Salah satu alasan mengapa anak muda harus memperhatikan Capres nomor urut 3 Ganjar Pranowo adalah adanya program pendidikan vokasi yang bakal diwujudkan saat memenangi Pemilu 2024 nanti. Diyakini bahwa solusi ini bakal mampu mengatasi pengangguran dengan meningkatkan kemampuan Sumber Daya Manusia (SDM) Indonesia sehingga sesuai dengan kebutuhan industri dan dunia kerja masa kini.
Disinggung pada Debat Perdana Pilpres 2024 bulan Desember lalu, Ganjar menyatakan bahwa Indonesia perlu mempersiapkan SDM yang tangguh dengan kewajiban sekolah 12 tahun dan gratis. Dengan kualitas SDM yang siap kerja, industri pun lebih baik dan semakin besar peluang investasi untuk masuk.
Arsjad dukung pendidikan vokasi untuk kembangkan SDM Indonesia
Pernyataan ini diperkuat oleh Ketua Tim Pemenangan Nasional (TPN) Arsjad Rasjid. Sebagai tokoh pengusaha nasional, dirinya sangat menyetujui program pendidikan vokasi yang dicanangkan Ganjar-Mahfud. Selain meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia, juga memperbaiki taraf hidup mereka. Hal itu ia sampaikan lewat media sosial Instagram-nya.
“Sekolah dapat gaji dan lulus langsung kerja. Siapa yang mau?” tanya pria yang juga menjabat sebagai Ketua Umum PB Perpani tersebut.
Melanjutkan dukungan terhadap program 17 juta lapangan kerja, Arsjad Rasjid kembali mengingatkan tentang pentingnya pendidikan vokasi sebagai langkah akselerasi untuk hilirisasi dan industrialisasi di Indonesia. Namun yang harus dicatat bahwa saat ini skill tenaga kerja kita masih kurang terampil, kurang kompeten, serta masih belum siap untuk menerima tantangan tersebut. Akibatnya, tenaga kerja kita bakal kalah bersaing dengan para pekerja dari luar negeri.
“Jangan sampai begitu, dong. Karenanya, butuh percepatan dalam transformasi pendidikan vokasi,” imbuh Arsjad.
Dalam hal ini, Pemerintah harus gerak cepat dalam mempersiapkan para generasi muda penerus bangsa, para siswa-siswa yang masih sekolah, terutama yang di SMK atau Politeknik agar ketika lulus dan mendapatkan ijazah bisa langsung bekerja.
Mengapa harus vokasi?
Seperti yang dibahas dalam konten-konten sebelumnya, Arsjad menekankan bahwa lulusan SMK saat ini mendominasi angka pengangguran pekerja Indonesia. Jumlahnya mencapai 7,6 juta jiwa.
Demi meningkatkan kualitas SDM, Arsjad menekankan pada program ‘Sekolah Dapat Gaji, Lulus Pasti Kerja.’ Apa yang bakal dikedepankan oleh program ini?
“Pertama, membentuk Task Force Lintas Lembaga Pemerintah untuk implementasi Kurikulum Merdeka Belajar,” ujar Arsjad.
Ia menyadari bahwa kurikulum ini sudah cocok dengan cita-cita untuk meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia Indonesia. Untuk itu, program yang sudah bagus akan dilanjutkan dan lebih disempurnakan lagi.
“Kedua, mengalokasikan anggaran. Untuk apa? Gaji magang dan insentif guru,” jelasnya.
“Lalu yang ketiga, memfasilitasi sertifikasi kompetensi. Disesuaikan dan bekerja sama dengan asosiasi seperti Kadin, misalnya, dan industri terkait,” lanjut Arsjad.
“Keempat, setelah lulus, Pemerintah akan membantu dari sisi penyaluran kerja, lalu pinjaman modal,” imbuhnya.
BACA JUGA: Arsjad Rasjid Siapkan Program Vokasi untuk Perkuat Wirausaha Muda
Arsjad yakin bahwa empat langkah di atas bisa diimplementasikan bagi para siswa SMK dan Politeknik. Saat menjabat sebagai Gubernur Jawa Tengah, Ganjar sudah melakukan transformasi program vokasi ini lewat program SMKN Jateng dan e-Makaryo. Dua program ini juga menjadi tumpuan bagi generasi muda untuk kemudahan dalam mendapatkan pekerjaan.
Diharapkan, program-program tersebut juga bisa menjadi solusi yang tepat untuk menekan pengangguran serta memberantas kemiskinan di Indonesia.