ESG adalah singkatan dari Environmental, Social, and Governance. Istilah ini menjadi sebuah konsep yang makin marak digunakan sebagai ‘standar’ untuk negara maju dengan mengedepankan kegiatan pembangunan, investasi serta bisnis yang berkelanjutan sesuai dengan tiga faktor pentingnya, yaitu yaitu lingkungan, sosial dan tata kelola.
Perubahan iklim ekstrem serta berbagai faktor lainnya semakin mendorong para investor akan pentingnya memiliki pembangunan yang berkelanjutan. Inilah yang memicu lahirnya ESG sebagai pandangan ke depan bagi setiap perusahaan.
Jadi perusahaan yang berpedoman pada ESG di setiap praktik bisnis serta investasinya juga wajib untuk mengintegrasikan dan mengimplementasikan prinsip-prinsip terhadap pelestarian lingkungan, tanggung jawab sosial, juga untuk tata kelola yang baik.
Konsep ESG wajib dipahami dan dilakukan UMKM Indonesia
Tak hanya bagi perusahaan besar, ESG adalah investasi terbaik untuk usaha mikro, kecil, serta menengah (UMKM). Hal ini disampaikan oleh Arsjad Rasjid, pengusaha sekaligus pemerhati UMKM nasional. Pria yang sering berbagi inspirasi lewat media sosial mengemukakan pandangannya tentang pentingnya ESG sebagai investasi UMKM.
Mengawali topik menarik yang penting bagi pembangunan berkelanjutan ini, Arsjad menjelaskan bahwa dalam beberapa tahun terakhir ESG adalah konsep yang ‘nice to have’ bagi perusahaan-perusahaan.
Arsjad menjelaskan bahwa ESG pertama kali dicetuskan oleh International Finance Corporation (IFC) di tahun 2005. Dari titik ini, konsep tentang ESG terus berkembang. Bahkan, menurut Ketua Umum PB Perpani ini, ESG adalah konsep yang juga tepat bagi UMKM lokal.
Tiga alasan mengapa ESG adalah konsep yang tepat bagi UMKM
Lebih lanjut, Arsjad mengungkapkan tiga poin yang menjadi bukti pentingnya penerapan ESG bagi UMKM Indonesia.
“Pertama, UMKM merupakan penggerak utama ekonomi Indonesia. Lebih dari 60 persen PDB kita disumbangkan oleh UMKM, dan lebih dari 97 persen lapangan kerja disediakan pelaku UMKM,” kata Arsjad.
Dari data tersebut bisa dilihat pentingnya ESG pada UMKM. Adopsi terhadap konsep ini akan memberi dampak keberlanjutan yang besar bagi para pengusaha mikro, kecil dan menengah. Terlebih dengan adanya dorongan bagi UMKM untuk naik kelas agar bisa bersaing di pasar global.
“Kedua, UMKM akan mendapat peluang pengembangan usaha yang lebih besar jika mengadopsi ESG,” lanjutnya.
Menurut Arsjad, abai terhadap ESG adalah jalan menuju hilangnya berbagai peluang usaha. Misalnya, peluang untuk ekspor ke Eropa di mana Uni Eropa saat ini memberlakukan kebijakan carbon tax adjustment. Ini adalah tambahan pajak yang akan dikenakan bagi produk-produk tidak ramah lingkungan. Bila tidak mengindahkan penggunaan ESG, kerugian yang didapatkan oleh para pelaku UMKM yang ingin melakukan ekspor ke negara-negara Eropa juga akan semakin besar.
Poin ketiga bagi perusahaan yang mengedepankan ESG dalam produksinya adalah terciptanya akses untuk mendapatkan Green Finance atau Pembiayaan Hijau. Ini adalah sebuah konsep dalam perbankan yang bertujuan untuk mempromosikan investasi ramah lingkungan dan proyek pembangunan jangka panjang.
“Saat ini perbankan tengah mendorong penerapan keuangan berkelanjutan melalui permodalan pada UMKM hijau. Or this is, bagian daripada green energy ataupun ekonomi hijau,” jelas Arsjad.
BACA JUGA: Mengenal Lebih Dalam ESG dan Alasan Kenapa jadi Makin Populer
Dengan adanya komitmen dari Pemerintah untuk Indonesia dengan net zero emission pada tahun 2060, setiap sektor, baik publik maupun swasta sudah sepantasnya memulai langkah untuk penerapan ESG dalam setiap proses produksi.
Jadi, bagi para pelaku UMKM, sudah siapkah untuk menerapkan konsep ESG dalam usaha Anda?