Ketahanan pangan menjadi salah satu fokus utama dalam menciptakan generasi gemilang Indonesia. Hal ini tertuang dalam Peta Jalan Indonesia Emas 2045 yang disusun oleh Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia dan hasil kolaborasi bersama lebih dari 700 elemen masyarakat.
Tak hanya sebagai wacana, ketahanan pangan ini juga tertuang dalam Pilar Pembangunan yang pertama, yaitu Ketangguhan. Hal ini terkait dengan usaha bangsa ini dalam mendesain ekosistem swasembada pangan untuk pembangunan berkelanjutan.
Meski sebagai negara agraris, Indonesia perlu bekerja keras dalam mewujudkan ketahanan pangan. Berbagai tantangan menanti untuk ditaklukkan. Bukan hanya tentang ketersediaan bahan pokok, namun juga bagaimana caranya memberi kesejahteraan bagi para petani.
Dalam postingan di Instagram, Ketua Umum Kadin Indonesia Arsjad Rasjid menulis tentang pentingnya menjaga harga pangan. Harapan Arsjad, dengan harga yang stabil, masyarakat akan lebih mudah dalam mencukupi kebutuhan pangan. Faktor ini akan menentukan tumbuhnya generasi emas yang bakal membentuk masa depan Indonesia.
Arsjad mengawali catatannya dengan mengingatkan tentang pilar pertama dari strategi pembangunan menuju Indonesia Emas 2045, yaitu Pilar Ketangguhan. Menurutnya, sangat penting untuk meningkatkan resiliensi dan ketangguhan bangsa, di mana salah satunya adalah ketahanan pangan.
Mengapa ketahanan pangan itu penting?
Semua ini tidak lepas dari hukum supply and demand. Menurut Arsjad, dengan meningkatnya ketahanan pangan, pasokan makanan dalam negeri menjadi lebih stabil. Stabilitas ini akan memberi dampak positif bagi masyarakat, seperti harga yang terjangkau, inflasi yang lebih terjaga, serta kemudahan rakyat dalam mendapatkan pangan tersebut karena mudah untuk dibeli.
Bila masyarakat dapat mengakses bahan pangan dengan harga yang terjangkau dan stabil, kebutuhan gizi akan terpenuhi. Anak-anak dengan gizi yang tercukupi memiliki kesempatan untuk tumbuh menjadi generasi emas bangsa.
Selain fokus tentang kebutuhan gizi, Arsjad juga menggarisbawahi faktor-faktor yang diperlukan dalam menyediakan pangan yang berkualitas. Di sini, diperlukan empat langkah yang harus terpenuhi, antara lain sebagai berikut:
- Memaksimalkan produktivitas pangan dalam negeri.
- Berani berinvestasi dalam teknologi pertanian.
- Memastikan persediaan cadangan pangan yang penting.
- Melakukan impor bahan pangan secara bijak.
Penjelasan lebih lanjut mengenai ketahanan pangan versi Arsjad Rasjid bisa Anda baca di bawah ini.
Memaksimalkan produksi pangan dalam negeri
Dalam mewujudkan ketahanan pangan, Indonesia harus bisa memaksimalkan produksi dalam negeri. Untuk itu Pemerintah wajib memberikan fokus yang lebih besar kepada penyedia pangan kita, yaitu para petani.
Kadin Indonesia melakukan langkah terpadu dengan menciptakan model kemitraan yang dekat dengan petani, yaitu ‘Closed Loop.’ Metode pendekatan ini adalah dengan memberikan pendampingan bagi petani agar mampu meningkatkan produktivitas pertanian, sekaligus kesejahteraan. Langkah-langkahnya melalui sharing pengetahuan dan teknologi bertani, serta bantuan untuk mendapatkan akses pendanaan serta pemasaran produk mereka.
Dengan langkah tersebut, Indonesia tidak hanya memiliki ketahanan pangan saja. Kesejahteraan para petani pun juga akan tercukupi.
Investasi dalam teknologi pertanian
Bicara tentang ketahanan pangan juga harus memahami tentang adopsi teknologi dan inovasi terkini. Hal ini perlu dilakukan untuk meningkatkan produktivitas pertanian.
Ada tiga jenis teknologi pertanian yang bisa kita aplikasikan kepada para petani demi menaikkan hasil produksi mereka, yaitu:
- Akses terhadap pasar (contoh e-commerce).
- Perbaikan proses budidaya pertanian dengan memanfaatkan digitalisasi. Misalnya, penggunaan Internet of Things (IoT) dalam menjalankan produksi tani.
- Melakukan penelitian-penelitian berbasis bioteknologi untuk menghasilkan bibit-bibit pangan terbaik bagi para petani.
Cadangan pangan yang penting
Bagi seorang Arsjad Rasjid, sangat penting suatu negara memastikan cadangan pangan. Langkah ini untuk mengantisipasi kejadian-kejadian tak terduga di masa mendatang. Ada dua cara untuk mempersiapkan cadangan pangan Indonesia.
- Menerapkan analisa prediktif untuk pengambilan keputusan dalam penyimpanan bahan pangan.
- Menetapkan cadangan pangan strategis untuk tanaman pangan utama, serta memanfaatkan sistem tata kelola pencatatan pangan terintegrasi.
Bijak dalam melakukan impor pangan
Ketahanan pangan bukan berarti 100% menghasilkan produksi pangan. Lebih dari itu, kita juga harus memikirkan stok atau cadangan demi memastikan ketersediaan kebutuhan pokok masyarakat Indonesia.
Dengan populasi yang terus meningkat, penting bagi negara kita dalam melakukan impor pangan sebagai langkah untuk menjaga ketahanan pangan. Dengan catatan, setiap keputusan dilandasi dengan kebijaksanaan.
Arsjad Rasjid memiliki masukan untuk bijak dalam impor pangan. Salah satunya adalah dengan memanfaatkan analisa prediktif dan keberagaman impor pangan.
BACA JUGA: Food Security Adalah Hal Penting, Begini Kata Arsjad dalam Podcast Bersama CNN
Empat faktor di atas merupakan buah pemikiran Arsjad Rasjid dalam mencapai swasembada pangan, sekaligus menjaga ketersediaan bahan pangan berkualitas bagi masyarakat. Ketahanan pangan yang baik dan bijaksana, akan menciptakan generasi-generasi penerus yang siap untuk mencapai Indonesia Emas 2045.