News

Arsjad Mengaitkan Peta Jalan Indonesia Emas 2045 dengan Pengalaman Naik Bus, Begini Maksudnya

Arsjad Mengaitkan Peta Jalan Indonesia Emas 2045 dengan Pengalaman Naik Bus

Selain menganalogikan kehidupan Indonesia sebagai permainan sepak bola, Arsjad Rasjid juga mengemukakan hal menarik lain saat diundang sebagai narasumber di kanal YouTube milik Prof. Rhenald Kasali, Intrigue. Dalam perbincangan yang bertema ‘Diberitakan Jadi Ketua TPN Ganjar, Begini Roadmap Pemenangan Arsjad Rasjid,’ ia juga menyebutkan bahwa peta jalan Indonesia Emas 2045 itu mirip dengan pengalaman naik bus.

Hampir semua orang Indonesia tahu bagaimana rasanya naik bus. Tentu saja, karena ini adalah salah satu sarana transportasi paling favorit di negeri kita. Tapi bila dikaitkan dengan roadmap Indonesia Emas 2045, kira-kira seperti apa hubungannya, ya?

Periode waktu pembangunan Indonesia emas seperti pengalaman naik bus

Menjawab pertanyaan dari Rhenald Kasali, Arsjad Rasjid mengatakan bahwa Indonesia itu gambarannya mirip dengan bus dan rakyat Indonesia adalah penumpangnya. Hanya saja, para penumpang ini hanya menurut saja untuk naik dan ikut ke mana arah bus itu pergi tanpa tujuan yang jelas.

“Dari 1998 sampai 2019 itu belum jelas, Pak. Mau tujuannya ke mana, menurut saya,” kata Arsjad.

Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia tersebut menjelaskan bahwa seharusnya penumpang yang naik ke ‘bus’ selalu tahu rute yang dituju. Namun saking percayanya rakyat Indonesia kepada pengemudi, yang dimaksudkan sebagai pemimpin bangsa, kita duduk dan diam saja tanpa peduli ke mana bus ini melaju.

“Sekarang sudah jelas rutenya, menuju nomor lima besar ekonomi dunia pada tahun 2045. Dengan demikian kita harus buat (peta jalan Indonesia Emas),” imbuhnya.

Banyak jalan menuju perhentian, kini menuju Indonesia emas

Arsjad kemudian mencoba menggambarkan rute perjalanan dari Jakarta menuju Bandung. Ada banyak jalur yang bisa dipilih untuk sampai ke sana. Seperti itu pula gambaran peta jalan untuk naik bus menuju Indonesia Emas 2045. Sebagai Ketua Umum Kadin Indonesia dan wakil pengusaha, Arsjad ingin agar masyarakat tahu bagaimana perjalanannya dan bekal-bekal apa saja yang dibutuhkan untuk sampai ke sana.

Lebih lanjut Arsjad menyampaikan bahwa masyarakat harus paham, industrialisasi apa yang harus dilakukan untuk mencapai target ekonomi terbesar kelima dunia. Ia mengatakan bahwa Presiden RI Joko Widodo sudah memulai langkah ini dengan menjalankan program electric vehicle system atau kendaraan listrik, yang tidak hanya mendukung pembangunan berkelanjutan, tetapi juga bisa membuat Indonesia sebagai pusat rantai pasok dunia.

Untuk itu, Kadin Indonesia sudah memulai langkah menuju ke sana lewat peta jalan Indonesia Emas 2045. Arsjad Rasjid mengungkapkan bahwa Indonesia harus memiliki panduan yang jelas tentang industri-industri apa saja yang bisa menambahkan value besar yang bisa menjadi GDP hingga di tahun 2045 mendatang.

“Dari situ baru kita juga bisa membuat yang namanya roadmap lagi untuk teknologi. Kenapa? Tadi untuk mendukung ini (industri) kan perlu teknologi. Untuk teknologi ini, Prof, ini kita perlu define, teknologi ABCD, begitu kan? Nah, ini nanti kita buat ‘rute’ kita berikan pada Pemerintah. Kita kerja sama,” tutur Arsjad.

Rhenald Kasali menimpali bahwa dari rencana-rencana tersebut kita bisa membuat suatu perencanaan, inovasi dan riset apa saja yang diperlukan, serta mempersiapkan human capital-nya agar bisa memenuhi kebutuhan industri tersebut.

Perencanaan ini juga memungkinkan bagi Pemerintah, lewat BRIN, untuk melakukan penelitian lebih lanjut bersama lembaga-lembaga akademik, universitas-universitas, atau dengan siapa pun juga untuk mematangkan rencana tersebut. Selanjutnya Arsjad mengusulkan agar Pemerintah lebih aktif mengajak para talenta terbaik, di dalam atau luar negeri untuk bersama-sama mengerjakan proyek pembangunan berkelanjutan tersebut.

Kadin Indonesia siapkan banyak roadmap untuk pembangunan berkelanjutan

Selain dua peta jalan di atas, Arsjad Rasjid juga menggagas tentang roadmap untuk skill dan kompetensi. Ini diperlukan untuk melengkapi dua roadmap sebelumnya, industri dan teknologi. Arsjad menerangkan bahwa plan ini merupakan bagian yang akan diserahkan kepada pendidikan untuk menentukan lokasi, sumber daya manusia yang dibutuhkan, dan semua ekosistem yang dibutuhkan agar kita semua naik bus dan bergerak menuju ke tujuan yang sama.

Masih banyak roadmap-roadmap lain untuk berbagai sektor yang dipersiapkan Arsjad Rasjid untuk mendukung langkah bangsa ini menuju Indonesia Emas 2045.

“Dengan demikian, siapa pun nanti presidennya, ke depan dia ada suatu guidance (tuntunan),” ujar Arsjad.

Inspirasi roadmap Kadin Indonesia berasal dari founders bangsa

Dari mana ide Kadin Indonesia untuk memberikan sumbangsih besar berupa roadmap Indonesia Emas 2045? Ternyata inspirasi tersebut hadir dari sosok Presiden RI pertama, Ir. Soekarno yang telah merancang pembangunan Indonesia hingga 100 tahun ke depan lewat Pembangunan Semesta.

“Beliau memikirkan seratus tahun waktu itu. Kalau tidak salah, beliau mengumpulkan 600 orang terpintar di Indonesia. Itu dibuat oleh founders kita, sudah dipikirkan, Pak. Bayangkan, kita sudah disiapkan Pancasilanya, Undang-Undang ‘45-nya, sudah disiapkan Semesta-nya. Ini, kan, pondasi, Pak, dan mikirnya seratus tahun,” tegas Arsjad.

Pembangunan Semesta ini kemudian menjadi pegangan bagi rencana-rencana pembangunan di bawah kepemimpinan Presiden RI selanjutnya. Mulai dari Garis-Garis Besar Haluan Negara (GBHN) di era Presiden Soeharto, berlanjut ke era Reformasi yang memperkuat Demokrasi dan semakin melibatkan masyarakat dalam pembangunan.

BACA JUGA: Permainan Sepak Bola Sebagai Analogi Kehidupan Indonesia Menurut Arsjad Rasjid

Jadi, bagian dari roadmap Indonesia Emas 2045 juga melihat dari sejarah negara kita. Dari pengamatan secara menyeluruh, Kadin Indonesia membangun sebuah peta jalan dari hari ini menuju 12 tahun ke depan, di mana negara kita akan merayakan seratus tahun kemerdekaan dari tangan penjajah dengan menjadi negeri yang lebih maju, berdaulat, makmur, dan berkelanjutan.

You may also like

More in News