Pemimpin perempuan semakin dibutuhkan di era modern ini. Hasil studi McKinsey menunjukkan, manajemen perusahaan yang memiliki keberagaman gender dalam jajaran kepemimpinannya, memiliki potensi kinerja yang lebih baik sebesar 39%.
Arsjad Rasjid juga pernah membahas hal ini dalam sebuah podcast ‘Ngobrol Sore Semaunya’, “Kalau mau melihat, sekarang ini sudah lebih banyak women leaders, tapi we need more,” kata Arsjad.
Arsjad Rasjid berbagi pandangannya tentang bagaimana pemimpin perempuan perlu mendapat dukungan dan lingkungan yang inklusif, serta menghargai keberagaman. Sebab hal ini dapat menjadi kunci membangun kebersamaan dan kerja sama yang lebih baik. Simak penjelasannya di bawah ini.
Daftar Isi
Peran dan fungsi pemimpin perempuan di perusahaan
Arsjad: masih banyak stigma stereotip terhadap image perempuan ketika menjadi pemimpin
Menghapus stereotip untuk mendorong perubahan
1. Memberikan kesempatan yang sama pada tiap individu untuk memimpin
2. Membangun Lingkungan Kerja dengan Dialog Terbuka dan Menghargai Keberagaman
Peran dan fungsi pemimpin perempuan di perusahaan
Penelitian McKinsey menunjukkan bahwa keterlibatan perempuan dalam manajemen tidak hanya soal kesetaraan, tapi juga berdampak positif bagi organisasi. Angka 39% mengindikasikan bahwa keberagaman dapat memberikan dampak signifikan terhadap inovasi dan pengambilan keputusan di perusahaan.
Dengan demikian, memungkinkan perusahaan merumuskan masalah dengan sudut pandang yang lebih luas dan mendapat solusi yang lebih komprehensif. Sudut pandang dan pendekatan tersebut mungkin merupakan aspek yang terabaikan dari laki-laki, dan bisa didapatkan dari perempuan yang terlibat.
Arsjad: masih banyak stigma stereotip terhadap image perempuan ketika menjadi pemimpin
Meskipun fungsi dan dampak peran perempuan dalam jajaran kepemimpinan sudah jelas, tak dimungkiri stereotip dan stigma kepada mereka masih ada. Pandangan tradisional bahwa perempuan cenderung emosional dan tidak tegas, masih sering melekat pada image pemimpin perempuan.
Penelitian McKinsey menunjukkan bahwa keterlibatan perempuan dalam manajemen tidak hanya soal kesetaraan, tapi juga berdampak positif bagi organisasi. Angka 39% mengindikasikan bahwa keberagaman dapat memberikan dampak signifikan terhadap inovasi dan pengambilan keputusan di perusahaan.
Tantangan yang dihadapi perempuan di lingkungan kerja, jarang diterima oleh rekan pria mereka. Seperti sulitnya mendapat dukungan tim, kurangnya kepercayaan serta peluang promosi.
Oleh karena itu, Arsjad Rasjid mengimbau agar kita dapat memutus lingkaran setan tersebut dengan keterbukaan akan keberagaman. Sehingga dapat terwujud lingkungan kerja yang inklusif dan saling menghargai.
Menghapus stereotip untuk mendorong perubahan
Arsjad mengingatkan bagaimana lingkungan kerja yang menghargai keberagaman adalah cerminan dari Bhinneka Tunggal Ika. Arsjad mengajak untuk mewujudkan lingkungan kerja yang inklusif bagi laki-laki maupun perempuan, sehingga setiap individu dapat menyuarakan aspirasi tanpa khawatir akan diremehkan dan dihakimi.
Arsjad mengimbau beberapa upaya ini untuk mendorong lingkungan kerja yang tidak lagi terjebak dalam pola pikir bahwa perempuan kurang dapat bekerja profesional atau kurang kompeten untuk posisi strategis di jajaran pemimpin.
1. Memberikan kesempatan yang sama pada tiap individu untuk memimpin
Dengan demikian, bukan hanya memberikan ruang bagi kesetaraan. Namun juga membuka peluang meluasnya perspektif dalam memecahkan masalah. Sehingga tercipta solusi yang inovatif dan efektif.
2. Membangun Lingkungan Kerja dengan Dialog Terbuka dan Menghargai Keberagaman
Cara ini juga mendorong setiap anggota organisasi atau perusahaan untuk aktif berkontribusi dan menjadi agen perubahan yang aktif, sehingga secara tidak langsung juga dapat menunjang pengembangan karir yang setara, baik laki-laki maupun perempuan.
Selain itu, metode di atas dapat menjadi cerminan dari Bhinneka Tunggal Ika. Di mana lingkungan kerja mampu mengakomodir kontribusi, aspirasi dan keberagaman yang ada di dalamnya.
BACA JUGA: Mengenal Lebih Dalam Gaya Kepemimpinan ASA oleh Arsjad Rasjid
Dengan melakukan upaya di atas, harapannya dapat memberikan ruang yang makin menghargai peran perempuan dalam organisasi. Merangkul kekuatan individu dalam sebuah tim, tanpa membedakan gender, dapat menjadi kunci kerjasama yang solid serta kesuksesan yang semakin berkelanjutan.