunjukkan pencapaian dan hal-hal yang tampak membahagiakan dapat menimbulkan rasa iri dan kesedihan pada beberapa individu yang memiliki kendala pada hal tersebut dalam hidup mereka.
2. Kondisi psikologis
Memiliki kondisi psikologi tertentu seperti kecemasan sosial, self esteem yang rendah membuat seseorang sering menganggap dirinya tidak cukup baik atau tidak diinginkan sebagai bagian dari kelompok tertentu.
kondisi psikologis tertentu, seperti kecemasan sosial atau rendah diri, mungkin lebih rentan merasa left out karena mereka cenderung menganggap diri mereka tidak diinginkan atau tidak cukup baik untuk menjadi bagian dari kelompok.
Pesan Arsjad Rasjid untuk mengatasi perasaan left out
Arsjad Rasjid mengingatkan bahwa mengalami fase ‘left out’ adalah hal yang wajar. Masih banyak hal yang sebenarnya dapat kita syukuri dalam hidup . “Setiap orang mempunyai nilai dan keunikan masing-masing yang membuat kita itu spesial,” ujar Ketua Umum Kadin Indonesia tersebut.
Ada beberapa cara untuk dapat mengatasi perasaan tertinggal dengan menyadari perasaan diri dan mengelola fokus kita terhadap hal-hal yang bermanfaat, seperti di bawah ini.
1. Mengenali perasaan yang terjadi dalam diri
Hal pertama yang perlu dilakukan adalah mengenali dan menerima perasaan sedih, kecewa atau minder yang terjadi. Mengakui dan menerima hadirnya perasaan tersebut dapat membantu pemulihan emosional dengan lebih cepat.
2. Menemukan minat dan kesibukan baru
Menemukan kesibukan atau lingkaran sosial baru dengan minat yang sefrekuensi dapat menjaga kita tetap produktif dan merasa lebih diterima. Selain itu, hal ini juga membantu dalam membangun hubungan baru yang lebih kolaboratif.
3. Tidak membandingkan diri dengan orang lain
Kebiasaan membandingkan diri dengan orang lain juga menjadi celah munculnya perasaan iri, minder dan tertinggal. Namun apa yang kita lihat, terutama di media sosial sesungguhnya hanya sebagian kecil dari kehidupan seseorang dan tidak mencerminkan keseluruhan proses jatuh bangunnya.
Semua orang pada dasarnya memiliki perjalanan hidup dan proses masing-masing. Dengan fokus pada hal-hal yang meningkatkan kapasitas diri sendiri, justru dapat menjadi daya tarik dan mempertemukan kita dengan orang-orang yang satu frekuensi dan satu visi misi.
BACA JUGA: Pentingnya Melakukan Test Mental Health Bagi Generasi Muda
Merasakan left out bukanlah akhir dari segalanya. Setiap orang memiliki arah hidup dan waktu yang berbeda untuk meraih kesuksesan yang didambakan. Yang perlu diingat adalah menjaga fokus dan tidak terlalu keras dalam membandingkan diri dengan orang lain, karena kita semua istimewa dengan caranya masing-masing.