Indonesia mulai ancang-ancang dalam meraih impian besarnya dengan mempersiapkan Peta Jalan Indonesia Emas 2045. Sebuah rancangan untuk menjadikan negara kita sebagai salah satu penentu masa depan dunia dan dijalankan oleh generasi-generasi terbaik.
Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia menjadi salah satu elemen bangsa yang antusias dalam mewujudkan Indonesia Emas. Wacana Indonesia Emas ini sebenarnya sudah digaungkan sejak beberapa waktu, tepatnya ketika Kadin menyampaikan komitmen terkait narasi ini kepada Presiden saat Rapimnas 2022 di awal Desember 2022. Kemudian materi Indonesia Emas ini diolah ke dalam beberapa kali Townhall seperti yang terbaru pada bulan Mei kemarin.
Townhall tersebut dibagi menjadi tiga sesi yang masing-masing membahas tentang finalisasi peta jalan melalui diskusi antar klaster, diskusi nilai-nilai gotong royong dan Bhinneka Tunggal Ika dalam peta jalan Indonesia Emas, serta tindak lanjut dan sosialisasi Peta Jalan Indonesia Emas 2045.
Memastikan Peta Jalan Indonesia Emas bisa berjalan dengan visi bersama
“Sejak Januari lalu, Kadin Indonesia dengan bantuan Bapak/Ibu telah menghimpun masukan dan input dari tiap sektor, dengan melibatkan berbagai asosiasi, NGO, Kadin Daerah, hingga serikat buruh untuk bersama-sama mengembangkan roadmap ini,” ujar Arsjad dalam Townhall beberapa waktu lalu.
Pria yang juga memiliki misi memajukan UMKM Asia Tenggara lewat berbagai legacy projects di ASEAN-BAC tersebut melanjutkan bahwa Townhall ini merupakan satu kegiatan untuk memastikan semua strategi yang tertuang dalam peta jalan Indonesia Emas bisa sejalan dengan visi bersama.
Bagi Arsjad, cita-cita Indonesia Emas 2045 bukan miliknya atau Kadin Indonesia semata, namun juga cita-cita bangsa Indonesia. Karena alasan itu pula Kadin Indonesia merangkul banyak pihak agar memberi sumbangsih dalam mengembangkan peta jalan menuju Indonesia Emas di tahun 2045, termasuk Bappenas yang sedang mengembangkan RPJPN 2025-2045
Ia menuturkan bahwa patokan Indonesia Emas bukan hanya target GDP, tetapi juga bagaimana dapat membantu Indonesia keluar dari middle income trap.
“Kita harus bisa tingkatkan pendapatan per kapita kita, dari yang sekarang sekitar USD 4.700 ke USD 13,000 sebelum tahun 2045. Dengan begitu indonesia memiliki kemampuan untuk mengalokasikan resources untuk pembangunan infrastruktur dan sosial, meningkatkan kualitas hidup masyarakat dan menciptakan lapangan kerja yang lebih banyak untuk mencapai pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi,” sambung Arsjad.
Untuk itu, menurut Arsjad, dalam mencapai target-target yang diinginkan, peta jalan Indonesia Emas harus dibuat secara menyeluruh, termasuk sektor pendidikan dan kesehatan, dan juga sektor-sektor industri agar dapat meningkatkan efisiensi bisnis melalui digitalisasi, sekaligus bisa menyempurnakan rencana-rencana yang sedang dirancang oleh Bappenas.
Inklusif, faktor utama dalam Peta Jalan Indonesia Emas 2045
Dalam membuat rancangan Indonesia Emas 2045, Arsjad Rasjid juga mengingatkan tentang pentingnya inklusivitas agar tidak ada satu suara pun yang tertinggal. Ia berharap agar semua pihak bisa memberi andil dalam pembangunan nasional sehingga peta jalan Indonesia Emas bukan hanya dalam cakupan tentang ide-ide dunia usaha, tetapi seluruh komponen bangsa secara inklusif.
