Penolakan adalah hal yang sering dianggap hasil akhir yang mengecewakan. Baik dalam hubungan, karier, maupun saat melamar pekerjaan, penolakan kerap menimbulkan perasaan gagal.

Namun bagaimana bila ternyata penolakan dapat menjadi momen re-direction dan mendorong seseorang untuk keluar dari zona nyaman, menuju ke arah yang lebih baik? Arsjad Rasjid berbagi edukasi bahwa rejection punya hikmah baik bila kita bisa melihatnya dari cara pandang yang berbeda.

Bagaimana cara memahami bahwa penolakan adalah awal yang baik dan bukan akhir yang buruk? Penjelasan di bawah ini akan membantu kita memahami bagaimana rejection dapat menjadi jalan menuju kesempatan yang lebih baik dan sesuai dengan kompetensi kita.

Penolakan adalah tanda re-direction yang lebih baik

Saat mengalami penolakan, seseorang seringkali terjebak dalam perasaan gagal dan kecewa. Namun, pepatah mengatakan bahwa ketika satu pintu tertutup, pintu lain akan terbuka.

Hal ini juga yang diyakini oleh Arsjad Rasjid, “Penolakan itu bukan akhir dari segalanya, kok.”

Penolakan sejatinya mengarahkan kita pada peluang yang lebih sesuai dan memberikan isyarat bahwa jalur yang kita ambil mungkin tidak baik bagi kita. Bisa jadi, momen ini adalah kesempatan untuk melakukan evaluasi terhadap pilihan sebelumnya, atau membuka diri terhadap peluang lain yang akan membawa pada better opportunity.

Situasi ini sering kita temui dalam hal melamar pekerjaan. Penolakan dari lamaran kerja yang kita ajukan mungkin terasa mengecewakan. Namun, rejection is better than no confirmation. Lebih baik kita mengetahui jawaban yang pasti daripada harus merasa ter-ghosting.

Dalam hal ini, penolakan dapat memberi kita kepastian daripada menanti dalam ketidakpastian. “Kita bisa mengatur waktu untuk mencari pekerjaan lainnya. Kita bisa evaluasi kekurangan kita,” kata Arsjad.

Belajar melihat penolakan sebagai pembelajaran

Mengubah cara pandang dari penolakan menjadi pembelajaran memang bukan hal yang mudah. Namun dengan melihat pengalaman dari beberapa tokoh besar, dapat membuat kita memahami bahwa rejection tidak seburuk itu.

Salah satu contohnya adalah pendiri Canva, Melanie Perkins, yang sempat diragukan dan mendapat ratusan penolakan. Namun berkat kegigihan untuk terus mengevaluasi produknya, kini menjadi startup teknologi sukses dunia.

Contoh lain adalah J.K. Rowling, penulis Harry Potter. Sebelum karyanya menjadi fenomenal seperti sekarang, naskah pertamanya ditolak oleh banyak penerbit. Namun, dia tak menyerah dan terus memperbaiki naskahnya sampai menemukan penerbit yang sejalan dengan visinya. Hasilnya, Rowling kini menjadi salah satu penulis paling sukses sepanjang masa.

Kisah-kisah ini menunjukkan bahwa penolakan bisa menjadi jalan menuju kesuksesan, asalkan kita mau belajar dan beradaptasi.

Penolakan dalam pekerjaan: re-direction menuju kesuksesan

Arsjad Rasjid memahami bagaimana sulitnya mencari pekerjaan saat ini. Namun seperti yang telah dibahas sebelumnya, bisa jadi kegagalan melamar kerja tersebut karena kita sedang mengarah menuju kesuksesan.

Arsjad berpesan, khususnya bagi para job seeker atau pencari kerja yang saat ini sedang berjuang, agar tetap semangat dan tidak mudah putus asa. Lihat sisi baiknya, bahwa penolakan lamaran kerja tadi adalah bentuk kepastian yang lebih baik daripada menunggu tanpa kabar.

Kegagalan dan penolakan yang dihadapi, bisa jadi mendorong kita pada peluang lain yang lebih baik dan sesuai dengan harapan dan cita-cita. Yang penting, jalani dengan telaten dan gigih, hingga dapat mencapai pekerjaan dan pencapaian yang didambakan.

BACA JUGA: Bagaimana Pekerjaan Masa Depan dengan Adanya AI? Begini Pendapat Arsjad

Jadi, penolakan adalah petunjuk adanya arah yang lebih baik untuk kita. Perasaan kecewa terhadapnya adalah hal yang wajar. Asalkan jangan lupa untuk bangkit lagi, melakukan refleksi dan evaluasi, sambil mempersiapkan diri dan terus mencari jalan yang menjadi tujuan sukses kita.

You may also like

More in News