Sebenarnya mana yang lebih baik, mendengarkan atau berbicara?
Satu pertanyaan yang pasti menjadi pikiran dari banyak orang. Menjadi orang yang berbicara berarti apa yang kita pikirkan dan ungkapkan akan sampai ke banyak telinga. Berbeda dengan pendengar yang lebih banyak berdiam diri.
Namun ternyata menurut Arsjad Rasjid, menjadi pendengar itu tak selamanya berdampak negatif untuk pelakunya. Justru sebaliknya, mereka yang mendengarkan orang lain justru bisa mendapatkan banyak manfaat.
Apa saja kebaikan ketika kita lebih banyak mendengarkan? Lewat sesi berbagi di media sosial, Arsjad Rasjid mengungkapkan manfaat menjadi pendengar.
Mendengarkan adalah bentuk kepedulian kepada orang lain
Dalam kehidupan sehari-hari kebanyakan dari kita mendapat ‘doktrin’ untuk menjadi orang yang yang berbicara, yang memberikan ide atau masukan, dan banyak hal yang membuat kita didengarkan orang lain. Memang, menjadi orang yang kritis dan aktif itu memberikan nilai positif, apalagi bila apa yang kita sampaikan bersifat solutif.
Sayangnya, banyak yang kelepasan dengan kebiasaan mengemukakan pendapat ini. Terlalu asyik berbicara hingga akhirnya lupa bahwa sebagai manusia kita tidak hanya butuh didengarkan tapi juga mendengarkan.
“Ada sesuatu yang sangat penting yang sering kita lupakan. Mendengarkan,” ujar Arsjad Rasjid.
Fakta yang sering terjadi, kita terlalu sibuk berbicara, mengutarakan apa yang ada di pikiran kita, hingga akhirnya lupa bagaimana cara mendengarkan orang. Padahal, menjadi orang yang diam dan memberi kesempatan orang lain untuk berbicara itu penting karena banyak hal yang bisa kita pelajari langsung dari mereka.
Dengan mendengarkan, ada banyak kesempatan bagi kita untuk memahami perasaan dan pandangan orang lain. Inilah yang sering terlupakan di dunia diskusi modern. Dalam setiap pembicaraan sering terjadi interupsi, memotong waktu bicara orang lain demi keuntungan diri sendiri. Salah satunya, tentu saja agar idenya tidak tenggelam oleh masukan pembicara lain.
Bila dicerna baik-baik, mempertahankan pendapat dengan tidak memberi kesempatan orang lain untuk berbicara itu seperti perbuatan curang. Hal tersebut juga akan membuat orang lain memandang kita sebagai sosok yang arogan, egois, anti terhadap masukan, dan yang paling parah adalah tidak menghargai orang lain.
Jadilah pendengar, hargai orang lain dan diri sendiri
“Mendengarkan adalah hal yang sangat penting untuk membangun hubungan yang baik dalam memahami orang lain,” ujar Arsjad Rasjid yang juga CEO perusahaan batu bara dan aneka energi terbesar di Indonesia, PT Indika Energy Tbk.
Kekuatan dari mendengarkan itu tak hanya memberi manfaat bagi Anda sendiri. Begitu juga dengan orang yang terlibat diskusi dengan Anda. Ketika seseorang merasa didengar, ia akan memberi lebih banyak nilai positif kepada orang yang mendengarkannya karena merasa dihargai.
Selain itu, bagi Anda yang saat ini berada di kursi kepemimpinan, perlu untuk mengetahui bahwa dengan mendengarkan akan ada lebih banyak pintu untuk memecahkan masalah. Ini karena bukan kita saja yang memikul tanggung jawab untuk memberi solusi, namun juga orang lain, yang bisa jadi memiliki ide lebih baik untuk menyelesaikan masalah tersebut.
Jadi, mulailah untuk menjadi pendengar yang baik. Arsjad Rasjid menyarankan supaya kita berlatih untuk vakum sejenak, meninggalkan dunia kita dan berpetualang ke dunia orang lain. Dengan mendengarkan, kita membuka kesempatan untuk menurunkan ego, menghargai orang lain, memiliki lebih banyak kunci jawaban dari masalah, dan membuat kita lebih dihargai orang lain.
BACA JUGA: Arsjad Rasjid: Dari Bisnis Batu Bara Menuju Energi Hijau
“Ini akan membuat perbedaan besar dalam hidup kita dan hidup orang lain,” pungkas Arsjad.