Sebagai makhluk sosial, hubungan manusia dengan sesamanya itu sangat penting. Tidak ada satu pun di antara kita yang bisa hidup sendiri tanpa bantuan orang lain. Karena itu, wajib bagi kita untuk menjadi sahabat ketimbang memupuk permusuhan yang justru menumbuhkan antipati.

Ungkapan ini sama halnya dengan apa yang disampaikan oleh Arsjad Rasjid di salah satu video Instagram-nya. Membahas tentang bagaimana cara menjaga hubungan manusia dalam pandangan Stoicism, pengusaha inovatif Tanah Air tersebut mengingatkan bahwa setiap manusia memiliki dua telinga dibandingkan satu mulut. Jadi sudah sepatutnya bagi kita untuk lebih banyak mendengarkan dan memahami perspektif orang lain dibandingkan berucap untuk menghakimi.

Dalam Stoicism, menjaga hubungan manusia itu seperti merawat tumbuhan

Mengawali tema tersebut, Arsjad menggambarkan koneksi antar-manusia itu layaknya merawat tumbuhan.

“Kita sebagai manusia adalah makhluk yang diciptakan untuk membutuhkan orang lain dan hubungan dengan sesama manusia itu ibarat tanaman yang harus dirawat dengan berbagai pupuk, matahari yang cukup, dan air untuk menyuburkannya,” kata Ketua Umum PB Perpani tersebut.

Prinsip tentang hubungan manusia ini diambil oleh Arsjad dari salah satu filosofi terkenal yang dianut oleh banyak orang, yaitu Stoicism. Sebuah filosofi yang mengajarkan tentang kebahagiaan hidup serta bagaimana cara manusia menyikapi hal-hal di luar diri yang bukan merupakan kendali kita..

Perkuat empati untuk pererat hubungan manusia dan sesamanya

Pesan Arsjad tentang membangun hubungan manusia yang lebih baik lewat filosofi Stoicism ini adalah dengan melatih empati kita. Selalu mencoba untuk menempatkan diri sendiri di posisi orang lain dan merasakan apa yang mereka rasakan.

Menurut Arsjad, dengan melatih kekuatan empati, kita bisa mendapatkan manfaat sebagai berikut:

  • Memahami perasaan dan perspektif orang lain.
  • Mampu mendengarkan orang lain secara cermat, berempati, serta bersikap adil dalam setiap percakapan dan interaksi.

Dua hal di atas akan membantu kita untuk menciptakan hubungan manusia yang lebih baik serta meningkatkan kepekaan terhadap dukungan.

Terkadang manusia hanya ingin didengarkan

Selain itu, Arsjad menekankan bahwa ketika memiliki empati yang kuat, seseorang mampu memahami konteks tentang bagaimana manusia bisa berada di sebuah titik tertentu. Ia menjelaskan bahwa sangat sulit bagi kita untuk tidak menghakimi atau menilai ketika menghadapi sebuah situasi.

“Tapi kita juga perlu ingat dalam menyediakan dan menjaga hubungan dengan orang lain kita tidak melulu perlu menjadi ‘THE FIXER’,” tegas Arsjad.

Dalam sebuah perbincangan atau ‘sesi curhat’ dengan teman, tak perlu menjadi sosok pahlawan dengan ribuan solusi yang Anda sampaikan. Mungkin ada harapan dari Anda, untuk menjadi pintu bagi jalan keluar yang dibutuhkan sahabat yang sedang mengalami masalah.

Padahal, menurut Arsjad, akan lebih baik bila kita tidak menjadi juri, hakim, atau penyedia solusi. Justru segala hal akan menjadi lebih baik bila Anda menyediakan dua telinga untuk mendengarkan setiap masalahnya, menganggukkan kepala tanda memahami apa yang ia sampaikan, serta menyediakan bahu untuk sandaran kepalanya.

BACA JUGA: Stoicism Adalah Kunci Ketenangan Hidup, Begini Menurut Arsjad Soal Stoic

Itulah yang disampaikan Arsjad mengenai menjaga hubungan manusia dari sudut pandang Stoicism. Tidak menghakimi dan hanya perlu hadir mendengar dengan tulus dan empati, sudah cukup membantu supaya beban sahabat Anda terasa lebih ringan bersama-sama.

 

View this post on Instagram

 

A post shared by Arsjad Rasjid (@arsjadrasjid)

You may also like

More in Inspirasi