News

Mengenal Berbagai Perlengkapan Panahan Kuno dari Seluruh Dunia

ilustrasi perlengkapan panahan

Di masa sekarang, kita memiliki berbagai perlengkapan panahan yang memudahkan atlet untuk lebih fokus dalam melakukan olahraga ini. Dari busur yang ringan, anak panah yang terbuat dari campuran kayu, karbon, dan aluminium, hingga tas yang berguna untuk membungkus perlengkapan tersebut agar mudah dibawa ke mana saja.

Seperti yang kita ketahui bahwa memanah merupakan kegiatan yang sudah dikenal manusia sejak masa lampau. Mereka melakukannya untuk bertahan hidup, seperti berburu atau berperang. Kebiasaan ini terus berkembang hingga menjadi sebuah hobi. Bahkan Rasulullah SAW sangat mencintai olahraga ini sampai menjadi inspirasi bagi seorang Arsjad Rasjid mendedikasikan diri sebagai Ketua Umum PB Perpani, induk olahraga panahan Indonesia.

Di era modern, sudah pasti kita tidak akan menemukan lagi perlengkapan panahan yang digunakan oleh masyarakat kuno. Tentu saja, beda zaman, beda peradaban, beda kebudayaan, tentu juga beda perlengkapan panahan. Tetapi kita bisa melihat peninggalan-peninggalan sejarah di museum-museum yang memajang perlengkapan panahan di masa sebelum kita.

Dikutip dari worldarchery.sport, berikut adalah daftar berbagai jenis busur dan anak panah kuno dari berbagai museum di seluruh dunia.

Busur Turki

Perlengkapan panahan ini berasal dari abad ke-18 dan terbuat dari inti kayu, otot dan tanduk hewan. Busur ini digunakan sebagai alat perang, terutama bagi para pemanah berkuda Turki. Salah satu ciri khas busur Turki adalah hiasan yang indah di sudut-sudutnya, biasanya ukiran dengan pola dan warna yang unik.

Busur baja India

Sesuai dengan namanya, busur ini dibuat oleh para perajin panahan kuno dari India. Busur ini populer di abad ke-18 atau sekitar tahun 1700-an, menjadi senjata militer sekaligus alat untuk menunjukkan status sosial pemiliknya.

Busur baja India dibuat oleh tangan-tangan pengrajin perlengkapan panahan India dengan banyak dekorasi. Biasanya didesain menjadi dua bagian yang bisa dilepas-pasang agar bisa dibawa dengan lebih mudah.

Busur Amerika

Masyarakat asli Amerika menggunakan busur komposit untuk berburu dan berperang. Hanya saja, setiap wilayah memiliki jenis busur yang berbeda. Misalnya, untuk suku-suku Indian yang hidup di daerah Dataran menggunakan busur kayu dengan ukuran pendek dengan sandaran otot. Sedangkan busur dengan ‘badan’ yang lebih lebar dan rata ditemukan di sekitar California bagian utara.

Selain itu, masyarakat kuno Amerika juga senang menghias busur milik mereka. Salah satu contohnya adalah Suku Tolowa, yang menghias perlengkapan panahan mereka dengan kulit dan bulu rusa, yang dipercaya akan membuat busur menjadi lebih tenang saat melepaskan tembakan.

Busur komposit dari utara Amerika

Sebuah perlengkapan panahan yang dibuat oleh Suku Copper Inuit dan masyarakat di sekitar Arktik Kanada sekitar abad ke-20. Dibuat dari tanduk karibu serta penyangga dari otot (tendon) yang dililitkan dengan cara dikepang. Keunikan dari busur ini adalah lapisan-lapisan tulang yang harus diikat secara seksama dengan jalinan otot hewan. Dengan kondisi alam yang sulit, masyarakat di bagian utara benua Amerika harus menggunakan bahan seadanya karena sulit menemukan bahan berkualitas bagus untuk membuat panah.

Longbow untuk wanita

Longbow menjadi pilihan oleh para wanita Inggris ketika olahraga panahan menjadi hobi bagi bangsawan sepanjang abad 18 dan 19. Busur yang terbuat dari kayu yew atau kayu lancewood ini memiliki beberapa modifikasi, dikembangkan dari busur yang digunakan untuk berperang di abad sebelumnya.

Salah satu contohnya adalah busur buatan Philip Highfield. Perlengkapan panahan dari London ini beban tarik seberat 35 pon dengan nock tanduk dan pegangan berlapis beludru warna hijau. Sementara tali busurnya terbuat dari linen yang dipilin.

Busur ‘gakgung’ dari Korea

Di benua Asia, ada busur tradisional buatan Korea yang terbuat dari bambu dengan kombinasi kayu murbei, diperkuat dengan otot dan perut tanduk, lalu disatukan dengan lem yang terbuat dari kandung kemih ikan. Busur ‘gakgung’ ini bisa dipakai untuk menembak pada jarak sasaran 145 meter.

Busur ‘gakgung’ masih dibuat hingga sekarang oleh perajin alat panah Korea. Hanya saja, harganya sangat mahal karena diproduksi dengan sangat terbatas karena hanya segelintir orang yang bisa membuatnya.

Meare Heath

Meare Heath adalah busur kuno yang ditemukan di Somerset Levels, Inggris. Usianya cukup tua, diperkirakan berasal dari tahun 2.600 SM. Para perajin perlengkapan panahan, atau disebut juga bowyer mendesain busur ini dengan badan yang lebar, serta diperkuat dengan pita kulit yang didesain secara khas.

Panah dan mata panah

Seperti layang-layang dan benang, busur tak akan lengkap tanpa panah dan mata panah. Perlengkapan panahan kuno untuk keduanya ditemukan di banyak wilayah di berbagai penjuru dunia. Misalnya, mata panah peninggalan masyarakat kuno Australia, yang dibuat dari kaca dan diikat di ujung anak panah.

Ada juga anak panah peninggalan masyarakat Kepulauan Solomon yang hidup di sekitar tahun 1920-an. Mereka melapisi anak panah dan busur dengan anyaman yang unik, yang tampaknya lebih digunakan sebagai penunjuk status sosial ketimbang senjata untuk berburu.

Bracer

Bracer bukan sekadar apparel modern. Keberadaan perlengkapan panahan ini sudah ada sejak lama dan kini banyak dipajang di berbagai museum peninggalan bersejarah. Salah satu contohnya adalah Bracer dari gading gajah dengan ukiran yang menggambarkan Santo Sebastian, pelindung para pemanah dalam agama Kristen.

Quiver

Quiver, berbentuk tas yang diletakkan di punggung atau pinggang dan berfungsi sebagai wadah untuk anak panah. Setiap budaya memiliki ciri khas dalam memproduksi Quiver. Kebanyakan dihiasi dengan ornamen-ornamen indah sehingga Quiver tak sekadar perlengkapan panahan, tapi juga simbol status sosial.

BACA JUGA: Mengenal Lebih Dekat Panahan dengan Menguak Usia Busur dan Panah

Beberapa contoh di atas hanya beberapa dari perlengkapan panahan kuno yang bisa ditemukan di museum-museum peninggalan bersejarah. Sebagian masih diproduksi dengan jumlah terbatas, sementara banyak lainnya yang kini menjadi pajangan karena tak lagi sesuai dengan kultur dunia memanah modern.

You may also like

More in News