Membangun branding UMKM dengan matang adalah kunci sukses di tengah persaingan pasar yang semakin kompetitif. Di era digital saat ini, branding bukan hanya soal logo atau tagline yang menarik, melainkan tentang membangun citra yang konsisten, impresif, dan relevan dengan konsumen.
Namun, bagaimana strategi yang tepat untuk dapat memiliki branding kuat tersebut? Arsjad Rasjid membagikan tips penting branding UMKM yang mudah dipraktekkan, khususnya bagi para pengusaha yang baru merintis bisnis mereka. Coba dan buktikan sendiri strategi membangun citra bisnis yang simpel tapi powerful ini.
Daftar Isi
1. Sebelum branding UMKM, kenali brand audience
2. Tuangkan cerita brand dalam logo dan identitas visual
3. Konsisten bercerita di semua platform
4. Jangan takut ikut tren
1. Sebelum branding UMKM, kenali brand audience
Langkah pertama dalam membangun branding adalah memahami Brand audience yang mencakup behaviour (perilaku), values (nilai yang dianut) dan preferensi dari target audience kita. Sebagai contoh, jika target market kita adalah gen Z, maka kita perlu menggali lebih dalam tentang values dan behaviour mereka.
Arsjad Rasjid menyebutkan bahwa Gen Z merupakan audience yang values driven, di tengah dunia yang bergerak dengan cepat dan penuh ketidakpastian. Sehingga sebagai pemilik usaha yang menyasar target market ini, penting untuk benar-benar mengenali brand audience kita.
2. Tuangkan cerita brand dalam logo dan identitas visual
Meskipun terkesan simpel dan mudah, logo dan identitas visual akan menjadi wajah dari bisnis kita. Setelah mengenal audience dan menemukan formula serta DNA brand kita, investasikan waktu untuk mendesain pedoman visual yang mencerminkan brand usaha.
Konsisten dalam penggunaan warna, font dan elemen desain saat membuat dan menggunakan logo brand sangat penting sebagai identitas dan pembeda dari brand lainnya. Misalnya pada materi promosi, media sosial, kemasan, hingga website.
3. Konsisten bercerita di semua platform
Yang tidak kalah penting adalah memiliki brand story, yaitu sebuah narasi yang menceritakan asal usul brand, visi misi dan nilai yang diusung suatu brand. Bagian ini bukan hanya sejarah lahirnya sebuah bisnis, tetapi perjalanan dan pengalaman yang nantinya dapat membentuk karakter sebuah brand.
Di sisi lain, brand story dapat menciptakan hubungan emosional antara merek dan konsumen. Sebagai contoh, produk skincare yang meng-empower para acne fighters karena pemilik usahanya juga pernah memiliki masalah dengan kulit berjerawat.
Brand story ini dapat disampaikan dalam promosi di media sosial, halaman e-commerce, hingga materi kerjasama dengan KOL. Pastikan semuanya memiliki benang merah yang sama, yaitu brand identity.
4. Jangan takut ikut tren
Dalam proses menciptakan brand awareness, memanfaatkan tren atau momentum yang sedang terjadi juga bisa menjadi strategi yang baik. Dalam hal ini, pastikan tren atau momentum tersebut tetap relevan dengan values brand kita.
Arsjad Rasjid mencontohkan Eiger yang berhasil menerobos pasar dan menjadikan dirinya relevan kembali dengan mengikuti tren. Brand tersebut berkomunikasi kepada audience dengan pendekatan yang lebih emosional kepada audience.
BACA JUGA: Tips Membuat Logo UMKM yang Menarik untuk Usaha Anda
Teknik branding UMKM di atas dapat diaplikasikan agar merek usaha kita mendapatkan awareness yang lebih optimal. Jangan lupa untuk tetap konsisten dan up to date dengan tren, agar merek usaha kita dapat terus bertahan di tengah persaingan yang ada.