Dengan target penyelesaian draft di bulan Juli 2023, Arsjad ingin semua yang terlibat memberikan dukungan dalam menyempurnakan rancangan besar tersebut bersama bersama dengan pemangku kepentingan lain.
“Dukungan dan kontribusi Bapak/Ibu dalam proyek ini sangatlah berarti, karena dapat menentukan masa depan Indonesia,” pungkasnya.
Pembahasan penting di bidang ekonomi, industri, hingga pariwisata
Wakil Ketua Umum Kadin Indonesia Bidang Organisasi Eka Sastra mengatakan bahwa Townhall tersebut menitikberatkan pada satu ambisi, yaitu menempatkan ekonomi Indonesia sebagai salah satu yang terbaik di dunia.
“Diharapkan Indonesia dapat menjadi ekonomi 4 terbesar di dunia jika mengikuti proyeksi GDP di 2045. Selain dari GDP harus juga dilihat dari income per capita, sehingga menciptakan ekonomi yang resilient, pendapatan tinggi, pemerataan ekonomi, serta perekonomian yang sustainable,” kata Eka.
Sementara dalam diskusi lintas sektor, Wakil Ketua Umum Kadin Bidang Perhubungan denon Prawira Atmadja menggarisbawahi isu-isu tentang isu pentingnya efisiensi biaya logistik, harmonisasi regulasi dan mendorong aturan-aturan melihat dari sisi ekonomi, adanya pengembangan local value untuk meningkatkan pendapatan dari sektor pariwisata.
Dalam pembahasan tentang peningkatan daerah-daerah wisata, Wakil Ketua Umum Bidang Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Triawan Munaf menekankan tentang vitalnya sarana transportasi massal, seperti MRT atau LRT pada daerah-daerah yang jumlah wisatawannya semakin meningkat, seperti Bali.
Tak ketinggalan juga, Townhall roadmap Indonesia Emas ini juga menyentuh sektor manufaktur, keberlanjutan dan ketahanan pangan yang harus dikembangkan beriringan. Beberapa masukan yang muncul dari para peserta Townhall, antara lain adalah hilirisasi industri yang harus menjadi jargon, penerapan industri yang sustainable dengan memperhatikan manajemen limbah yang baik, peningkatan kualitas produk pertanian, dan bagaimana upaya Indonesia beralih dari negara komoditas menjadi negara industri.
Sementara di sektor UMKM, ada usulan tentang penguatan untuk peran pendampingan, jaringan Kadin Provinsi yang menjadi UMKM unggulan, serta konten pendampingan yang dibutuhkan. Selain itu, ada juga bahasan mengenai pentingnya penguatan database UMKM demi kemudahan dalam pemetaan dan seleksi UMKM, mendorong penggiliran penerima manfaat pendampingan, mendorong gerakan kemitraan UMKM inklusif agar UMKM naik kelas, penerapan inclusive closed loop kerjasama perusahaan besar dengan usaha-usaha mikro, kecil dan menengah yang sesuai dengan bidang atau sektor bisnis usahanya, serta memberlakukan program one region one product sebagai unggulan daerah.
Pembahasan tentang Peta Jalan Indonesia Emas 2045 ini juga menekankan tentang penerapan nilai-nilai bangsa Indonesia yang menjunjung Pancasila. Rancangan peta jalan Indonesia Emas diharapkan sejalan dengan Bhinneka Tunggal Ika dan semangat gotong royong. Jadi perlu adanya pengawalan pada peraturan-peraturan pemerintah terhadap sektor unggulan untuk nilai jangka panjang, serta menjaga konsistensi terhadap keunggulan economic value yang harus didukung dengan kualitas SDM yang baik.
BACA JUGA: Komitmen Arsjad Mendukung Berbagai Program Masyarakat Ekonomi Syariah (MES)
Tak ketinggalan juga pembahasan tentang isu kolaborasi untuk tumbuh bersama, bukan individual growth. Selain itu, para peserta Townhall juga merasa perlu adanya reformasi pendidikan dalam memuluskan jalan menuju Indonesia Emas 2045.